💮 Cerita 5 💮

458 52 11
                                    

[Cerita ini hanya fiktif semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Cerita ini hanya fiktif semata. Apabila ada kesamaan nama tokoh dan tempat hanya suatu kebetulan.]

🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀

Shou terpaksa memperpendek cuti pernikahannya setelah Taehyung memberondong telepon di pagi buta. Lelaki itu nyaris mengamuk akibat keasyikannya mencumbu Hee Young terganggu dering berisik gawai.

“Kau harus kembali bekerja. Syuting drama Water God dimajukan.”
Hanya itu ucapan Taehyung setelah Shou berusaha mengabaikan sebelas panggilan semalam suntuk. Dia melirik kesal pada istrinya yang melarang gawai dimatikan.

“Kau sengaja, ya? Agar bisa kabur dariku?” tanya Shou jengkel.

Hee Young menyanggul rambutnya jadi cepol kecil. Mengaitkan tali masker ke dua telinga. Lalu menurunkan topi bucket dalam-dalam hingga tak memungkinkan wajahnya terekspos.

“Tidak, tapi instingku mengatakan Tuan Manajer akan meneleponmu.”

“Hah, apa kau cenayang?” Shou membelokkan mobil memasuki pelataran parkir The Shilla Hotel, lokasi syutingnya hari ini. Begitu jadwal terkirim, Shou diseret-seret Hee Young masuk mobil dan memaksanya tancap gas ke lokasi.

“Buka bagasinya, Shou,” pinta Hee Young.

“Padahal aku masih ingin bercinta denganmu,” gerutu Shou. Dia tahu wajah cantik itu tengah merona karena ucapan tak senonohnya. Tapi, entah mengapa, menggoda perempuan itu jadi hobi baru yang sangat menyenangkan. Menyadari Hee Young tersipu padanya membuat hati Shou jadi hangat.

“Sudahlah, cepat turun.” Tangan Hee Young sudah berada di pintu mobil.

Chagiya(1)?”  panggil Shou. Tersenyum senang melihat bahu mungil itu menegang kaku. “Aku belum dapat sarapan pagiku.”

“Kau sudah makan roti tadi.” Hee Young tak menoleh. Masih terlalu syok dengan panggilan sayang perdana Shou padanya.

“Tapi aku belum sarapan yang lain. Ke mari.” Shou menangkup wajah Hee Young dan mendaratkan ciuman lembut di bibir. Dia terhenti sejenak sebelum melepas satu tali masker, berhasil mendapatkan bibir kekasihnya lalu melumat panas tanpa ampun.

Dan Shou sangat senang kala Hee Young meleleh. Polanya selalu sama. Tubuh tegang istrinya perlahan-lahan mengendur, rileks, lalu sepasang lengan yang halus terangkat melingkari lehernya. Tengkuknya akan mendapat sentuhan jari-jemari lentik. Jika suasana memungkinkan, outcourse itu akan berlanjut ke sesi yang lebih intim.

“Shou, berhenti.” Hee Young tersengal.

Shou patuh. Berat hati dia melepaskan Hee Young. Pandangannya memergoki beberapa pasang mata melihat ke arah mobil mereka. Lelaki itu meringis. Lupa jika kaca mobil yang dipakainya hari ini setransparan plastik bening.

Saat mereka turun, bisik-bisik gencar terjadi. Shou memamerkan senyum tipis pada para penggemarnya sebelum merangkul protektif pinggang Hee Young yang tengah menggeret koper make up. Pameran kemesraan yang sukses mendatangkan kesiap keras keterkejutan.

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang