don't go please

10.7K 1.4K 87
                                    

happy reading all. Semoga suka ya huhu ╥__╥



























Johnny bisa aja langsung bopong tubuh Haechan dan bawa pergi ke rumah sakit. Mengingat Haechan yang pingsannya udah kayak orang mati. Walaupun Johnny sendiri tetep ngerasain rematan kuat tangan Haechan di t-shirts putihnya.

Tapi pintu apartment nya malah diketuk kencang sama seseorang. Johnny kalang kabut. Siapa sih?

Gak pedulikan siapa orangnya Johnny lebih milih bawa Haechan keluar apartment begitu aja. Seketika mulut Johnny langsung berdecih. Tau gitu Johnny mending milih bawa Haechan ke kamarnya kalau gak inget kondisi Haechan bagaimana.

"JOHNNY!"

Papa Haechan memekik kaget waktu anaknya di bawa turun dengan cepat. Buru-buru papa ngikutin sama dokter Wendy yang ternyata juga ikut.

"Haechan kenapa?"

Johnny gak jawab. Kalau mau jawab sama aja dia memperlambat waktu. Haechan harus cepet-cepet di bawa ke rumah sakit.

"Johnny!" Papa tahan Johnny yang mau masukin Haechan ke bangku samping kemudi.

"Haechan kenapa?"

"Kakak gak liat? Haechan harus di bawa ke rumah sakit!" Wajah Johnny memarah menahan marah.

"Jawab pertanyaan kakak tadi. Dan kenapa Haechan bisa sama kamu?!"

Wendy rasanya jadi pusing mendengar perdebatan mereka. Dia langsung khawatir sama Haechan yang pucet banget. Bener kata Johnny Haechan harus cepet-cepet di bawa ke rumah sakit.

"Haechan, kita bawa—"

"Sekarang kasih Haechan ke kakak!"

Papa gak dengerin omongannya dokter Wendy. Dia mencoba merebut tubuh Haechan dari gendongan Johnny. Tapi Johnny tetep kukuh kalau dia yang bakal bawa Haechan ke rumah sakit.

Wendy jadi panik. Dahi Haechan mengrenyit kala tangannya di pegang erat sama papa. Dan tubuhnya yang direngkuh sama Johnny.

Mereka berdua emang gak tau suasana genting. Setidaknya kalau gak peduli sama rasa malu karna di sini rame. Mereka harus inget kalau Haechan lebih butuh pertolongan.

"Hae—"

"Johnny lepas!"

"Aku gak bakal lepasin Haechan! Karna anda cuma bisa buat keponakan saya merasa tertekan!"

"Udah!" Dokter Wendy mencoba menengahi mereka tapi gak digubris sama sekali.

Usaha Papa gak sampai situ aja. Dia tetep kukuh bakal bawa Haechan. Begitupula sama kayak Johnny.

Please, ini cuma urusan rumah sakit! Dan mereka bisa aja satu mobil membawa Haechan. Kenapa harus seperti ini. Mau bikin Haechan tambah sekarat yah?

"Jangan kayak gini! Kasian Haechan!" Dokter Wendy sampai nangis menahan tangan-tangan yang mau menyakiti Haechan.

"Ssshh.." Haechan mendesas. Ini sakit banget kenapa mereka gak tau!

"Haechan ini papa. Ikut papa ya sayang." Papa memegang tangan Haechan erat. Mencoba buat meraih pinggang Haechan dan membawanya.

Tapi Johnny malah tetap menahan Haechan kuat. Gak sadar mereka berdua malah melukai Haechan dengan merebutkan tubuh kecil itu yang anteng karena gak bisa ngelawan.

"Le-lepas.." Haechan rasanya mau sama dokter Wendy aja yang dari tadi mengelus surai rambutnya khawatir.

Rasanya pernapasan Haechan terhimpit. Dia tiba-tiba batuk dan ngerasa dunia udah berputar-putar.

fake feeling ; haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang