💮 Cerita 4 💮

519 61 17
                                    

Sora mematung di dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sora mematung di dalam mobil. Melihat kerumunan awak media yang menunggu di luar area gereja.

“Nona, kita pulang sekarang?”

Sora tak melirik suara rendah milik manajer barunya, Lisa. Perempuan muda yang sangat gesit dan cekatan sekaligus bertemperamen tegas. Usia baginya bukan penghalang menjalani tanggung jawab sangat berat. Termasuk mengingatkan sang artis asuhan bahwa mereka sudah menunggu di sini hampir tiga jam lamanya.

“Sebentar lagi,” jawab Sora halus.

Lisa ikut melongok melewati setir mobil. Mata berlensa kontak birunya berkilat gelisah melihat para wartawan semakin banyak. “Maafkan aku karena tak berhasil mendapatkan undangan pernikahan itu. Kata Manajer Park, prosesi pemberkatan hanya dihadiri keluarga dekat dua mempelai saja.”

Itu artinya tak dihadiri orang lain. Ucap Sora dalam hati. Dia tahu mempelai perempuan tak punya keluarga lain, yatim-piatu sejak kecil. Lalu keluarga mempelai lelakinya berbaik hati membagi kelompok jadi dua. Satu mendampingi sang pengantin lelaki, satu lagi bertindak sebagai perwakilan keluarga perempuan.

Sora mendengus. Mereka mungkin bisa mengelabui pendeta. Tapi Tuhan dalam ajaran para manusia itu tak akan mungkin dibohongi.

Tubuh semampai Sora menegang. Mata berpelapis lensa kontak kehijauan itu menghunjam lurus ke arah pintu keluar gereja. Bibirnya terkatup rapat. Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat Kim Shou dan Kim Hee Young berjalan menyongsong kerumunan wartawan. Pemberkatan pernikahan telah usai dan kedua mempelai terlihat memasuki mobil.

Tinju kecil Sora terkepal. Bagaimana bisa Shou-nya terlihat begitu bahagia?

💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

“Aku suka melihatmu tanpa penutup wajah.”

Hee Young semakin merapat ke pintu mobil. Menjaga jarak teraman di bawah dua meter yang mampu dikendalikan mentalnya. Wajahnya sudah semerah kepiting rebus, kontras dengan gaun perak sederhana yang dikenakannya. Takut, panik, cemas campur-aduk jadi satu tak karuan.

“Kau kenapa menjauh begitu, sih?” Shou menggoda istri barunya. Tubuhnya condong menghampiri Hee Young.

“Kau sendiri, kenapa mendekat padaku?”

“Aku, kan, sudah jadi suami resmimu,” jawab Shou kalem.

Hee Young melotot galak. Apa sudah terlambat menyesali keputusan menikah dengan lelaki penggoda ini?

“Pasti sekarang kau menyesal telah menikahiku.”

Hee Young bengong. “Kau membaca pikiranku, ya?”

“Shou bisa membaca ekspresi wajah,” sahut Taehyung dari kursi pengemudi. Tepat sebelum artisnya itu membuka mulut.

“Dan Nyonya Kim, Anda memang sangat cantik,” puji Taehyung tulus lewat spion.

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang