Chapter 2

338 50 10
                                    

Lampu ruang operasi yang tadi menyala, kini sudah meredup. Spontan Minhyun, maupun Daniel mendekati pintu kaca ruang operasi tersebut.

Minhyun beberapa kali menggenggam antara kedua tangannya satu sama lain erat. Sungguh hati nya sesak menunggu Jaehwan yang cukup lama dioperasi di dalam.

"Bagaimana operasi nya?" tanya Minhyun saat mendapati dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

Dokter tersebut tak langsung menjawab, melainkan hanya menepuk bahu Minhyun.

Apa maksudnya dokter ini ?

"Apa yang terjadi?" tanya Minhyun kembali pada sang dokter, seperti seakan tak ingin membuka mulut nya memberitahu kondisi Jaehwan.

Dengan suara yang terdengar tegas, dokter tersebut mengungkap kan bahwa operasi nya berjalan lancar, hanya saja Jaehwan masih dalam masa pemantauan, sebab saat ini Jaehwan belum sepenuhnya melewati masa kritisnya, terlebih sebelumnya luka yang disayat oleh Jaehwan cukup dalam, dan kehilangan banyak darah.

Seketika Minhyun, dan juga Daniel yang berada tak jauh dari Minhyun tampak menundukkan kepalanya. Keduanya merasa terpuruk mendengar penjelasan dokter tersebut.

"Saya akan memindahkannya ke ICU terlebih dahulu," ujar dokter tersebut pada Minhyun dan juga Daniel.

Rasanya ingin sekali memaki atau pun memukul Minhyun, jika saja ia tak mengingat bahwa apapun yang ia lakukan tak membuat ada nya perubahan.

"Huhu ... Niel ... hyung ... aku ada disini disamping kalian, mengapa kau tak bisa melihatku? Aku baik baik saja ... hiks," rancau Jaehwan yang berusaha memegang Daniel, maupun Minhyun. Namun sayang semua itu sia sia, tak satupun dari keduanya yang menyadari keberadaanya.

Jaehwan yang terlampau sedih, akhirnya memilih melangakahkan kaki nya menuju bangku panjang yang berada disana.

Ia terus menerus terisak saat mendapati dirinya yang kini layak nya roh yang bergentayangan.

Apakah dia sudah meninggal ?

Tidak, tidak mungkin. Bukankah dokter tadi mengatakan bahwa ia sedang kritis, lalu mengapa jiwanya kini malah berkeliaran tidak berada di dalam wujudnya.

"Ah ... sebaiknya aku mencoba masuk kedalam tubuhku," ujar Jaehwan setelah cukup lama berfikir.

Dengan langkah lemah Jaehwan pun mengikuti dokter yang sedang membawa tubuh nya ke sebuah ruangan ICU, sama seperti apa yang dikatakan oleh dokter tersebut sebelumnya.

Saat dokter, beserta perawat itu telah menempatkannya rapi pada satu ranjang dimana ia tampak sedang tertidur nyenyak dengan seluruh alat alat yang menempel ditubuhnya, Jaehwan segera mengambil ancang ancang agar dapat kembali masuk kedalam tubuhnya.

Satu kali, dua kali, bahkan tiga kali percobaan telah Jaehwan lakukan agar dapat memasuki tubuhnya kembali, hanya saja usaha yang ia lakukan tak ada yang berhasil sedikit pun.

"Apa yang harus kulakukan? Mengapa aku tak dapat memasuki tubuhku sendiri?" Monolog Jaehwan pada dirinya sendiri.

Sungguh ia sangat frustasi, dan tak tahu apa yang harus ia lakukan, terlebih ia hanya dapat melihat dirinya yang terkulai lemah dengan segala alat bantu.

"Tunggu ... ada apa dengan tangan ku? Mengapa di perban banyak sekali?" tanya Jaehwan yang mendapati dirinya yang tertidur di ranjang itu.

'Hyung ... Niel ... tak bisakah kalian menyadari keberadaanku?' benak Jaehwan yang kemudian memilih keluar dari ruangan ICU itu.

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang