Cerita 10

360 50 11
                                    

Shou tertegun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shou tertegun. Netra emasnya menatap lekat-lekat perempuan mungil itu. Semudah itu Hee Young berubah pikiran?

Sepertinya perempuan itu mengerti keheranan Shou. Ucapan yang meluncur dari bibir ranumnya membuat pria itu tersenyum geli.

"Lakukan dengan cepat, mumpung aku aku."

Buku jari Shou mengelus pipi Hee Young. "Kau mabuk. Aku tak mau melakukannya saat otakmu tak tahu apa yang diinginkan."

Lelaki itu mencondongkan tubuh dan mencium kening Hee Young. "Tidurlah! Besok pagi kubuatkan sup anti mabuk untukmu."

Hee Young menggeleng keras. Tidak! Tidak! Dia harus mengalahkan rasa pengecutnya. Lelaki ini berbeda dengan yang dulu.

Mereka sudah pernah melakukannya di malam pertama pernikahan. Sekarang tak ada bedanya dengan kemarin. Hee Young menelan ludah. Bercinta dengan Shou tak sesulit anggapannya selama ini. Dulu dia takut, trauma itu membelenggunya sangat kuat.

Namun, Shou berbeda. Pria itu memperlakukannya sangat lembut. Tak ada ancaman, tak ada intimidasi. Semuanya mengalir dari dalam hati.

Sekarang atau tidak sama sekali.

Ujung jemarinya menyentuh bahu telanjang Shou. Sungguh, dia sangat berterimakasih pada setiap tetes alkohol yang ditenggaknya. Setidaknya cairan itu mampu membangkitkan keberaniannya berdekatan dengan pria ini.

"Ada apa, Hee Young." Shou kembali membuka mata dan menoleh.

Hee Young menjilat bibir. Tubuhnya bergerak ke depan dan langsung menempelkan bibir ke bibir Shou. Dia bisa merasakan lelaki itu menegang.

"Hee Young?"

"Jangan menolak, kumohon?" Suaranya bergetar. Telapak tangannya menangkup pipi lelaki itu dan berbisik meminta, "Biarkan aku melakukannya."

Shou diam saja. Hee Young menyembunyikan kegugupan dengan melumat bibir tipis suaminya. Lelaki itu spontan membuka mulut dan ciuman mereka berubah jadi panas dalam sekejap.

Tak ada yang dilakukan Shou selain membalas ciumannya. Hee Young diserang panik. Meski lelaki itu melakukannya selembut malam pertama mereka, tetap saja Hee Young gemetar.

"Kita bisa berhenti, Chagiya." Shou melepas ciumannya. Napas lelaki itu tersengal.

Hee Young mengamati hasil cumbuan mereka di wajah Shou. Bibir lelaki itu bengkak. Rona merah muda membayang di wajah putihnya. Perempuan itu tersipu malu mengingat hal yang sama juga pasti terjadi padanya.

"Aku tak mau berhenti." Jemarinya mengelus rahang kokoh Shou.

"Kau tidak menginginkanku, Hee Young." Dia meraih kepala Hee Young dan mengecup puncak kepalanya. "Aku akan pergi. Kau lebih baik tidur."

"Kau tak menginginkanku?" tanya Hee Young dengan nada kecewa yang tak ditutup-tutupi.

Shou melotot garang. "Astaga, Sayangku. Saat ini yang paling kuinginkan hanya menyatu denganmu, tapi aku tidak mau melakukannya saat kau mabuk. Besok pagi kau akan menyesali kejadian malam ini jika aku memaksa bercinta."

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang