rindu

6.2K 240 1
                                    

Hari jum'at telah datang aku sudah tidak sabar bertemu ibu dan adik-adikku.setelah pulang dari kantor alfin mengajakku ke penthousenya.sampai di sana aku hampir menangis melihat sosok yang sangat kurindukan duduk di sofa.ku berlari memluknga saat beliau berdiri.

"Hay sayang,apa kabar?"(tanya ibu mengusap kepalaku).

"Ibu tau sendiri kan?...hiks"(ucapku terisak).

"Sore bu...."(sapa alfin).

Sapa alfin menyalami ibu setelah pelukanku di lepas oleh ibu untuk membalas salaman alfin.ibu melihat alfin dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu tersenyum.

"Suamimu tampan sayang.."(puji ibu).

"Ibuuuu..."(rengekku).

"Terima kasih bu..."(ucap alfin).

Adik-adikku datang dari taman.memelukku lalu menyalami alfin dan alfin terlihat sangat menyukai anak kecil buktinya dia begitu akrab dengan adikku yang kecil.

"Namamu siapa sayang...?"(tanya alfin).

"Namaku amira kak..."(jawab amira).

"Amira cantik banget kayak kak vanila..."(puji alfin).

"Amira lebih cantik kok kak..."

Aku mendelik mendengar ucapan amira dasar bocah itu.alfin tertawa lalu menggendongnya ke taman menyusul yang lainnya.

"Ibu lihat dia sangat baik nak..."(ucap ibu).

Aku diam tak menjawab ucapan ibu hanya tersenyum.bjar aku yang siapa cerita ini jangan sampai bu tau kalau aku menikah bukan karena keinginanku.

"Ibu tau kalau dia menikahimu paksa...(aku terkejut mendengarnya)..kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari ibu sayang..."

Aku menunduk mendengarnya memang sejak kecil aku sangat dekat dengan ibu dari pada yang lain.

"Tak apa,tapi percayalah dia pria yang baik.kamu harus berusaha jadi istri yang baik dan menerima perasaannya sayang.ibu lihat dia sangat menyayangimu."

Aku hanya mengangguk mendengar permintaan ibu.kulihat alfin masuk lagi dan berjalan ke arah tangga.

"BIBI!!!"

teriaknya saat berhenti di ujung tangga.aku mendelik menatapanya dia hanya nyengir kuda.lalu datanglah seorang wanita paruh baya mendekatinya.alfin tersenyum melihatmya dan memeluknya sebentar.dia seorang bibi kenpa dia begitu dekat dengannya.apakah dia yang merawat alfin dari kecil?melihat kekraban mereka filingku benar.mereka menatapku sekilas bibi tersenyum dan aku membalas senyumannya.alfin berjalan ke atas sedangkan bibi itu berjalan ke arahku dan ibu.

"Sore neng..."(sapa nya).

Hendak ku salami beliau namun beliau malah memelukku.kamipun duduk di sofa bertiga dengan aku berada di tengah-tengah mereka.

"Ternyata cantik betul istri den alfin.."(pujinya).

Aku tersipu malu tapi pada saat kami menikah di sini beliau tidak ada apa aku saja yang tidak melihatnta.

"Panggil aja bi sari,waktu kalian menikah bibi sedang pulang kampung sayang..."

Pulang kampung,makanya aku tidak melihatnya waktu itu hanya beberapa teman alfin dan tentu saja keempat kakak alfin.bi sari mulai bercerita tentang masa kecil alfin saat di rawatnya.aku tertawa tak habis fikir denamgan cerita di saat alfin terjatuh di got.
Ya ampun bagaimana bentuknya waktu itu.

"Kenapa kau tertawa seperti itu?

Tanya alfin yang sudah duduk di sofa dekat dengan bi sari.dia sudah berganti pakaian rupanya terlihat lebih santay.

Pelayan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang