Chpater 29

243 36 5
                                    

Tuan Hwang yang sebelumnya merasa Tuan Park yang terus menerus menutupi sesuatu hal dari nya, akhirnya ia memilih untuk beranjak dari sana, dan kembali memilih untuk menghampiri menantunya kembali, sebab bagaimanapun ia masih mengkhawatirkan keadaan menantu kesayangannya itu.

Ia tak masalah jika menantunya akan membencinya. Namun satu hal yang harus ia perhatikan terlebih dahulu adalah menantunya itu sudah kembali dalam keadaan baik, tidak seperti sebelumnya yang belum kembali sadar dari masa komanya, terlebih dengan secara paksa harus dilakukan kuret demi mengangkat janin nya yang telah tak bernyawa itu.

Sesaat memang Tuan Hwang sempat berandai. Bagaimana jika cucunya lahir kedunia? Apakah ia akan tampak lebih bahagia?

Mungkin jawabannya iya. Ia pastinya akan jauh lebih bahagia dari pada sebelumnya, yang merasakan seseorang mulai memerhatikan dirinya.

.
.

"Bagaimana keadaan menantuku yang berada di ICU bernama Hwang Jaehwan," ujar Tuan Hwang saat menemui salah satu dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU.

Sejenak dokter tersebut tampak mengerutkan alisnya bingung mendapati Tuan Hwang yang menanyakan mengenai pasien yang sebenarnya sudah dipindahkan ke ruang perawatan VIP setelah dirasa pasien tersebut sudah bisa di rawat disana.

"Oh pasien tersebut, kini telah dipindahkan ke ruang VIP tuan," ujar sang dokter sopan pada Tuan Hwang.

Manik Tuan Hwang tampak terkesiap sejenak.

Disatu sisi ia merasa cukup lega atas berita tersebut, karena dengan begitu bukankah menandakan menantunya sudah cukup stabil ?

Namun disisi lainnya, ia sedikit merasa kecewa lantaran ia tak mendapatkan berita tersebut dari putranya sendiri, seolah putranya memang tak mempercayai dirinya sedikit pun.

Mungkin memang benar ia bersalah karena telah mengajak Jaehwan ke club itu, tetapi Tuan Hwang tak pernah terfikirkan hal yang negatif pada menantunya, melainkan hanya ingin memperkenalkan Jaehwan dengan teman yang memang ia miliki.

'Apakah appa memang sangat buruk dimatamu,' benak Tuan Hwang dalam hati.

Setelah nya dengan langkah malas, Tuan Hwang menuju lantai dimana memang Jaehwan dirawat.

Ruangan yang dikatakan dimana Jaehwan dirawat tampak cukup hening saat Tuan Hwang datangi.

"Sepertinya memang mereka perlu berisitirahat," ujar Tuan Hwang saat mendapati Minhyun dengan kepalanya tampak tertidur dipinggiran ranjang Jaehwan dengan manik terpejam, begitu pula dengan Jaehwan dengan manik yang sama terpejam nya dengan Minhyun.

'Mereka memang pasangan yang pas, keduanya tampak cocok satu sama lain, semoga saja mereka dikarunia anak kembali menggantikan buah hati mereka sebelumnya,' benak Tuan Hwang sambil tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada diruangan tersebut.

Tak lama setelah menyaksikan keduanya yang tampak satu sama lain seolah saling mengisi dan membuat hatinya yang sebelumnya terasa khawatir sekaligus gundah, kini menjadi cukup tenang, dan membuat dirinya menjadi ikut jatuh tertidur di kursi sofa yang ada di dalam ruangan VIP tersebut.

***

Tak begitu berbeda dengan kondisi di ruangan Jaehwan yang terlihat damai, kini dalam ruang rawat inap Jihoon juga tampak tenang, dengan Daniel yang masih setia menemani Jihoon, bahkan sesekali Daniel seolah curhat pada Jihoon mengenai hal hal yang telah di lalui oleh dirinya dan Jaehwan sebelum Jaehwan mengenal Minhyun.

Disatu sisi Jihoon merasa senang sebab Daniel dengan secara terbuka dapat menceritakan apapun pada nya. Namun di satu sisi lainnya ia merasa terkadang sedikit cemburu dengan perlakuan Daniel pada Jaehwan yang diceritakan dari mulut Daniel sendiri.

Tetapi tentu saja dibalik itu semua, Jihoon harus tau diri.

Ia bukan siapa siapa, apalagi seseorang yang memang dengan jelas memiliki tanda kepemilikan Daniel.

"Hyung, dari ceritamu seperti nya kau menyukai Jaehwan hyung, apakah kau dulu tak pernah mengungkapkan perasaanmu padanya sebelum ia memilih bersama Minhyun hyung?" tanya Jihoon berpura pura baru saja mengetahui perasaan Daniel melalui apa yang telah dikatakan, walaupun sebenarnya ia telah mengetahui akan kebenaran perasaanya pada Jaehwan tersebut melalui perkataannya yang sempat tak sengaja ia dengar dari pintu kamar Daniel kala itu.

Sebuah helaan nafas panjang, dengan kepala sedikit tertunduk Daniel menggelengkan kepalanya pelan, dan mengatakan bahwa ia memang telah berlaku bodoh kala itu.

Jihoon tersenyum getir mendapati pemuda yang sebelumnya terlihat tegar kini sedikit rapuh di hadapannya.

Ia tak suka akan hal itu!

"Hyung," lirih Jihoon pelan, agar Daniel mendongakkan kepalanya kearah nya.

Setelah Daniel benar benar menatap dirinya.

Dengan sebuah senyuman yang terlihat manis di wajah nya, Jihoon membuka tangannya seolah ingin memberikan pelukan pada Daniel.

Sesaat Daniel sempat bingung dengan tingkah Jihoon, hanya saja Daniel yang mulai mengerti mengapa Jihoon melakukan hal tersebut, yang tak lain agar menenangkan hatinya yang terasa gundah, Akhirnya Daniel memajukan tubuhnya, dan memeluk Jihoon erat.

Tanpa Daniel sadari aroma yang menguar dari tubuh Jihoon tampak sangat nyaman di hidungnya, dan lambat laun memang membuat dirinya tampak rileks akan hal tersebut.

'Semoga saja hyung dapat mengurangi rasa kesedihannya, dan dapat membuat lembaran baru yang lebih menyenangkan ... aku akan menunggu,'

........

TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.
.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang