Chapter 26

209 42 9
                                    

"Kau sudah lebih baik?" tanya dokter residen yang tengah berdiri menghadap Jihoon.

Jihoon menganggukan kepalanya pelan.

"Mengapa kau tiba tiba datang dok, bukankah aku baik baik saja dan tak perlu di periksa?" tanya Jihoon bingung sambil mengerutkan dahinya.

Sebuah kekehan kecil, dan gendikkan bahu Woojin perlihatkan pada Jihoon.

"Tadi ada seorang pemuda yang memintaku menjagamu untuk sementara saat ia pergi terburu buru tadi," ujar Woojin pada Jihoon.

"Daniel hyung? ... Sungguh?" tanya Jihoon seakan tak percaya, mengingat Daniel yang tiba tiba saja perhatian pada nya.

Bukankah dengan begitu menjadi pertanda baik untuknya?

Sebuah senyuman tersungging di kedua ujung bibirnya.

Woojin yang melihat Jihoon seperti itu tampak sedikit bingung menyaksikannya.

Apa yang harus di berikan senyuman? Bukankah perkataannya tadi tak ada yang lucu?

'Mungkinkah—'

Woojin meneguk saliva nya kasar. Ia tak menginginkan pikiran sesaat nya itu menjadi benar.

'Tenang Woojin tadi hanya dugaan saja,' benak Woojin dalam hati.

Setelah nya Woojin berpura pura memastikan bahwa Jihoon dalam keadaan baik baik saja.

Entahlah ada perasaan yang sedikit mengganjal dihatinya.

Kalau ia boleh jujur ia tak terlalu suka, dengan perasaan yang ia rasakan saat ini.

"Kau jauh lebih baik," ujar Woojin pelan yang kemudian duduk di bangku yang berdekatan dengan ranjang Jihoon.

Jihoon mengerutkan dahinya bingung. Sungguh ia tak paham mengapa Woojin justru duduk di dekatnya, bukankah sebelumnya ia telah mengatakan bahwa ia telah baik baik saja?

"Sudah kau periksa saja pasien lain nya dok," ujar Jihoon sopan.

Sebuah gelengan kepala pelan Woojin berikan pada Jihoon, dan tak lupa ia mengatakan bahwa dirinya telah berjanji pada seseorang untuk tak meninggalkan pemuda manis yang berada di hadapannya.

Jihoon sedikit mengerucutkan bibirnya lucu.

"Ternyata dokter juga bisa menyebalkan," cicit Jihoon pelan yang masih terdengar sama di telinga Woojin.

Tak lama setelah melihat Woojin yang duduk disana menatapnya, akhirnya Jihoon berinisiatif lain.

"Karena kau dokter ku, boleh kah aku meminta izin padamu agar mengizinkanku ke tempat Jaehwan hyung di ICU?" tanya Jihoon pelan dengan maniknya menatap Woojin.

Woojin tak terlalu menanggapinya melainkan mengalihkan pandangannya kearah lembaran data pasien yang sedang ia pegang di tangannya.

"Dok,"

Hening ...

Tak ada jawaban, seolah Woojin benar benar tak mendengar nya sama sekali suara Jihoon.

'Ck, menyebalkan,'

***

Minhyun dan Daniel kini telah berdiri cukup tegang di ruang tunggu kamar operasi, di karena kan menunggu Jaehwan yang sedang dilakukan tindakan kuret padanya.

Kepala Minhyun seakan berdenyut mengingat hal hal yang ada dihadapannya saat ini. Jika boleh jujur ia hatinya saat ini masih terasa hancur dan belum terobati sedikit pun. Namun mengingat istrinya yang kini masih berjuang antara hidup dan mati, maka Minhyun tak boleh terpuruk.

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang