Haechan dari tadi muring-muring sendiri semua nama hewan yang ada di kebun binatang udah pada keluar list dari bibir seblaknya.
"Babi ah!"
"Woyy, setirnya gimana sih ini."
"Anjing ini belok kiri kenapa nyelonong ke depan pager."
Hampir aja Haechan mau banting handphonenya karena kesel dari tadi ngegame gak menang-menang. Mana koinnya limit. Kesel dia tuh.
Doyoung natap sebel ke Haechan dengan tajam, "Lo bisa diem gak sih."
"Mulut gue fungsinya buat misuh." Haechan masih santuy gitu.
Gimana gak kesel sih Doyoung lagi sibuk ngerjain tugas dari kampus digangguin sama cocotnya Haechan.
Sabar Doyoung mah!
"Ini udah malem harusnya lo tidur bukan ngegame. Belajar kek."
"Gue tidur gak ada manfaatnya kan buat lo."
"Tapi lo di sini banyak muzorotnya buat gue." Doyoung gak kalah ngegas.
Haechan mendelik dia udah tarik napas dalam-dalam mau adu argument sama Doyoung. Tapi suara pintu rumah yang terbuka buat mereka mematung.
Haechan melihat ada wanita yang masih muda dari papanya berjalan beriringan memasuki rumah.
Yang tadinya Haechan berencana mau banting handphone nya sekarang udah terwujud. Saking shock nya ya begitu, gak kerasa handphone nya meluncur dari genggaman tangan.
Gimana kalau pujaan hati, yang udah jadi tanggung jawab? Bisa ditebas sama bapak mertua entar!
Doyoung nampak biasa aja tanpa beban menyapa wanita itu. Berbeda sama Haechan yang masih dimabuk heran.
"Tante, apa kabar?"
"Baik sayang, kamu apa kabar?"
"Selalu baik."
Mungkin ini efeknya kali ya tadi sore makan sambel pecel lele sampai nambah meja-sana-meja-sini. Perut Haechan tiba-tiba mules karena jijik.
Otak Haechan yang konslet dan jarang dibenerin ini selalu punya cara buat berspekulasi yang aneh-aneh.
Ya kayak ini contohnya, cocotnya Haechan tiba-tiba lemes banget pengen ngejulid.
"Jalang pinggir kali mana yang sukses nempel di badan papa?" Pertanyaan Haechan kelewatan santuy dan gak ada ahlak sama sekali.
Semua tercenganga. Asisten rumah tangganya yang baru lewat mau keluar beli susu buat Haechan aja sampai ikut nimbrung dan cengo.
Apalagi wanita yang dibawa papa ini shocked luar biasa. Gimana enggak, baru aja dia dipermalukan loh sama anak manis yang jarang mandi kayak Haechan ini.
"Haechan jaga bicara kamu!"
Haechan udah ada tanda-tanda perang dunia. Tapi anak itu kelihatan biasa aja. Ya namanya juga Haechan.
"Kenapa? Sama bicth ini ada aturan harus sopan?"
"HAECHAN!"
Taulah, papa capek baru pulang dari kantor terus dapat suguhan putranya yang gak ada tata krama. Bisa kebanyang marahnya mau memporak-porandakan rumah dan seisinya.
Karena tampang Haechan yang masih tetap ngeselin, dengan satu seretan dari tangan papa langsung buat Haechan oleng hampir mau mengglundung.
"Papa gak pernah ajari kamu buat jadi anak yang gak baik."
"Tapi perilaku papa ke Haechan yang buat aku kayak gini."
"Dia—" Haechan menujuk wanita yang dibawa papa tadi dengan sorot berkobar-kobar. "Aku udah tau papa mau nikahin dia!"
Papa nampak kaget. Rencana papa bawa wanita itu mau memperkenannya pada Haechan dengan gaya yang elegan dan enak. Tapi udah keduluan sama Haechan yang tukang update.
"Karena kamu susah kalau dibilangin." Papa menghela napas berat.
"Haechan, papa cuma mau kamu bisa jadi anak yang baik dan sukses kayak papa dan kakak-kakak kamu."
"Tapi beda!"
"Iya beda. Karena kamu gak pernah berusaha."
"Sebenarnya Haechan anak papa bukan sih?"
"Sekali lagi kamu bilang kayak gitu papa sita semua fasilitas kamu!"
"Sita aja! Emang Haechan punya apa?! Haechan udah gak punya apa-apa!!!"
"HAECHAN!"
Yang berteriak bukan papa melainkan kakak pertamanya Doyoung yang seperti kucing matanya sudah melotot.
Haechan muak. Dia milih pergi dari situ dan masuk kamar dengan amarah besar.
"Urus adik kamu!"
Haechan nangis. Ini pertama kalinya dia nangis di depan mereka. Haechan gak serapuh ini. Kenapa hatinya sakit gini ya.
Haechan kira setelah papa bercerai sama mama, papa bakal jadi sosok yang penyayang buat Haechan. Tapi kenapa makin berubah, papa cuma sayang sama Haechan karena nilai akademiknya aja.
Kasih sayang papa ke Haechan cuma sekedar prestasinya aja.
Doyoung membuka kamar Haechan yang belum dikunci karena bocahnya belum sempat ngunci juga. Baru sibuk ngilangin bintik-bintik air mata yang buat mukanya tambah sembam luar biasa.
"Haec—"
"PERGI LO!"
"GUE BILANG PERGI!"
|
Feb kok sedih sih, huhuuu🤧
Btw, gada yang mo mutualan di tweeter apa?feb mo lebur aja udah🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
fake feeling ; haechan ✓
Fanfiction[don't forget to follow brillantemine] ─ haechan and his universe have been lost. ⚠️ post about : mentalillness, depression, blood, traumatic, self injury. END © brillantemine 2020 #1 in mentalillnes #1 in 00l