Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Namun yang Jeanne lakukan hanya diam di pojok perpustakaan.
Krukk!
Suara perut yang memanggil membuat Jeanne mau tidak mau harus atau setidaknya mengganjal perutnya. Ia pun beranjak pergi keluar perpustakaan ke arah kantin. Baru saja ia keluar pintu perpustakaan, suara guru mengintrupsinya.
"Hei Nak!" panggil Bu Kinan.
Jeanne menoleh, "Saya Bu?"
"Iya kamu, sini sebentar," ucap Bu Kinan menyuruh Jeanne untuk mendekat ke arah nya.
"Gimana Bu?" ucap Jeanne di depan Bu Kinan.
"Tolong Ibu ya berikan ini ke kelas 12 IPA 3," ucap Bu Kinan menyerahkan setumpuk buku murid 12 IPA 3.
Mau tidak mau, Jeanne harus menerimanya. "O-oh iya Bu,"
"Makasih ya Nak," ucap Bu Kinan lalu setelahnya pergi.
Jeanne berjalan seorang diri ke arah gedung Tipa. Walaupun banyak yang memandangnya saat ia berjalan, namun itu semua tak gadis itu hiraukan hingga ia sampai di depan kelas 12 IPA 3.
"Permㅡ"
"AWAS WOI!" teriak seorang lelaki yang sedang berlari dengan cepat ke arah Jeanne.
BRUK!
Tak sempat menghindar, kini keduanya jatuh dengan posisi saling menindih dengan buku yang bertebaran di sekitarnya. Mata mereka bertemu dan saling beradu. Sampai salah satu dari mereka menyudahi aksi tersebut.
"Heh! Lo tuh bisa gak sih gue bilang minggir ya minggir!" ucap lelaki tersebut berdiri seraya membenarkan seragamnya.
Jeanne mencoba berdiri walaupun punggungnya terasa sakit karena terbentur lantai tadi.
"M-maaf k-kak Jeff, g-gue gak sengㅡ"
"Halah!" bantah Jeffrey seraya pergi meninggalkan Jeanne yang masih diam di lantai. Diam-diam ia tersenyum tipis.
•••
"Kita duluan ya, bye bye," pamit Aura diikuti Lavina dan Nabila.
"Hati-hati lo, Ay, feeling gue gak enak," ucap Lavina dengan muka menakuti.
"Ih apaan sih lo Lav, sana pergi ah," ucap Ayra mendorong badan Lavina.
"HAHAHA, iyaa bye!" ucap Lavina kemudian pergi diikuti Nabila dan Aura.
Sore ini Ayra ada janji dengan Jeony, kakelnya sekaligus ketua dance Althen. Maka dari itu ia tak pulang bersama teman-temannya. Mereka bertemu di depan ruang dance. Kak Jeony meminta bantuan Ayra agar ia ikut dance untuk acara sekolah nanti.
"Kalo lo masih bimbang, boleh pikirin dulu aja. Gue tunggu jawaban lo secepatnya. Dan gue harap lo bisa ikut dance kali ini," ucap Jeony penuh harap.
"Oke deh Kak, secepatnya gue kasih jawaban," ucap Ayra.
Jeony mengangguk, "Kalo gitu, gue duluan ya, makasih waktunya Ayra,"
"Iya Kak,"
Setelah itu Ayra pergi ke depan gerbang sekolah.
"Gue minta jemput kak Jeff aja gitu ya?" gumam Ayra. "Eh tapi kan dia lagi sibuk tadi," Ayra memutar otaknya.
Tiba-tiba nama seseorang terlintas di benaknya.
Ayra Syakilla
Makeuuuu"Ayo dong bales,"
ting!
Mark Lee
Kenapaaa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffra
Teen FictionJeffrey Seanan Aldric. Lelaki berparas tampan dengan sejuta pesona yang membuat para kaum hawa menjerit histeris itu tak pernah merasa gagal dalam apapun termasuk dalam percintaannya. Namun, semenjak perempuan itu kembali, semuanya menjadi kacau. Ia...