26

54 9 3
                                    

Pagi ini Jeanne pergi ke sekolah sepagi mungkin menggunakan ojek online. Dia berharap sekolah masih sepi karena pasti sudah banyak orang yang tau bahwa dirinya pindahan dari sekolah yang menjadi musuh bebuyutan sekolahnya saat ini.

Sesampainya di depan sekolah, ia pun membayar tarif dan masuk ke dalam sekolah. Setelah sampain di kelas. walaupun masih terbilang sepi namun tak sedikit siswa berada disana berbisik satu sama lain ketika melihat Jeanne.

'punya nyawa berapa dia masuk ke althen?'

Yang gadis itu lakukan hanya berjalan dan berusaha tidak memerdulikan bisikan di sekitarnya.

Ia pun duduk dalam kesunyian dengan headset yang terpasang di telinganya.

Ayo Anne, berusaha tak peduli dengan sekitar! batinnya menyemangati diri sendiri.

Sampai jam 7.45, Ayra datang dan berjalan ke arah nya.

"Hai Je!" sapa Ayra tersenyum semangat.

"Hai," balas Jeanne mengulas senyum tipis.

"Dean bilang sore ini kita kerkom lagi ya," ingat Ayra pada Jeanne.

"Oke, makasih infonya Ayra," ucap Jeanne.

Ayra memberi sign Ok pada Jeanne.

"Gue balik ke bangku ya, bye," ucap Ayra lalu jalan ke arah bangku nya yang langsung di kerubung oleh teman-temannya.

Jika diberitahu, meja Ayra tak pernah kosong. Bukan, bukan karena buku yang tak tertata rapih. Tapi teman-temannya yang datang ke meja Ayra walau hanya sekedar menyapa lalu kembali pergi. Tak sedikit lelaki di kelas juga terkadang menggoda dan menjahili Ayra.

Jeanne hanya tersenyum tipis seraya memperhatikan Ayra yang sedang berbincang ria dengan teman-temannya.

Gadis itu memang sosok perempuan yang disukai siapa saja.

Dan itu yang membuat Jeanne terkadang merasa sedikit kesal.

Jeanne iri.

Sejak dulu, Jeanne tidak pernah mempunyai teman yang benar-benar tulus padanya. Bisa dikatakan bahwa teman Jeanne hanya datang saat ada butuhnya saja.

Pertama masuk SMA Candrana, Jeanne seperti merasa spesial. Itu karena banyak orang yang menyukainya juga berteman dengannya. Jujur, ia sangat bahagia saat itu. Sampai saat ia naik semester 2, semuanya berubah. Teman-temannya mengetahui fakta bahwa Jeanne memiliki adik yang bersekolah di SMA Alvis Athena yang juga digadang-gadang akan menjadi penerus ketua geng Althen, Atheros. Sejak saat itu, hampir satu sekolah menjauhinya. Jeanne yang dulu mulai ceria kini kembali murung.

Yang membuat ia sangat sedih lagi adalah saat Abyan, adiknya, ikut menjauhinya karena satu kebodohan yang Jeanne perbuat.

Gue harus bisa jadi Ayra.

•••

"Gak bisa gitu dong!" seru Ayra tak terima.

Sungguh, Ayra tak habis pikir.

Bisa-bisanya Mark datang ke kelasnya lalu bilang pada Dean untuk mengundur jadwal kerja kelompoknya bersama Ayra hanya karena ia ingin Ayra menemaninya pergi berbelanja.

What's wrong with u, Mark?

"Yaaahhh, kok gitu sih Ay?" ucap Mark mencebikan bibirnya.

"Kalo mau gue temenin, ya besok aja belanjanya. Kalo masih tetep mau sekarang, lo minta temenin mami Jess aja," balas Ayra.

Mark memasang wajah cemberut.

"Atau, minta temenin Candy?" tawar Ayra seraya terkekeh membuat Mark melotot.

JeffraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang