Cerita 14

312 44 17
                                    

“Eomma, apalagi ini?” Yong Jin melambaikan sepucuk surat pada wanita paruh baya yang tengah asyik menonton televisi.

“Ah, itu, honormu bulan ini sudah keluar, kan? Kau bisa transfer sebagian ke rekening itu. Eomma baru saja pinjam uang ke Nyonya Min.”

“Eomma pinjam uang ke rentenir lagi?” Yong Jin terkejut. “Pinjaman sebelumnya baru saja lunas. Setidaknya beri waktu aku menikmati kerja kerasku.”

Nyonya Park menggebrak meja. Telunjuknya menuding anak satu-satunya. “Aku membesarkanmu dengan susah-payah. Saat ayahmu kabur dengan uang tabungan kita, aku tak lantas menempatkanmu di panti asuhan. Sekarang ini balasan pada wanita yang sudah melahirkanmu?”

“Eomma, jangan marah-marah. Sakit jantungmu nanti kambuh.”

“Kalau tak ingin ibumu ini masuk rumah sakit, bayar hutangku!”

Yong Jin menghela napas panjang. Ditariknya kertas dari dalam amplop. Seketika matanya melotot. “Dua juta won perbulan? Eomma, Nyonya Min berniat merampokmu? Berapa yang kau pinjam?”

Wanita paruh baya itu bergeming. Jemarinya menekan tombol volume. Suara aktor tenar Lee Min Ho mengisi kesunyian apartemen mungil itu. Sekali lagi Yong Jin mengalah. Akan sulit mengorek keterangan dari ibunya sendiri jika sikap wanita itu masih sekeras batu.

“Aku keluar dulu.” Yong Jin menyambar tas.

Yaa, jangan lupa transfer ke rekening Nyonya Min!” teriak sang ibu.

Yong Jin tak menggubris. Dibantingnya pintu keras-keras. Luapan emosi pengganti kemarahannya pada sang ibu. Langkah lelaki itu panjang-panjang menuju kedai minum di seberang gedung apartemen. Sambil merapatkan jaket, dia menyeberang jalan dan langsung menerobos masuk kedai.

“Tiga soju dan samgyeopsal, Bibi.”

Pesanan datang diiringi rentetan omelan bibi penjaga kedai. “Aigoo, masih sesore ini kau sudah mau mabuk-mabukan?”

“Ini jam 11 malam.” Koreksi Yong Jin ketus. “Dan bukan urusan Bibi aku mau mabuk atau tidak.”

“Apa ibumu berulah lagi?”

Yong Jin langsung menenggak soju dari botol. Melupakan seluruh tata krama. Otaknya sedang mendidih. “Gosip cepat menyebar rupanya.”

“Ibumu juga berhutang di sekitar sini.” Lapor bibi tua itu. “Kami semua tahu kerepotanmu membayar hutang-hutang ibumu.”

“Kalau begitu traktir sebotol soju ini.”

Bibi tua tersenyum cerah. “Hari ini kau dapat ekstra samgyeopsal. Hadiah dariku.”

Yong Jin mengangguk murung. Dia menandaskan satu botol minuman keras dalam waktu singkat. Tangannya lincah membolak-balik lembaran daging babi di pemanggang. Lemak mendesis saat bertemu dengan panas. Aromanya dengan cepat menerbitkan air liur.

Dia sedang membuka botol kedua saat pandangannya bertabrakan dengan ujung sepatu lancip bergaya feminin. Kepalanya mendongak dan tertegun.

“Nona Jung?” sapanya sedikit kaget.

“Sudah kubilang panggil Sora saja.” Perempuan elegan itu meletakkan tas tangan mahalnya di atas meja. Cukup jauh dari panggangan samgyeopsal Yong Jin. “Boleh aku bergabung?”

ACALASITHE (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang