Chapter 32 [END]

361 38 20
                                    

Semenjak kejadian dimana Jihoon hampir saja di larikan oleh Tuan Park, Daniel tak pernah meninggalkan Jihoon dari tempatnya, adapun ia sempat meninggalkan Jihoon lantaran dirinya yang dipaksakan untuk hanya sekedar makan dan berganti pakaian oleh Minhyun.

Lalu bagaimana Tuan Park?

Dia sudah di tangkap polisi semenjak pelaporan yang Woojin minta pada satpam rumah sakit.

Saat terakhir kali Daniel menemui nya karena rasa kesal nya pada Tuan Park atas perlakuannya terhadap Jihoon, Tuan Park tampak tersenyum senang dengan sunggingan nya itu, belum lagi ia mengatakan pada Daniel bahwa ia seharus nya membawa Jihoon agar pemuda manis itu melayani nya terlebih dahulu, sebab sia sia ia menggunakan obat untuk melumpuhkan saraf tapi tak ia pergunakan dengan baik kesempatannya.

Gila!

Ya, kata itu yang diucapkan Daniel kala itu, sungguh ia tak pernah mengira bahwa Tuan Park tak menyesali perbuatannya sedikit pun.

Sejak saat itu, Daniel merasa tak perlu lagi menyempatkan dirinya bertemu dengan pria itu hanya sekedar menanyakan apa tujuannya menyiksa Jihoon yang notabene anak angkat nya.

Hampir seminggu Jihoon terbaring di tempat yang sama dengan posisi yang sama. Terakhir Woojin bilang seharusnya Jihoon dapat bertahan, terlebih saat itu ia bersama sang proffesor berhasil menggagalkan obat yang di berikan pada Jihoon untuk melumpuhkan semua saraf nya yang ada, hanya saja secara psikologis menunjukkan betapa buruk nya dampak yang terjadi.

Salah satu dokter lainnya yang memang Daniel katakan pada Woojin agar mengerahkan yang terbaik untuk Jihoon mengatakan bahwa saat ini pasien sedang diambang antara dirinya ingin kembali hidup yang dengan kata lain bertahan hidup, atau justru sebaliknya ... menyerah.

Sang dokter mengatakan bahwa trauma yang dialami Jihoon lumayan berat, sehingga hal yang wajar jika pasien tak juga kunjung ingin bangun.

Sebuah tamparan besar untuk Daniel yang dapat ia rasakan saat ini.

Entah mengapa semenjak Jihoon terbaring seperti itu, rasa suka pada Jaehwan yang dulu selalu menggebu gebu kini semakin lama mulai teralihkan akan sosok Jihoon, bahkan saat Jaehwan di perbolehkan pulang dari rumah sakit, Minhyun yang mengingatkan Daniel untuk menghampiri istrinya sekedar bertemu sapa dengan sahabat nya itu.

Kini ia sedikit menyadari arti kehadiran Jihoon dalam hidupnya.

Apa mungkin sebenarnya Daniel mulai menyukai Jihoon?

Hal ini yang belum dapat ia yakini seratus persen, hanya saja ia mulai mencurigai akan keanehan pada dirinya terhadap pemuda manis itu.

"Ji, kau tak ingin bangun melihatku lagi?" tanya Daniel dengan suara rendah sambil mengusap pipi Jihoon. "Luka di bibir mu sudah kering sekarang, mungkin sebentar lagi akan pulih seperti semula, kau tetap manis Ji ... bahkan luka luka yang ada di tubuhmu juga selalu ku rawat, agar saat kau bangun, kau dapat melihat tubuhmu yang jauh lebih baik, aku berjanji akan melindungimu, untuk itu bangunlah, jika kau tak ada aku akan bercerita pada siapa? Jjae ? Tapi jika Minhyun hyung cemburu lagi bagaimana?" lanjut ujar Daniel seolah Jihoon akan dapat membalas setiap perkataannya.

Melihat tak ada perubahan dari Jihoon, Daniel mengambil nafas nya dalam dalam, dan menghela nafasnya secara perlahan mencoba mengurangi rasa sesak di dadanya itu.

***

"Hyung ! Mengapa Jihoon sekarang susah kuhubungi sih ! Masa aku pulang dari rumah sakit atau saat aku di rumah sakit ia tak menjengukku sama sekali?" Dengus Jaehwan sedikit kesal dengan sosok bernama Jihoon, yang ia kira Jihoon tidak terbaring koma di rumah sakit.

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang