Follow Instagram aku @elsa_ekaa
Setelah itu semuanya sibuk masing masing, mereka membuat rumah Billa bak istana, sungguh mengagumkan.
****
Hari ini merupakan hari yang sangat di tunggu tunggu oleh 2 keluarga besar yang sebentar lagi akan di persatuan oleh sebuah pernikahan.
Putra dan putri mereka tampil begitu tampan dan cantik, seorang putri bak ratu dan seorang pria bak raja. Mereka akan menjadi mempelai di acara hari ini.
Shabilla Putri Khansa, tinggal menghitung jam ia akan menjadi seorang istri, dan
Muhammad Adnan Al Fatih, sebentar lagi akan menjadi seorang suami.Afifah selaku ibu dari mempelai wanita menangis haru, melihat putri kecilnya dulu yang sekarang sudah dewasa bahkan sebentar lagi akan berkeluarga.
Hari ini adalah hari pernikahan Billa dan Adnan, Billa masih berada di dalam kamar sampai akad selsai di lantunkan.
Sedangkan Ustadz Adnan, ia sudah bersiap akan berangkat menuju rumah calon mempelai wanita, ada beberapa mobil yang mengiringi perjalanan Adnan. Mobil terdepan yang sedikit dihiasi bunga menjadi mobil utama milik keluarga Adnan.
Hingga, tak terasa keluarga besar Adnan sudah tiba di rumah tujuan.
"Sayang, calon suami kamu udah Dateng tuh" ucap Afifah memberitahu.
"Bunda ih, kan Billa gak bakal turun meskipun Ustadz Adnan udah Dateng, kecuali nanti ketika Ustadz Adnan selsai membacakan akad" ucap Billa, padahal dirinya sangat gugup sekarang, tapi kenapa? Sedangkan ia hanya tinggal menunggu lantunan akad dari calon suaminya.
"Iya iya, bunda tau, yaudah bunda ke bawah dulu ya, mau nyambut mereka" ucap Afifah dan berlalu pergi.
"Yaallah lancarkan lah acara hari ini" ucap Billa.
Seluruh tamu telah duduk di kursi masing masing, begitupun Adnan yang sudah duduk dan berhadapan langsung dengan Herman, Herman duduk bersebelahan dengan pak penghulu, ayah Billa itu tersenyum saat menatap Adnan, sedangkan Adnan? Tangannya seperti membeku, bahkan hanya untuk mengangkat lengkungan di bibirnya saja terasa sulit, hanya untuk mengulas senyum, ayolah tidak perlu segugup itu.
Akhirnya Adnan bisa tersenyum menatap Herman, tanpa menunggu waktu lagi pak penghulu memulai acara nya.
"Bagaimana? Apa sudah siap dimulai?" Tanya penghulu itu.
"Sudah pak, di segerakan saja" bukan Adnan yang menjawab melainkan Herman, demi apapun Adnan butuh air sekarang, ia takut salah saat mengucapkan ijab.
Acarapun akhirnya dimulai dengan Adnan membacakan 2 kalimat syahadat dan di lanjut dengan membaca ijab kabul, Herman merasakan tangan Adnan yang begitu dingin, sebelum mengucapkan kalimat ijab Herman tersenyum. Bagaimanapun dulu ia pernah merasakan hal demikian.
"Saya nikahkan putri saya, Shabilla Putri Khansa dengan engkau Muhammad Adnan Alfatih dengan mas kawin 150 gram emas beserta alat shalat di bayar, tunai" Herman begitu lantang mengucapkan kalimat itu. sekarang giliran Adnan yang mengucapkan, sebelum berucap Adnan menarik nafasnya dan mengatakan
"Saya terima nikahnya Shabilla Putri Khansa dengan maskawin tersebut di bayar, tunai" ucap Adnan dengan sekali tarikan nafas, semuanya tersenyum dan pak penghulu mengatakan
"Bagaimana para saksi, sah?" Ucap pak penghulu seolah bertanya.
"SAH" ucap semua tamu begitu keras hingga terdengar sampai ke kamar Billa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Dan Sang Ustadz [REVISI]
Fiksi RemajaSeorang gadis yang terkenal dengan kecantikannya, juga kenakalannya harus masuk pesantren karena keterpaksaan, dia dipaksa kedua orang tuanya untuk masuk pesantren karena melihat tingkah sang anak yang kelewat nakalnya "Billa kami sudah memutuskan u...