Chapter 6

230 45 13
                                    

Manik Jaehwan tampak mengerjap beberapa kali, seolah dirinya belum dapat mencerna apa yang tengah terjadi saat ini.

Jaehwan sedari tadi tampak memerhatikan jari jemarinya, dan juga pakaian yang digunakannya.

"Astaga ! Mengapa aku jadi masuk ke tubuh Jihoon?" Panik Jaehwan.

Seingatnya saat Jihoon tadi tiba tiba jatuh, Jaehwan dengan susah payah berusaha memegang tubuh Jihoon erat agar tak terjatuh dengan keras ke lantai. Namun entah mengapa tiba tiba saja manik Jaehwan sempat menggelap memaksanya untuk menutup maniknya, dan sesaat Jaehwan membuka maniknya kembali, ia sudah berada di dalam tubuh Jihoon.

"Arghh ... ternyata tubuh Jihoon lemah sekali," ujar Jaehwan berusaha mendirikan tubuhnya, dan berniat kabur dari rumah itu.

Jaehwan sadar pasti sebenarnya Jihoon tak suka berada di sana, hanya saja ia tak memiliki tempat yang akan menampungnya, untuk itu Jaehwan fikir alangkah baik nya ia pergi kerumah sahabat nya, selain Jihoon secara sadar mengenal Daniel, dirinya pun sudah terbiasa kesana, sebab tidak mungkin ia ke rumahnya, apa yang akan di katakan Minhyun nantinya ?

Sejenak Jaehwan yang sekarang berada ditubuh Jihoon tampak memperhatikan sekelilingnya, dan dengan lincah kaki nya tanpa menimbulkan suara berlari keluar dari rumah yang menurut nya menyeramkan itu, setelah sebelumnya dengan jelas ia melihat dengan kedua maniknya Jihoon yang disiksa seperti itu.

Jika saja dirinya bukan hanya arwah, pastinya ia sudah mengajak Jihoon untuk tinggal di rumah nya saja.

Walaupun Jaehwan baru saja bertemu, dan mengenal Jihoon, entah mengapa hatinya terasa dekat dengan sosok Jihoon.

"Jihoon-ah aku pinjam tubuhmu dulu, kau tenang saja, aku akan memperlakukan tubuh mu dengan baik, serta akan mengobati tubuhmu yang luka luka ini," ujar Jaehwan dengan gumaman kecilnya.

Setelah sampai didepan rumah Jihoon, Jaehwan langsung saja menuju rumah Daniel. Ia tak peduli bahwa sahabat nya itu ada di rumah atau tidak, toh ia fikir ia juga tahu password pintu rumah Daniel.

Ya pintu rumah Daniel menggunakan pintu modern yang tak menggunakan kunci, untuk itu dengan tenang Jaehwan dapat masuk kedalam rumah Daniel bukan?

Itu lah yang Jaehwan fikirkan sedari tadi.

Tanpa berfikir panjang, Jaehwan langsung saja menyetop taksi yang terlintas di depannya, sebab ia tak ingin nanti nya ayah angkat Jihoon yang ia ingat menyeramkan akan menyadari bahwa putra nya kabur ... dan itu ulah Jaehwan.

Dengan lancar Jaehwan yang masih berada di dalam tubuh Jihoon memberi tahu dengan jelas kepada supir taksi tersebut mengenai alamat Daniel berada.

Setelah taksi tersebut telah melaju, barulah Jaehwan dapat sedikit tenang.

Perlahan ia menyenderkan tubuhnya pada bangku tersebut, dan menyelonjorkan kakinya.

Tampak beberapa kali Jaehwan merasa ngilu saat tubuhnya bergerak sedikit berpindah dari posisi tempat duduknya.

'Ah ... bocah ini ... sebenarnya apa yang terjadi pada tubuhnya?' benak Jaehwan sambil tangannya mulai sedikit menyingkap lengan jaket kebesaran itu tergulung keatas.

"Oh My God !" pekik Jaehwan heboh, bahkan supir taksi saja ikut menolehkan sebentar kearah belakang dimana Jaehwan duduk.

"Kau baik baik saja nak? Mengapa tangan mu lebam seperti itu?" tanya supir taksi yang sekilas melihat lengannya itu.

Dengan cepat Jaehwan kembali menutup Jaket itu dan menggelengkan kepalanya cepat. Tak mungkin ia membeberkan hal yang tak ia terlalu ketahui juga cerita yang sebenarnya.

Bagaimanapun Jaehwan yang berada di dalam tubuh Jihoon pasti nya tetap harus menjaga privasi Jihoon.

Sang supir yang memahami maksud Jaehwan, mau tak mau hanya diam, tak melanjutkan pertanyaan nya kembali.

Hampir empat puluh lima menit Jaehwan berada di taksi tersebut, dan tak terlalu lama setelahnya sebuah rumah yang cukup megah dengan pagar tinggi otomatis berwarna hitam jelas terlihat oleh Jaehwan.

"Kita sudah sampai," ujar supir tersebut.

Jaehwan menganggukan kepalanya menjawab supir tersebut, dan merogoh saku Jihoon.

'Astaga, ternyata Jihoon hanya punya uang dua lembar ini,' benak Jaehwan yang baru menyadarinya.

Dengan cepat Jaehwan memaksakan otak nya untuk berfikir cepat, mengenai bagaimana caranya agar ia bisa membayar supir taksi tersebut setelah ia sadar pastinya uang yang Jihoon miliki tak akan cukup.

"Ah ..-ahjussi ... mianh ... aku baru sadar bahwa uang yang berada disaku ku hanya dua lembar ini, Mmm ... bagaimana jika besok ahjussi balik lagi kerumah ini, aku akan meminjam uang sahabatku yang tinggal disini," ujar Jaehwan.

Sang supir menatap Jaehwan sejenak, dan setelah nya mengambil uang yang berada di tangan Jaehwan, dan mengatakan padanya bahwa uang yang ia pinjam ke temannya lebih baik untuk membawa nya kerumah sakit untuk di periksa lebih lanjut.

"Te...-terimakasih ahjussi, kau orang yang baik," ujar Jaehwan lalu beranjak keluar dari taksi itu.

.
.

Beberapa kali Jaehwan membunyikan bel sebagai itikad baik, siapa tahu Daniel berada di dalam.

Satu kali

Dua kali

Hingga ....

Lima kali

Tak ada tanda tanda bahwa Daniel berada di dalam. Untuk itu dengan terpaksa Jaehwan menggunakan password yang ia hafal untuk membuka pager sekaligus pintu rumah Daniel.

Seperti layaknya pemilik rumah Jaehwan dengan sangat santai masuk ke dalam kamar tamu, yang biasanya ia gunakan saat menginap dirumah itu, bahkan letak handuk maupun pakaian ganti yang biasanya sengaja Jaehwan tinggal disana ia sangat hafal dengan baik.

"Sebaik nya aku ambil kotak P3K dulu, pasti tubuhnya akan sangat banyak luka, pria itu menyeramkan, Ji ... seharusnya kau memberontak saja dari pria itu, toh dia bukan ayah kandungmu," ucap Jaehwan dengan santai sambil menepuk bahu Jihoon seolah ia sedang berbicara dengan Jihoon.

......

TBC

#NgabubuRead

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

Seya

Is That You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang