Chapter 16

190 39 7
                                    

Minhyun yang cemas akan kegentingan diruangan ICU tersebut, hanya dapat terduduk di lantai dengan tatapan lesu.

Bagaimana tidak, pemuda itu melihat beberapa dokter yang memeriksa istrinya secara bergantian.

Apakah benar Jaehwan dalam keadaan gawat?

Entahlah Minhyun tak berharap akan hal itu, terlebih kini istrinya telah hamil anaknya, akan terasa sangat menyakitkan untuknya mendapatkan istri dan anak nya yang masih dalam kandungan sekaligus seperti itu.

Oh ayolah, mana ada suami yang tidak tegang menatap istrinya di ambang kematian bukan?

"Jjae jangan tinggalkan aku ... aku akan mengikuti kemauanmu apapun itu," lirih Minhyun tertunduk lesu.

***

"Dokter!" pekik seorang pemuda yang baru saja datang sambil menggendong seseorang pemuda lainnya di punggungnya.

Pemuda itu tampak cukup panik. Apalagi pemuda yang berada dalam gendongannya masih senantiasa meringis pelan, tetapi tidak separah sebelumnya.

"Niel ... tenanglah, aku tak apa," ujar Jaehwan sambil memukul pundak Daniel pelan berusaha menenangkan pemuda itu.

Daniel tak menggubris nya. Langkah kaki nya lansung menuju ruang IGD di rumah sakit tersebut.

"Hey ... kau lagi?" tanya salah satu dokter residen yang langsung dengan langkah cepat nya menuju IGD mengikuti langkah Daniel yang dengan seenak jidatnya memaksakan dirinya yang ikut masuk ke dalam ruangan.

Dengan sigap dokter residen yang sebelumnya sempat memeriksa Jihoon, langsung mengecek kondisi tubuhnya.

'Aneh? Tubuhnya jauh lebih baik dari kemarin, tetapi mengapa ia tampak kesakitan seperti ini?' benak dokter tersebut dalam kebingungannya.

Jaehwan yang menyadari pasti adanya kejanggalan yang terjadi, setelah melihat raut wajah dokternya yang tampak bingung, langsung dengan suara rendah dan hati hati Jaehwan mengatakan pada dokter tersebut bahwa dirinya baik baik saja.

"Kau tidak baik baik saja, aku takut ada luka dalam yang terjadi tanpa kau tahu, untuk itu kau merasakan sakit seperti itu," ujar dokter tersebut dengan tegas.

Jaehwan mau tak mau hanya diam. Ia sendiri pun tak tahu menahu mengenai hal yang terjadi pada tubuh Jihoon itu.

Awalnya ia tak merasakan sakit pada tubuhnya sama sekali saat masuk kedalam tubuh Jihoon, tetapi setelah Daniel menjelaskan kejadian sebelum ia terbaring di ICU kepalanya seakan berdenyut hebat.

Tunggu ....

'Mungkinkah ada hubungannya dengan tubuh asliku?' benak Jaehwan baru menyadari akan hal tersebut.

Segala prosedur pemeriksaan dokter residen itu lakukan pada Jaehwan, sedangkan Daniel sudah berada di luar IGD menunggu kabar dari dokter yang memeriksanya.

Dipikirannya kali ini bercabang. Banyak hal yang tak terduga hanya dalam kurun waktu dua hari saja untuknya.

Tak berapa lama kemudian, seorang dokter residen dengan beberapa berkas yang berada di tangannya tampak berjalan keluar dari IGD.

"Kau yang membawa pemuda manis tadi kan?" tanya dokter tersebut memastikan pada Daniel.

Sebuah anggukan kepala Daniel berikan pada dokter residen tersebut.

"Ini kondisi nya," ujar dokter tersebut memberikan rekapannya pada Daniel.

Sejenak Daniel tertegun dengan laporan diagnosa dari dokter tersebut.

"Ada beberapa luka di dalam tubuhnya seperti yang kuduga, hanya saja tak terlalu parah, namun kondisi nya harus tetap di jaga sebab selain luka yang ada pada tubuhnya ia mengalami infeksi pada lambung nya," ujar dokter tersebut.

'Mengapa aku merasa ada diagnosa ku yang kurang saat mempelajari gerak gerik tubuhnya tadi,' benak dokter residen tersebut.

Sebuah helaan nafas pelan terdengar ditelinga dokter tersebut.

Ya, Daniel merasa sedikit lega saat mendengar penjelasan dokter tersebut tak mengatakan bahwa Jaehwan tidak dalam kondisi yang parah.

Setelah nya, Daniel masuk ke dalam ruang IGD tersebut menemui Jaehwan yang masih dalam tubuh Jihoon tersebut.

"Niel .., ayo keluar dari sini, aku sudah baik baik saja, dan aku ingin menemui Minhyun hyung sekaligus tubuh asliku, sepertinya ada yang tak beres dengan tubuh asliku," ujar Jaehwan pada Daniel.

Seketika Daniel membeku.

"Apa maksudmu?" tanya Daniel pada Jaehwan dengan degup jantung nya yang berdegup cepat.

Jaehwan menghela nafasnya pelan, dan menggelengkan kepalanya pelan.

Ia tak ingin melanjutkan perkataan yang ia utarakan sebelumnya.

Melihat Daniel yang tak terlalu memberikannya respon, akhirnya Jaehwan memilih untuk segera beranjak dari ranjang itu, menghiraukan Daniel yang hanya diam terpaku.

"Bye ... Niel," ujar Jaehwan singkat sedikit melambaikan tangannya pada Daniel.

Jaehwan sedikit berlari kecil menuju ruangan dimana ia dirawat.

Kali ini Jaehwan sangat yakin pasti ada yang aneh dengan tubuhnya, pasalnya semakin ia mendekati kamar ICU dimana ia terbaring, degupan jantung yang semula tak berpacu cepat, kini berdetak sangat cepat, bahkan ia mulai merasakan sedikit sesak akan hal tersebut.

'Astaga ... ada apa dengan tubuhku?' panik Jaehwan.

.

.

Baru saja Jaehwan hendak berlari semakin mendekat kearah kamar yang ia yakin belum berpindah, sesosok kesayangannya tampak terduduk lemah dilantai rumah sakit dengan wajah yang kalut.

"Hyung?!" pekik Jaehwan tertahan sambil membekap mulut nya.

Ia tak menyangka Minhyun yang ia kenal sangat menjaga wibawanya, dan imej nya kini tampak berantakan dan kalut.

Langkah kaki Jaehwan secara perlahan semakin lama mendekati pemuda yang tak lain suami nya itu.

'Hyung ... mengapa kau seperti ini? Astaga ... apa ini karena aku? Hyung ma—'

Seketika kalimat Jaehwan menggantung saat mendengar isakan keras bahkan raungan kecil mengucapkan kalimat permintaan maaf pada Jaehwan.

Jaehwan mengerjapkan manik nya beberapa kali. Ia belum paham mengapa suaminya itu meminta maaf padanya.

'Kenapa hyung meminta maaf?' benak Jaehwan mematung di posisinya.

"Jjae!!"

................

TBC

See you next chapter

Leave a comment, and vote ...
.
.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang