"Siapa kamu?" sinis cewek yang berdiri di ambang pintu menatap ke arah Ayra dengan angkuhnya.
Ayra yang ditatap pun terheran.
Apa banget sih ni orang, batin Ayra risih.
Tanpa aba-aba, cewek tersebut menelusup di antara Ayra dan Mark lalu menggandeng lengan Mark.
"Gak usah deket-deket ya lo sama Aidan!" ucap cewek tersebut.
Mark yang bingung dan risih pun mulai buka suara. "Candy! Lo tuh kenapa sih?"
"Ih kok kamu bentak aku sih? Aku kan mencoba bikin dia gak deket-deket sama kamu!" balas cewek yang bernama Candy itu.
"Apa banget sih lo Can?!" ucap Mark geram.
"Gue bilang pergi gak lo! Gak usah deket-deket Aidan!" ucap Candy.
"But in fact lo yang kayak gitu!"
"Hhh semua itu gara-gara lo tau gak!" teriak Candy lalu mendorong Ayra hingga membentur rak di dinding yang berisi guci-guci kecil.
PRANG!
"Argh!" erang Ayra terjatuh ke lantai disertai guci yang tertabrak badan Ayra tadi.
"CANDY! LO TUH APA-APAAN SIH HAH?!" teriak Mark marah lalu menghampiri Ayra yang jatuh di lantai.
"Ayra, Ayra mana yang sakit? Mau ke rumah sakit iya? Ayo sekarang kita ke rumah sakit ya. Tahan sebentar," ucap Mark panik melihat Ayra yang menahan sakit.
Candy yang kesal pun seketika panik karena melihat kaki Ayra mengeluarkan cairan merah, darah. Ternyata pecahan guci itu mengenai kaki Ayra.
Ketika Mark mengarahkan tangan kanannya untuk mengangkat Ayra, ia membulatkan matanya.
"Ayra.. b-blood," cicit Mark lalu tanpa basa-basi ia mengangkat Ayra membawanya keluar rumah meninggalkan Candy yang terdiam membisu di dalam sana.
"PAK HAMDI ANTAR MARK KE RUMAH SAKIT SEKARANG!"
•••
Sudah banyak sekali miss call dan notifikasi pesan masuk entah itu dari handphone Mark maupun Ayra.
Namun itu semua Mark abaikan karena cemas akan kondisi Ayra. Di tengah perjalanan tadi, Ayra sempat pingsan dan itu menambah rasa panik Mark.
Sungguh ia tidak mengira kejadiannya akan seperti ini.
Ini semua karena Candy. Jika saja ia tidak datang, maka semua ini tidak akan terjadi. Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terlanjur terjadi. Yang terpenting sekarang adalah berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang parah pada Ayra.
Tak berselang lama, dokter pun keluar, menanyakan wali pasien lalu membicarakan kondisi Ayra dan memberitahu bahwa Ayra dalam keadaan baik-baik saja.
Mengetahui kondisi Ayra yang baik-baik saja, Mark pun berterima kasih pada dokter dan pergi ke ruang rawat Ayra.
"Hey," panggil Mark seraya berjalan mendekati ranjang Ayra.
Ayra tersenyum.
"How's you?" tanya Mark.
"Hmm, better?" jawab Ayra terkekeh.
Mark menghembuskan nafas berat. "I'm so sorry, Ay. I didn't know that Candy would do that to you,"
"No, it's okay. That's purely accident Mark," jawab Ayra menggenggam tangan Mark.
"I-I feel like, like I failed to take care of you, Jeha," ucap Mark menundukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffra
Teen FictionJeffrey Seanan Aldric. Lelaki berparas tampan dengan sejuta pesona yang membuat para kaum hawa menjerit histeris itu tak pernah merasa gagal dalam apapun termasuk dalam percintaannya. Namun, semenjak perempuan itu kembali, semuanya menjadi kacau. Ia...