"Saya minta maaf, karna pasien menghembuskan nafas terakhirnya tadi"
Deg!
"Apa sih dok, jangan bercanda deh" Ucap Athaya kesal
"Maaf, saya sudah berusaha semampu saya, namun pasien menerima pukulan yang sangat banyak dibagian perutnya sehingga memperdalam lukanya, ditambah lagi dia bertahan dengan satu ginjal" Jelas dokter
"Ga ga ga! Ga mungkin! Shinta masih hidup! Dia bisa bertahan! Dokter jangan bercanda deh! Ga lucu! " Bentak Athaya lepas kendali.
Sungguh ini pertama kalinya dia menangis untuk perempuan, selain bundanya.
Bunda tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia hanya meluapkannya dengan tangisan, begitupun Shea dan Shasya.
Sam hanya turut prihatin, dan Dareen berusaha untuk menahan air matanya supaya tidak meluncur bebas dipipinya.
"Gue ga percaya! " Bentak Athaya langsung masuk kedalam ruang oprasi, lalu menemukan Shinta dengan muka pucat dan tubuh yang sudah dingin.
"Jangan dilepas dulu alat bantunya" Lirih Athaya, dan suster itu hanya mengangguk iba.
Dengan nekat, Athaya mengambil alat pemacu jantung, dan mengarahkan kebagian jantung Shinta berkali-kali.
Suster yang terkejut langsung menahan tindakan nekat Athaya, dan menjauhkannya dari ruangan operasi, keluar ruangan itu.
"Maaf mas, tapi ini sudah takdir jadi cobalah untuk mengikhlaskan" Ujar suster itu
"Dokter! Dokter! Jantung pasien kembali berdetak,namun sedikit lemah! " Ujar suster kedua
"Baiklah, kita ulang operasinya" Ujar dokter diangguki suster yang berada disampingnya itu.
"Trimakasih ya Tuhan, kau memberikan kesempatan lagi untuk putriku" Ujar Bunda terharu
"Lo ngapain tadi tha? " Tanya Dareen serak.
"Gue nekat ngarahin alat pemacu jantung ke Shinta" Jawab Athaya menutup wajahnya
Semuanya hanya melongo tak percaya dengan pengakuan Athaya, sungguh itu sangat nekat.!
Sekitar 30 menit kemudian...
Ceklek....
"Gimana keadaan anak saya dok? " Tanya Herman melihat dokter
"Puji Tuhan keadaannya membaik, tetapi kondisinya sangat lemah, kami tidak bisa memprediksi kapan dia bisa siuman" Ujarnya
"Maksud dokter, Shinta koma? " Tanya Shasya bergetar.
"Bisa dibilang seperti itu, tapi saya mohon jika kalian menemui dia sekarang, diharapkan jangan berisik" Ujar dokter tersenyum lalu pergi.
Athaya langsung menghampiri Shinta, gadis itu pucat, walau tak sepucat tadi.
******
1 minggu kemudian...
Ceklek...
"Eh Athaya, sini nak" Ajak bunda
"Iya tan" Ucapnya sambil mencium tangan bunda sopan.
"Athaya bisa jaga Shinta kan? Tante punya urusan sebentar" Ujar bunda paham situasi.
"Bisa banget tan" Ujarnya dan diangguki oleh bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple girls {√}
Teen Fiction[ END ] FOLLOW SEBELUM MEMBACA! PLAGIAT? HUSH! HUSH! HEMPAS AJA! Shinta. dia punya pribadi yang tidak bisa dimainkan. jika orang itu sudah keterlaluan, Shinta tidak akan main main lagi dia akan mengajak orang itu baku hantam! tidak ada kata ampun...