Chapter 24

185 41 12
                                    

Minhyun masih setia berdiri di depan ICU, dimana di dalam ada Jaehwan yang tengah di tangani oleh sang dokter.

Keadaan Jaehwan memburuk setelah sebelumnya tiba tiba saja mengalami serangan jantung mendadak untuk kesekian kalinya.

Beberapa dokter sudah mewanti wanti dirinya agar tenang dan tabah.

Hancur, sudah pasti. Namun setelah ia mengingat apa yang pernah di katakan oleh Jihoon mengenai ucapan Jaehwan kini Minhyun jauh lebih tegar dari sebelumnya.

Sebisa mungkin ia tak menangis sedikit pun. Dalam alam pikirnya jika Jaehwan belum kembali ke tubuh aslinya, tentu saja pastinya istrinya itu ada di sekeliling dirinya saat ini.

Ia tak ingin mengecewakan Jaehwan. Istri tercintanya.

Pria paruh baya yang baru saja keluar dari ICU dengan jas putihnya kini menghampiri dirinya.

Wajahnya tampak sayu, tetapi tatapannya tajam dan tegas.

"Maaf Tuan Hwang," ujar dokter tersebut secara tiba tiba.

Sontak Minhyun langsung memegang lengan baju dokter tersebut.

Degup jantung Minhyun kini seolah berkejar kejaran.

Ia tak menginginkan mendengar hal buruk mengenai Jaehwan.

Ia belum siap!

"Apa maksudmu minta maaf?" tanya Minhyun dengan susah payah, menahan emosi nya yang sewaktu waktu dapat meledak.

Tuan Hwang, maupun Tuan Park yang mendengar sayup sayup suara Minhyun, lantas mendekati Minhyun.

Sejenak dokter tersebut menghela nafasnya pelan.

"Kami tak dapat menyelamatkan bayimu, kondisi nya sudah sangat parah," ujar dokter tersebut.

"La...-lalu bagaimana istriku?" ujar Minhyun berusaha membuka mulutnya.

"Pasien masih kami usahakan semaksimal mungkin ... jika keadaannya cukup baik, dengan terpaksa kami harus mengkuret bayi yang ada di dalam kandungan pasien,"

Pupus sudah harapannya merawat anak nya nanti setelah Jaehwan bangun.

"Apa maksudnya mengkuret bayi?!"

Cukup keras suara pria paruh baya terdengar semakin mendekat kearah Minhyun.

kaki Minhyun yang tak sanggup berlama lama menopang tubuhnya yang terasa lemah, langsung sedikit terjatuh dan menunduk berusaha menekan emosi nya yang kini semakin meledak.

Marah ?

Ya, iya marah, bahkan sangat marah mengapa disaat seharusnya ia bahagia menanti buah hatinya, justru kedaan merubah semuanya.

"Minhyun-ah ! Jelaskan padaku apa maksudnya pria ini mengatakan mengkuret bayi, siapa maksudnya? Bukan Jaehwan bukan?" tanya Tuan Hwang sangat panik dan khawatir.

Hening...

Tak ada jawaban dari Minhyun, ia hanya tetap menunduk dengan tangannya yang terkepal.

Melihat Minhyun yang hanya diam tak menjawab, dengan hati hati sang dokter yang pada akhirnya menjawab pertanyaan Tuan Hwang.

"Benar, pasien atas nama Hwang Jaehwan dengan terpaksa bayi nya harus kami kuret, karena pasien untuk kesekian kalinya mengalami serangan jantung, dan kini kondisi pasien belum stabil,"

Deg

Seperti tamparan keras pada wajahnya Tuan Hwang hanya dapat membeku di tempatnya.

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang