Cerita 12

324 51 17
                                    

“Jung Sora, apa yang kau rencanakan?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jung Sora, apa yang kau rencanakan?”

“Menurutmu aku akan menyerah begitu saja?”

Shou mengernyit. Sora mendengkus.

“Kita pasangan yang sangat serasi. Aku cantik, dirimu tampan. Semua orang suka dongeng putri yang teraniaya ditolong oleh pangeran yang tampan. Jadi, aku berencana untuk menjadi putri itu dan mendapat perhatianmu.” Sora berbisik hanya agar didengar Shou.

“Lagipula, orang-orang lebih suka melihat kita membuat skandal. Tak ada yang tertarik dengan istrimu yang biasa-biasa saja itu,” imbuhnya lagi.

“Jung Sora!”

“Sstt ..., pelankan suaramu, Sayang. Tak baik membuat orang mengira kita sedang bertengkar.” Jemari lentik Sora menelusuri garis rahang Shou. Mata jelitanya bersinar hangat. “Jika kunyatakan aku mencintaimu, apakah kau menerimaku?”


~~oOo~~


Syuting tak berjalan lancar. Hee Young mendesah, mengamati dari pojok koridor. Seharusnya adegan 15 bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun, mereka sudah berada di sini hampir satu jam dan sutradara terus meneriakkan pengulangan.

“Aku tak sanggup lagi jika harus retake,” keluh seorang kru. “Anakku opname dan Ta Mi tak bisa menjaganya.”

“Istrimu lembur lagi?”

Hee Young melihat kru bertopi kupluk itu mengangguk. Perkataan selanjutnya membuat perempuan itu meringis.

“Shou dan Sora seharusnya jadi pasangan suami-istri, tapi sejak adegan dimulai mereka seperti musuh bebuyutan.”

“Hanya Shou saja kukira,” kata temannya. “Lelaki itu seperti singa sedang mengamuk. Apa sih, yang membuat suasana hatinya seburuk itu?”

Hee Young perlahan beringsut pergi. Keluhan-keluhan mulai tertangkap telinganya, tapi dia enggan nimbrung. Diliriknya Shou yang tengah berusaha keras menggendong Sora. Adegan itu seharusnya penuh aura romansa.

Adegan Sora adalah terluka karena jatuh dari tangga, dan butuh pertolongan di masa bulan madu mereka. Shou sebagai suami yang baik bersedia melakukan apa pun untuk memberi kenyamanan pada istrinya. Itu yang tertera di panel storyboard.

Realitanya? Shou justru terlihat ingin melempar Sora sejauh mungkin. Bukan tatapan penuh kasih ala budak cinta yang muncul, tapi sorot kejam penuh amarah yang justru memancar dari netra keemasannya.

Hee Young bergidik. Suhu di luar mulai dingin pertanda musim gugur sebentar lagi berakhir. Seharusnya hari ini mereka bisa menyelesaikan banyak adegan. Namun, persoalan emosi Shou yang tak terkendali membuat syuting molor parah.

“Kau di sini?”

Hee Young mendongak. Yong Jin mengulurkan segelas kopi panas. Perempuan itu mengangguk tanda terima kasih, lalu menurunkan penutup wajahnya.

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang