Chapter 13

178 38 9
                                    

Daniel yang sebelumnya sempat terdiam, dengan pemikirannya yang sedang mengkhayal jika dirinya dapat mendengar suara sahabat nya itu, terpaksa di sadarkan oleh Jihoon yang tiba tiba saja menepuk pelan tangan Daniel.

"Hyung, kau baik baik saja?" tanya Jihoon dengan tatapan khawatir pada Daniel.

Dengan cepat Daniel menganggukan kepalanya, dan mengatakan bahwa ia dalam keadaan baik baik saja.

Setelahnya Daniel yang masih penasaran mengenai Jaehwan tentu saja menggunakan hal tersebut sebagai kesempatannya untuk dapat menanyakan kondisi Jaehwan saat ini.

"Apakah ia baik baik saja?" tanya Daniel tiba tiba pada Jihoon.

Jihoon terdiam sejenak. Jujur ia bingung apa yang seharusnya ia katakan pada Daniel. Apakah ia perlu mengatakan mengenai Jaehwan yang sebelumnya secara mendadak merintih kesakitan ?

Sebenarnya Jihoon ingin terlebih dahulu pada Jaehwan hanya saja tak memungkinkan untuknya bukan?

Daniel pasti akan menyadari keanehannya itu.

Cukup lama Jihoon menimbang apa yang akan di katakannya.

Jaehwan yang berada disana hanya dapat memantau dengan seksama apa yang sedang terjadi antara Daniel dan Jihoon, tanpa mengingat hal yang sempat terjadi padanya.

"Hyung mendekatlah," ujar Jihoon dengan tangannya yang membuat gerakan kecil memanggil Daniel ke arahnya.

Sejenak Daniel terdiam, dan mengerutkan keningnya, hanya saja langkah kaki nya menuntun dirinya mendekati Jihoon.

Dengan cepat Jihoon membisikkan kata perkata yang ingin ia ucapkan pada Daniel ke telinganya.

"Hyung, aku akan memberi tahumu kebenarannya hanya saja hyung jangan membuat perubahan ekspresi raut wajah, jika hyung tak mau melakukannya tak akan kuberitahu," ujar Jihoon membuat penasaran Daniel sekaligus memundurkan tubuhnya.

"Yak ! Jihoon-ah! kau ingin mengambil kesempatanmu untuk mendekati Niel ya?" ujar Jaehwan di telinga kiri Jihoon.

"Astaga ! hyung!" pekik Jihoon cukup heboh sambil mengusap usap telinga kirinya yang seakan pengang karena mendengar suara Jaehwan yang cukup keras.

Daniel yang melihat nya hanya melongo kearah Jihoon dengan tatapan bingung.

'Jadi memang benar Jaehwan berada disini?' benak Daniel.

"hyung sok tahu!" seru Jihoon membalas Jaehwan sambil melipatkan tangannya.

"Aku?" tanya Daniel menatap bingung Daniel.

Dengan cepat Jihoon menggelengkan kepalanya cepat, dan setelah nya ia mengatakan pada Daniel yang ia maksudkan adalah Jaehwan dengan kekehan ringannya.

Sungguh ia malu di hadapan Daniel kali ini. Dalam hatinya Jihoon sedikit mengumpat kecil pada Jaehwan karena sudah membuatnya malu dan tampak aneh di hadapan Daniel, pemuda yang ia kagumi.

Demi menghilangkan kecanggungan Daniel yang memahami posisi Jihoon langsung mengikuti kekehan Jihoon, dan setelah nya ia mengatakan pada Jihoon ia menyetujui usulannya.

Daniel kembali memajukan badannya condong ke arah Jihoon, dan menunggu Jihoon membisikkan sesuatu padanya.

Dengan santainya Jihoon membisikkan kondisi Jaehwan yang sebenarnya yang terjadi hari ini.

Mendengar kata perkata setiap ucapan Jihoon membuat Daniel dengan terpaksa menahan kekagetannya. Ia tak menyangka bahwa Jaehwan yang kini masih belum menyatu dengan tubuhnya dapat merasakan sakit juga.

Daniel tak dapat berkata apa apa, dan seperti perjanjiannya sebelumnya pada Jihoon Daniel menepatinya. Ia tak merubah raut wajahnya.

Saat ini ia sadar mengapa Jihoon membicarakan mengenai Jaehwan dengan berbisik, dan menyuruhnya untuk tak merubah ekspresi wajah nya saat ia di beritahu mengenai kondisi Jaehwan.

"Terimakasih, kau orang baik," ujar Daniel pada Jihoon sambil menepuk bahu Jihoon pelan.

Tanpa sadar kedua pipi Jihoon bersemu merah mendengar ucapan Daniel tersebut.

Hatinya seolah lemah mendengar pujian dari setiap perkataan Daniel.

"Yak Jihoon-ah ... sadarlah," bisik Jaehwan yang kembali duduk disamping Jihoon.

Refleks Jihoon menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya.

"Apa yang sebenarnya kau katakan pada Niel? Mengapa ia mengucapkan terimakasih padamu?" tanya Jaehwan penasaran.

Jihoon tak menjawab, melainkan hanya menyunggingkan senyumannya sebagai balasannya pada Jaehwan.

'Ah sepertinya aku harus mulai membiasakan diri dengan tingkah Jihoon,' ujar Daniel saat memperhatikan pemuda itu yang tampak tersenyum pada bayangan kosong di sebelahnya.

Ia sadar pastilah saat ini Jihoon sedang berkomunikasi dengan Jaehwan sahabatnya.

"Jjae ada yang bisa kubantu untuk membuatmu dapat mengingat hal yang terjadi sebelum kau berakhir di rumah sakit?" tanya Daniel pada Jihoon sembari memberikan kode padanya agar mengatakan pada Jaehwan.

Jaehwan yang berada disamping Jihoon tentu saja mendengar ucapan Daniel.

"Ji katakan padanya aku ingin menemui suamiku," ujar Jaehwan pada Jihoon.

Sebuah anggukan kepala Jihoon berikan pada Jaehwan.

"Jaehwan hyung bilang kalau ia ingin menemui suaminya hyung," ujar Jihoon pada Daniel.

Deg

Daniel terpaku di tempatnya. Arah pandang maniknya tampak menatap Jihoon lekat.

Sungguh ia tak terlalu suka dengan Minhyun semenjak dirinya menyalahkan Minhyun sebagai salah seorang tersangka yang membuat Jaehwan seperti itu.

"Kau yakin Jjae?" tanya Daniel dengan suaranya yang sedikit terdengar dingin di telinga Jaehwan dan juga Jihoon.

"Hng, tentu saja, aku merindukannya Niel," ujar Jaehwan membalas Daniel.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Jaehwan tentu saja dengan cepat Jihoon meneruskannya pada Daniel sama seperti yang di katakan oleh Jaehwan sebelumnya.

"Ah ... baiklah, kalau begitu besok kita ke rumah sakit, kurasa hyung menginap disana," ujar Daniel setengah hati.

'Hah ~~ Jjae benar benar tak mengingat apapun,' benak Daniel dalam hati yang meyakini semua kejadian yang menimpa Jaehwan adalah kesalahan Minhyun semata.

..............

TBC

#NgabubuRead

See you next chapter

Leave a comment and vote ...

.

.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang