"Kak Jeffrey, kakak gue," ucap Ayra.
"HAH?!" teriak Aura, Nabila dan Lavina kaget.
"Ada apa ini teriak-teriak?" tanya Dokter Kala yang datang dengan raut wajah terkejut.
"Eh Dok, hehe, gak ada apa-apa kok," jawab Aura nyengir.
"Kirain ada apa, kaget saya," ucap Kala seraya memegang dadanya.
"Oh iya, Ayra, salep buat memar kamu udah saya kasih ke Jeffrey ya," lanjutnya dibalas anggukan Ayra.
"Makasih, Dok," ucap Ayra tersenyum.
"Iya, sama-sama," ucap Kala tersenyum seraya kembali ke ruangannya.
"Eh, punggung lo memar? Kok bisa?" tanya Nabila setelah mendengarkan dokter Kala tadi.
"Apa jangan-jangan, gara-gara si Feby waktu itu?" ucap Lavina menerka.
"Nah iya tuh bisa jadi!" ucap Aura sepemikiran.
"Gue pengen liat deh memarnya," ucap Nabila penasaran.
"Yeu gablak, entar kalo ada yang ngintip gimana?" ucap Aura menoyor jidat Nabila.
"Eh iya yak, hehe," balas Nabila nyengir.
"Maaf ya, Ay, gara-gara gue tepok jadi sakit gini," ucap Aura meminta maaf.
"Gak apa-apa kali, Ra. Justru kalo gak lo tepok gak akan ketauan kalo gue memar," ucap Ayra seraya tersenyum.
"Wah tepokan lo lagi manjur," ucap Nabila dengan wajah sok serius.
Aura memukul pundak Nabila, "Aw! Sakit anjir!" teriak Nabila kesakitan.
"Makan tuh manjur!" ucap Aura kesal.
"Ke kelas yuk," ajak Ayra tiba-tiba.
"Eh eh lo kan lagi sakit," ucap Nabila menahan Ayra untuk tetap di UKS.
"Bil, yang sakit kan punggung gue, apa hubungannya sama masuk kelas?" ucap Ayra dibalas cengiran Nabila.
"Iya juga sih," ucap Nabila menggaruk dahinya yang tak gatal.
"Nah kan mulai kumat begonya, sini gue tepok lagi biar pinter," ucap Aura bersiap memukul pundak Nabila.
"Jahat amat, Ra," sahut Ayra membuat Nabila yang merasa dibela oleh Ayra pun mengalungkan lengannya pada lengan Ayra.
"Marahin Bun, marahin!" adu Nabila seraya menempelkan badannya pada Ayra.
Lavina yang muak melihat drama dadakan itupun melenggang pergi meninggalkan ketiganya.
"Eh, Lav! Mau kemana?!" teriak Aura memanggil Lavina yang sudah menghilang.
"Ayo Bun, Bila antar ke kelas sekarang!" ucap Nabila menggiring Ayra ke kelas meninggalkan Aura sendirian di dalam uks.
"Woi tungguin! Sial temen gue emang!" umpat Aura seraya menyusul teman-temannya yang sudah pergi ke kelas duluan.
•••
Kelas 12 IPA 2 sedang ribut-ributnya karena guru yang mengajar berhalangan datang alias jamkos.
Jeffrey dan teman-temannya memilih untuk pergi ke markas mereka, Warday, di belakang sekolah.
Sedari tadi, Jeffrey terus diserang oleh pertanyaan seputar Ayra dan dirinya yang membuat lelaki itu geram dan akhirnya menceritakan yang sebenarnya dari awal kepada teman-temannya.
"Lawak banget lo, Jeff. Belom juga sehari lo pacaran bohongan, eh malah ngaku kalo dia adek lo," ucap Darren tak habis pikir dengan jalan pikiran ketuanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffra
Teen FictionJeffrey Seanan Aldric. Lelaki berparas tampan dengan sejuta pesona yang membuat para kaum hawa menjerit histeris itu tak pernah merasa gagal dalam apapun termasuk dalam percintaannya. Namun, semenjak perempuan itu kembali, semuanya menjadi kacau. Ia...