“Kau yakin mengajakku masuk?” Hee Young was-was.
Yong Jin menepuk pundak sahabatnya. Senyumnya tulus menghibur. “Sangat yakin. Di dalam lebih banyak anak-anak. Kau aman bersama jiwa-jiwa suci itu.”
Mau tak mau Hee Young tertawa. Analogi Yong Jin tentang jiwa suci membawa pengaruh positif di hatinya. Pandangannya menyapu parkiran luas di Aquaplanet Ilsan. Bus-bus dengan corak lucu lebih banyak berderet dibandingkan mobil pribadi.
“Oke, kita masuk,” putus Hee Young setuju.
“Jangan lupa matikan ponselmu. Detoks informasi.” YongYong Jin menyentuh lengan sahabatnya lembut.
“Bagaimana jika Shou mencariku?”
“Tenang saja, aku sudah mengirim pesan ke Seonbaenim lokasi penjemputan.” Yong Jin melambaikan ponselnya sendiri.
Hee Young mengangguk memberi persetujuan. Dia mengikuti Yong Jin yang sudah lebih dulu keluar mobil menuju pintu masuk taman rekreasi populer di Ilsan.
Benar perkataan lelaki itu. Para pengunjung hari ini didominasi oleh bocah-bocah berusia tak lebih dari sepuluh tahun. Ada segelintir orang dewasa, tapi mereka sepertinya tak peduli siapa dirinya.
Hee Young merasa cukup aman melepas tudung mantel. Meski dia masih bertahan dengan masker wajah. Menyusuri akuarium raksasa berisi hewan laut membuat batinnya tenang. Warna biru yang menenteramkan perlahan-lahan meredakan saraf-sarafnya yang tegang.
“Yong Jin?”
“Apa?” Lelaki di sebelahnya tak menoleh. Netra gelap itu begitu terfokus melihat pergerakan segerombolan ikan kecil yang mengikuti navigasi beberapa ekor hiu.
“Sampai sekarang aku masih penasaran siapa yang merekam kejadian hari itu.”
Butuh keberanian ekstra besar untuk membuka topik sensitif itu. Yong Jin tampaknya mengerti akan kondisi mental sahabatnya. Dia membimbing gadis itu melewati lorong kubah raksasa di zona air tawar. Ikan hiu berenang anggun di atas mereka. Lalu keduanya keluar dari lorong dan duduk di bangku undakan, tepat di depan akuarium raksasa. Tampilan artistiknya menyerupai layar bioskop dengan bangku-bangku kayu panjang.
Yong Jin menarik Hee Young ke undakan bangku paling belakang. Tempat tersembunyi yang memberi akses privasi tinggi. Meski lelaki itu harus tak perlu melakukannya. Karena ruang itu kosong melompong tanpa kehadiran satu pengunjung pun.
Enam tahun keduanya tak pernah membicarakan peristiwa itu secara mendalam. Yong Jin hanya terus berada di sisinya tanpa bertanya, dan Hee Young merasa nyaman dengan kebisuan sang sahabat.
“Kau masih mengingat hal itu?” tanya Yong Jin lirih.
“Aku hidup bersama kenangan pahit itu.” Suara Hee Young getir.
Pemerkosaan. Satu kata dengan berjuta akibat berantai yang harus dilakoninya selama enam tahun. Hee Young menelan ludah susah-payah. Perutnya tegang oleh sensasi mencekam saat mengurai ingatan di hari terkelam dalam eksistensi hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACALASITHE (tamat)
Roman d'amour"Malam ini kau tidur bersamaku. Di tempat tidurku. Di rumahku." ~•~ Masa lalu yang kelam membuat Hee Young antipati pada lelaki. Dia menutup diri dan menciptakan gerbang sangat tinggi. Namun, pertahanannya runtuh seketika di hadapan malaikat yang tu...