Chapter 30

232 38 20
                                    

Keesokan paginya, Jaehwan yang baru saja bangun pertama kali di ranjang rumah sakit, tampak melirik sejenak pada suaminya yang masih tertidur.

Posisi nya tak berubah dari yang sebelumnya Tuan Hwang lihat, yang tak lain dengan posisi kepala yang tertidur di ujung ranjang Jaehwan.

Sebuah senyuman tipis Jaehwan berikan pada Minhyun tanpa Minhyun sadari sendiri.

Kali ini pikirannya cukup tenang, dan perasaannya mengenai anak nya yang kini sudah tiada mulai membaik. Ia tak terlalu tantrum seperti sebelum sebelumnya.

Jika dibilang ia sudah mulai melupakan kejadian itu dan memaafkan semua keadaan yang terjadi, maka jawabannya 'tidak', hanya saja kini Jaehwan sudah mulai menggunakan logikan dengan mengatakan pada dirinya bahwa ada sebab dan ada akibat. Semua yang telah terjadi tak mungkin dapat kembali seperti normal, yang hanya dapat di benarkan adalah hal yang ada kedepannya nanti ia harus mengingat waktu sekarang ini, agar dapat menghindari kesalahan kesalahan lamanya, dan tak akan terulang kembali.

"Eughh."

Sebuah lenguhan pelan dapat Jaehwan perdengarkan di telinganya. Manik Jaehwan langsung menatap suaminya itu. Tak ada tanda tanda perubahan dari Minhyun.

Lalu suara siapa itu?

Refleks manik Jaehwan mengedar ke seluruh ruangan.

Deg

'A...-appa?!' pekik Jaehwan dalam hati berusaha mengontrol deru nafasnya yang semakin tak beraturan.

Seketika Jaehwan sedikit panik, dan menarik lengan Minhyun berusaha memanggilnya.

"Hy...-hyung," lirih Jaehwan dengan suara tercekat.

Minhyun yang spontan terbangun, langsung mendapati wajah istrinya yang ketakutan itu.

"Ada apa sayang?" tanya Minhyun bingung.

Jaehwan menggelengakan kepalanya sambil berusaha mendudukkan dirinya, sambil mendekat ke arah suaminya.

Sungguh rasa ketakutan Jaehwan semakin kian memuncak. Ia tak peduli dengan infus yang berada di tangannya kini mulai meneteskan darah.

"Sayang tenang lah, infusmu," ujar Minhyun lembut berusaha memeluk Jaehwan dengan tangannya yang memencet bel tombol memanggilkan seorang perawat atau dokter datang ke ruangan itu.

Tuan Hwang yang sadar akan tingkah Jaehwan yang histeris, lantas ikut panik dan mendekat ke arah Minhyun.

Jaehwan yang melihat Tuan Hwang semakin mendekat, tentu saja semakin tantrum dan tak dapat berdiam diri.

"A...-appa tolong jangan menjualku, aku bukan orang seperti itu ... hiks... appa, tolong ! A...-aku tak mungkin bunuh diri lagi! Anakku sudah mati menggantikanku!" teriak Jaehwan ditengah isakannya itu.

Minhyun yang sadar akan ucapan Jaehwan lantas menolehkan kepalanya kearah belakang.

Seperti dugaan Minhyun. Tuan Hwang berada di kamar itu dengan pandangan yang rumit, dan manik nya mengeluarkan cairan bening, yang sepertinya membuat tamparan sendiri untuknya.

Kali itu Minhyun yang menatap lekat Tuan Hwang, akhirnya menyadari adanya kesalah pahaman yang sebelumnya terjadi antara ayahnya dan juga istrinya.

Jika dilihat dari raut wajah Tuan Hwang yang seakan sangat merasa bersalah dengan tubuhnya yang sedikit bergetar Minhyun dapat menarik kesimpulan seperti itu.

"Appa sebaiknya kau keluar dulu, jika kau tetap disini, aku takut akan hal buruk kembali yang terjadi pada istriku," ujar Minhyun yang terdengar lebih bijak.

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang