Bel pulang sekolah berbunyi 20 menit yang lalu. Namun Ayra masih berada di sekolah tepatnya di depan ruangan seni. Setelah kemarin ketua dance meminta Ayra untuk bergabung, kini ketua vocal pun ikut membujuk Ayra untuk bergabung di tim vocal.
"Ayo dong Ayra, gue tau potensi lo gede banget di vocal," bujuk kak Fida, ketua vocal.
"Eum, gimana ya Kak? Kemarin kak Jeony juga minta buat ikut tim dance nya," ucap Ayra bingung.
Wah si Jeony ngajak perang, batin Fida mendengar penuturan Ayra.
"Tapi lo lebih bagus di vocal Ay. Gue tau kok, lo dulu juga anak SOPA kan?" tanya kak Fida.
Lah kak Fida tau gue anak SOPA dari mana? batin Ayra kaget.
"Euh iya deh Kak, gue pikir-pikir lagi ya," jawab Ayra.
"Oke deh, gue harap sih lo mau nerima ajakan gue," ucap kak Fida dibalas anggukan canggung Ayra.
"Kalo gitu gue duluan ya Kak," pamit Ayra.
"Oh oke, hati-hati Ay," ucap kak Fida.
"Bye Kak,"
Ayra pun melangkahkan kaki nya ke depan gerbang sekolah.
Namun di dekat toilet, Ayra mendengar suara sedikit gaduh.
"LO SUKA KAN SAMA JEFFREY?!"
Jeff.. rey?
•••
Seperti biasa, Jeanne berjalan ke arah perpustakaan seorang diri. Tidak seperti murid lain yang berbondong-bondong untuk pulang ke rumah. Ia berniat diam sebentar di pojok perpustakaan hingga para murid menghilang satu per satu.
Sudah terhitung 45 menit Jeanne diam di perpustakaan hingga sesuatu membuatnya harus pergi ke suatu tempat.
"Aish, kebelet banget," gumam Jeanne lalu segera pergi ke toilet sekolah.
Setelah selesai dengan urusannya, Jeanne berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.
"Well, well. How lucky ketemu si pengkhianat disini," ucap seseorang beserta teman-temannya memasuki toilet.
Jeanne tak menanggapi ucapannya. Ia sibuk mengontrol dirinya untuk tidak terlihat takut.
"Langsung aja kali Ver," ucap Gita, salah satu temannya.
"Heh lo pengkhianat! Jangan sok keganjenan ke Jeffrey deh!" ketus Vera.
Namun Jeanne yang masih diam membuat Vera geram. Ia menarik ke bawah rambut belakang Jeanne.
"Dengerin baik-baik you bitch! Kalo sampe gue liat lo deket-deket atau sentuhan sama Jeffrey. Lo bakal tau akibatnya," ucap Vera lalu melepas kasar jambakannya.
"K-kalo gue gak mau gimana?" ceplos Jeanne membuat Vera yang akan pergi mengurungkan niatnya.
"Ohh mulai berani ya lo," ucap Vera mendekati Jeanne kembali.
"Jauhin Jeffrey," ucap Vera di depan muka Jeanne.
"K-kenapa harus?" tanya Jeanne dengan kegugupannya.
Vera mulai kembali menjambak rambut Jeanne.
"LO DENGER APA YANG GUE BILANG GAK SIH?! JAUHIN! JAUHIN JEFFREY!" teriak Vera emosi.
"A-apa masalahnya s-sama gue?"
Vera benar-benar ingin mencakar muka perempuan di depan nya.
"G-gue mau pulㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffra
Teen FictionJeffrey Seanan Aldric. Lelaki berparas tampan dengan sejuta pesona yang membuat para kaum hawa menjerit histeris itu tak pernah merasa gagal dalam apapun termasuk dalam percintaannya. Namun, semenjak perempuan itu kembali, semuanya menjadi kacau. Ia...