Chapter 14

189 41 12
                                    

Malam ini Daniel tampak sedikit gelisah. Ada perasaan dimana ia tak rela jika Jaehwan benar benar bertemu kembali dengan Minhyun.

Maniknya tampak kosong dan menatap langit langit plafon berwarna putih seakan menggambarkan hati nya yang terasa sama dengan plafon itu ... hampa.

"Haruskah aku mempertumakan mu Jjae? Bagaimana jika kau sakit atau teringat hal buruk saat menemui hyung?" lirih kecil Daniel yang menghantui pemikirannya itu.

Kepalanya seakan dihimpit oleh benda lain yang terasa menusuk.

"Oh ... Jjae ... seharus nya perasaan ini tak berjalan seperti ini padamu, kau sahabatku ... sadarlah Niel," ujar Daniel pada dirinya sendiri seraya memukul pelan kepalanya dan mendudukkan dirinya.

Tanpa ia sadari, semakin lama dirinya larut akan kekalutan tersebut, semakin lama pula akhirnya rasa sesak yang semakin terasa capai pada titik maksimal.

Manik Daniel semakin basah, dan tak lama Daniel terisak dalam diam pada dirinya sendiri merutuki segala yang telah terjadi, sekaligus menyalahkan atas perasaannya yang pernah ia miliki pada sahabatnya itu.

dilain sisi .....

Pemuda manis yang tengah mengambil minuman karena kerongkongannya yang terasa kering, tampak mematung dengan maniknya yang berkaca kaca.

Hancur ....

Mungkin itu yang dapat ia rasakan saat ini.

Ia tak tahu bahwa dalam waktu sehari ia akan merasakan perasaan yang terlalu campur aduk layaknya roller coaster yang terlalu menukik.

'Jadi hyung ... menyukai Jaehwan hyung?' benak pemuda manis itu sambil menekap bibirnya di depan pintu kamar Daniel.

'Ternyata kau bodoh Ji ... pantas saja hyung langsung menerima keadaanmu dan memperbolehkan mu tinggal disini, karena dengan begitu Niel hyung dapat mengetahui keberadaan Jaehwan hyung,' benak Jihoon dalam keterdiamannya mencoba mengingat apa yang sudah dilakukan Daniel untuknya.

"Jiii !!! kau lama sekali," pekik Jaehwan yang setengah berlari kearah Jihoon.

Jihoon yang tak ingin nantinya Jaehwan mendengar apa yang di katakan Daniel dengan cepat menghapus cairan bening yang sempat tertahan di kedua manik nya dan menghampiri Jaehwan menjauh dari posisi pintu kamar Daniel saat ini.

"Kau kenapa? kenapa matamu sedikit merah?" tanya Jaehwan bingung.

Jihoon menggelengkan kepalanya, dan mengatakan bahwa sebelumnya ia sempat menguap lebar karena telah sangat mengantuk.

Sejenak Jaehwan memerhatikan lekat wajah Jihoon, dan menyuruh Jihoon agar segera masuk kembali ke kamar, lebih tepatnya Jaehwan memaksa Jihoon.

"Ayo kita tidur, kau harus beristirahat Jihoon-ah badanmu pasti masih terasa lemah," ujar Jaehwan pada Jihoon.

Sebuah anggukan kepala Jihoon balas kepada Jaehwan.

'Maafkan aku hyung,' benak Jihoon dalam hati.

***

Keesokan paginya Jaehwan yang berada di samping Jihoon tampak membelalakkan maniknya.

"Tunggu ... mengapa aku bisa berada di dalam tubuh Jihoon?" tanya Jaehwan saat menyadari pakaiannya telah berubah menjadi pakaian yang sebelumya dipakai oleh Jihoon tadi malam.

Manik Jaehwan tampak mengerjap beberapa kali. Ia berusaha mengingat setiap potongan ingatan yang berada di kepalanya.

Apakah ada yang terlupa oleh nya?

"A...-ah Jihoon sempat menangis tak jelas  ... lalu dia dapat melihat ku dan—"

Seketika kalimat Jaehwan terpotong. Ia baru sadar bahwa setelah itu Jihoon dapat memegang kerah nya dan tak lama entah bagaimana keduanya pingsan, dan tak mengingat potongan selanjutnya.

Tok

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu, terdengar jelas di pintu kamar yang ia tempati.

Dengan langkah perlahan Jaehwan melangkah kan kaki nya menuju pintu kamar membukakan pintu kamar tersebut.

Ceklek

Di depan pintu dapat ia lihat bahwa Daniel telah mengenakkan pakaian yang sudah rapi seolah ia sudah siap berangkat mengantar Jaehwan ke rumah sakit menemui Minhyun.

"Aku sudah menyiapkan sarapan, dan setelah ini kita akan berangkat ke rumah sakit, katakan pada Jaehwan kita akan berangkat setelah sarapan,"

Sebuah anggukan cepat Jaehwan berikan pada Daniel.

"Tunggu—"

Jaehwan menghentikan langkah Daniel yang akan meninggalkannya begitu saja.

Tanpa basa basi Jaehwan mengusap pipi Daniel dan mengusap kantung mata Daniel yang sangat terlihat menghitam.

"Hei ... apa yang kau lakukan?" elak Daniel menghentikan aktifitas yang Jaehwan lakukan.

Sebuah pukulan pelan justru yang Jaehwan lakukan pada Daniel, dan jangan lupakan omelan Jaehwan yang biasa Daniel dengar saat mendapati Daniel yang tampak kusut seperti ini.

"Yak !! Kau begadang? Mengapa kau tak memerhatikan tubuhmu? Tubuhmu itu harusnya di rawat dengan baik,"

Sontak manik Daniel membulat sempurna. Ia tak percaya akan ucapan yang baru saja ia dengar sekaligus tindakan tindakan kecil yang Jaehwan lakukan tadi.

'Apa maksudnya ini? Kalimat itu ... Jjae? Apakah Jihoon itu —'

"Kim Jaehwan??"

...........

TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.
.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang