💮 Cerita 7 💮

346 50 14
                                    

"Mau pulang bersamaku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau pulang bersamaku?"

Lelaki yang tengah berkutat dengan gawainya itu mendongak. Refleks pandangannya menyapu penjuru lokasi, mencari keberadaan sosok mungil berpakaian serba gelap. Nihil.

"Manajermu sudah menunggu," tolak Shou. Dia membereskan peralatannya dan mulai berjalan saat lengan halus menahannya.

"Kau tak ingin kenal lebih dekat denganku? Membangun chemistry? Di drama kita menjadi suami-istri."

Shou melirik pergelangan tangan yang mencekalnya. "Kita sudah akrab saat reading."

Sora merengut. Beberapa orang menganggapnya menggemaskan—aegyo yang dinantikan oleh para penggemar, tapi di mata Shou hal itu justru mengingatkannya pada Hee Young.

"Shou, ayolah? Sedikit mengakrabkan diri lagi tak ada salahnya, kan? Makan malam bersamaku sekali saja?"

"Kau ingin gimmick?" tanya Shou blak-blakan. "Kupikir sutradara dan produser sependapat denganku. Drama ini akan berhasil karena kualitas, bukan jual sensasi."

"Shou, kenapa kau sinis padaku?" Sora merengek manja. Mata berbingkai eyeliner itu mengerjap-ngerjap. "Aku hanya mencoba baik padamu. Sebagai rekan kerja."

Shou menghembuskan napas panjang. Yang diinginkannya sekarang hanya segera pulang dan beristirahat di rumah. Dia masih kecapekan efek kurang istirahat.

"Kutraktir di mana saja kau mau." Perempuan itu masih berusaha membujuk. "Tak ada gimmick, aku janji. Ini hanya makan malam biasa saja."

Sora semakin berani. Dia mulai bergayut ke lengan lelaki itu. Shou meringis merasakan payudara kenyal perempuan itu. Aktris cantik semampai ini cukup agresif menyodorkan tubuhnya.

"Mungkin lain kali ...."

Ucapan Shou terputus karena Sora tiba-tiba terdorong masuk ke pelukannya. Serombongan kru tak sengaja menyenggol sang aktris yang berdiri di tengah jalan. Keriuhan percakapan kru masih terdengar, tapi tidak untuk dua orang itu.

Keduanya saling bertatapan. Perlahan kebisingan mereda, berganti keheningan yang menyesakkan. Shou tertegun memandang sepasang bola mata kehijauan. Itu sepasang netra yang mampu menghipnotis kaum adam, menggoda para lelaki untuk berenang di dalamnya. Anehnya, Shou merasakan kehampaan alih-alih gairah saat menatap mata Sora. Dan dia penasaran, apa warna asli di balik lensa kontak itu?

"Shou?"

Lelaki itu tersadar. Cepat dilepasnya pelukan Sora. Perempuan itu sempat terhuyung sebelum bisa berdiri tegak. Suara genitnya penuh permohonan maaf.

"Sepertinya aku memang harus pulang bersamamu," kata Sora. "Manajerku baru saja pergi." Nada suara perempuan itu penuh permohonan maaf. Namun, lelaki di hadapannya tak mudah ditipu.

Alis Shou terangkat sebelah. Dia mengikuti arah telunjuk Sora. Sebuah mobil tampak melaju kencang meninggalkan area hotel.

"Dia melupakanku," kata Sora lagi tanpa kesan kebingungan.

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang