Follow_ig: elsa_ekaa
°Sorry for typo
Tersisa Billa dan Adnan di ruangan itu, membuat ruangan itu terasa tak berpenghuni, sepi! Tidak ada suara apapun, suasananya canggung.
•°•°•°•°•°•
Billa rasanya sesak berada di ruangan ini, bagaimana tidak ia ditinggal berdua dengan pria yang ia suka, astaghfirullah ini bagaikan musibah sekaligus berkah baginya. Berkahnya ia bisa bersama ustadz itu sedangkan musibah nya hanya di tinggal berdua di ruangan yang terasa semakin lama semakin sempit, "Billa halu ih:) emang ruangan bisa gerak:v" author
"Terimakasih" ucap Adnan memecahkan keheningan
"Untuk?" Pertanyaan singkat dari Billa
"Untuk semuanya" ucap Adnan lagi
"Amira tadi cerita bahwa kamu selalu menjaga saya" ucapan Adnan barusan membuat Billa menelan salivanya.
"Ka...kapan Amira menceritakan itu? Dia tidak melebih lebihkan cerita kan ustadz?" Tanya Billa serius, ustadz Adnan yang melihat perubahan raut wajah Billa tersenyum tipis.
"Dia tidak menambah nambahkan, dia hanya menceritakan jika kamu sangat khawatir kepada saya, apalagi saat dokter mengatakan bahwa saya tidak ada kesempatan dan dokter itu akan mencabut alat yang ada di tubuh saya, tapi kamu yakin jika saya akan sadar, dan jika dokter itu berani mencabut alat nya kamu akan menuntut rumah sakit ini sampai akhirnya kamu pingsan dan berakhir dirawat, lalu...." ucap Adnan panjang membuat Billa melongo.
"Stooop ustadz!!" Ucap Billa sedikit berteriak membuat ustadz itu terperanjat karna sedang fokus bercerita tiba tiba Billa teriak.
"Kenapa hmmm?" Tanya ustadz itu dengan tampang watadosnya, Billa merutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa suka sama ustadz itu, terlihat sangat menyebalkan tapi terlalu tampan, arghhh lama lama Billa bisa prustasi, antara suka dan kesal menjadi satu di hati Billa.
"Huaaaaa ustadz" teriak Billa menutupi wajahnya membuat Adnan khawatir.
"Ada apa Billa?" Tanya Adnan khawatir melihat beli berteriak, ia sudah serius tapi jawaban Billa membuatnya tertawa, karna Billa menjawab
"Pipi Billa panas ustadz" ucap Billa masih menutupi pipinya yang memerah.
Ustadz Adnan terpingkal melihat tingkah Billa. Ia sudah khawatir dan ternyata masalah blushing:v
"Coba saya liat pipi kamu" tanya Adnan, adegan ini bukan seperti di novel, dimana pria akan mencium wanitanya yang sedang tersipu, tapi di sini si pria malah menambahkan kadar kemerahan di wajah gadis itu.
"Merah seperti tomat, tapi cantik" ucap Adnan, astaghfirullah Adnan sangat merutuki kejujuran mulutnya itu, kenapa mulutnya selalu lepas kontrol begitu sih.
"Hah!! Aku cantik ya ustadz? Makasihhh" ucap Billa kepedean sambil menangkup pipinya.
"Ustadz bilang aku cantik kan" ucap Billa lagi sambil menaik turunkan halisnya
"A...aku...aku tadi salah mengatakan itu, dan mungkin kamu hanya salah dengar" alibi ustadz Adnan membuat Billa tertawa.
"Aku?" Ucap Billa membuat ustadz itu gelagapan, demi apa hari ini ia terlihat bodoh sekali, awalnya ia yang menggoda Billa, dan sekarang malah berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Dan Sang Ustadz [REVISI]
Teen FictionSeorang gadis yang terkenal dengan kecantikannya, juga kenakalannya harus masuk pesantren karena keterpaksaan, dia dipaksa kedua orang tuanya untuk masuk pesantren karena melihat tingkah sang anak yang kelewat nakalnya "Billa kami sudah memutuskan u...