Chapter 4

252 44 14
                                    

"Yak !! Mengapa langkah mu menjadi semakin cepat?!" pekik Jaehwan yang sedari tadi mengikuti langkah Jihoon dari belakang.

Refleks Jihoon menghentikan langkahnya itu. Semula ia kira Jaehwan tak akan mengikutinya, namun nyatanya justru kebalikannya. Jaehwan mengikuti langkah Jihoon yang sudah menjauh dari rumah sakit dimana wujud dirinya tergeletak lemah dengan berbagai alat penunjang hidupnya.

"Mengapa kau mengikutiku?" tanya Jihoon mencoba mengedarkan pandangannya seolah olah ia dapat melihat Jaehwan dengan kedua maniknya itu.

Jaehwan menggarukkan tengkuk nya pelan, dan tersenyum senang menatap Jihoon yang kini telah berada di hadapannya.

"Kau temanku," cicit Jaehwan pelan.

Jihoon memutarkan maniknya malas sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

"Dari kapan kau mengenal Niel?" tanya Jaehwan tiba tiba saat mendapati wajah Jihoon yang menurut nya lucu.

Pemuda manis dengan jaket pink kebesarannya itu malah mengerutkan keningnya bingung. Sungguh ia tak mengenal seseorang bernama 'Niel' yang dimaksud Jaehwan.

"Maksudmu hyung?" tanya Jihoon bingung.

Jaehwan tampak menghela nafasnya kasar. Ia sedikit menduga bahwa Jihoon belum mengetahui nama Daniel sebelumnya.

"Jadi kalian belum berkenalan satu sama lain?" tanya Jaehwan.

'Berkenalan? ... Maksudnya ? ... Pemuda tadi?' Monolog Jihoon dalam benak.

"Kau kenal dengan pemuda tadi?" tanya Jihoon yang tiba tiba saja excited pada Jaehwan bahkan tangan Jihoon seolah meraba raba bayangan kosong mencari sosok Jaehwan.

Dengan cepat Jaehwan menganggukan kepalanya itu, hingga ...

#Plak

Refleks tangan Jaehwan memukul kening nya pelan. Ia lupa bahwa Jihoon tak mungkin dapat melihat anggukan kepalanya itu, dan pantas saja wajah Jihoon yang semula berjarak tiga puluh senti darinya, kini hanya berjarak sejengkal dari hadapannya, karena ia terus menerus bergerak maju mendekati samar suara Jaehwan sebelumnya.

"Kau bisa mundur selangkah?" tanya Jaehwan dengan sedikit menahan nafas tepat di depan wajah Jihoon.

Refleks Jihoon langsung memundurkan tubuhnya kebelakang satu langkah seperti yang dikatakan Jaehwan sebelumnya.

"Ya... pemuda tadi adalah sahabatku Niel ... Kang Daniel," ujar Jaehwan.

Seulas senyuman dengan kedua ujunga bibir yang terangkat sempurna tampak jelas di wajah manis Jihoon.

Jaehwan mengeryitkan dahinya menatap Jihoon.

'Ada apa dengan bocah ini? Mengapa ia tersenyum senyum sendiri seperti itu? Apakah ucapan ku ada yang salah? Bukankah aku hanya memberitahukan nama Niel saja?' Monolog Jaehwan yang merasa aneh dengan sikap Jihoon.

"Kau kenapa?" tanya Jaehwan dengan celetukannya itu.

Dengan cepat Jihoon menggelengkan kepalanya. Ia tak mungkin memberi tahu Jaehwan bahwa alasannya ia tersenyum karena mengangumi Daniel bukan ?

Ya, Jihoon sedikit terpesona dengan Daniel yang menurut nya baik hati, berkharisma dan dingin, plus wajah nya yang tampan.

"Dia lebih tua dariku hyung?" tanya Jihoon pada Jaehwan mencoba mengorek informasi mengenai Daniel.

Jaehwan menjelaskan pada Jihoon bahwa Daniel seangkatan dengannya, yang tentu saja usia nya diatas Jihoon.

"Tampan," cicit Jihoon pelan, yang setelah nya langsung menutup mulut nya sendiri.

'Apa aku tadi tak salah dengar Jihoon mengatakan bahwa Daniel tampan?' tanya Jaehwan pada dirinya sendiri sambil memiringkan kepalanya dan menggosok telinganya, seolah sebelumnya pendengarannya seakan tersumbat.

Jihoon yang takut Jaehwan menyadari celotehan yang tak dia sengaja sebelumnya, akhirnya memilih melangkahkan kakinya meninggalkan Jaehwan sendirian dibelakangnya.

'Semoga saja Jaehwan hyung tak mendengarnya,' benak Jihoon sambil memegang pipinya itu.

***

Seorang pemuda dengan wajah nya yang terlihat sangat berantakan, tampak membenamkan wajah nya di pinggir ranjang pemuda manis berpipi chubby yang masih tergeletak lemah dengan berbagai alat penunjang yang menempel ditubuhnya.

"Jjae ... bangunlah ... kau tidak merindukan ku heum?" tanya pemuda itu saat mendongakkan kepalanya menatap wajah Jaehwan yang masih setia memejamkan maniknya.

Tangan Minhyun yang terulur tampak mengusap lembut tangan istrinya itu.

"Bangunlah sayang, aku akan melakukan semua yang kau minta jika kau bangun ... kau tak sayang dengan anak kita?" tanya Minhyun lagi lagi tanpa adanya jawaban balik padanya.

Manik Minhyun kembali basah saat lagi lagi mengingat masa lalu nya yang menurut nya dirinya tampak kurang memberi perhatian lebih pada istrinya itu, terlebih bisa dibilang justru dirinya yang membuat Jaehwan tertekan.

"Ada apa denganmu sebenarnya? Mengapa kau menggunakan benda tajam itu mengiris nadi mu? Apa kau benar benar tertekan karena aku?" tanya Minhyun yang seolah memang menyudutkan dirinya sendiri.

Dengan wajah nya yang sendu, Minhyun menghela nafasnya kasar.

Sungguh hal yang satu satu nya ia ingin kan saat ini, hanyalah Jaehwan yang kembali membuka manik nya itu menatap dirinya.

Ia berjanji bahwa setelah ini, ia tak lagi menyudutkan istrinya, ataupun membuat istrinya tertekan apapun alasannya itu.

"Permisi Tuan, lebih baik anda berada di luar sebentar, pasien hendak di periksa kembali," ujar salah satu perawat yang baru saja datang menghampirinya bersama salah satu dokter yang juga hadir di belakang perawat itu.

Dengan berat dan terasa kaku, Minhyun menganggukan kepalanya memberikan space untuk dokter dan juga perawat tersebut memeriksa istrinya yang terkulai lemah.

'Jjae bangunlah, aku mencintaimu,' lirih Minhyun dalam hati.

.........

TBC

#NgabubuRead

Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa 😉😉

See you next chapter

Leave a comment and vote ...

.
.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang