Perjalanan dari rumah ke sekolah lumayan jauh, bisa memakan waktu setengah jam jika laju.
Hari-hariku harus bangun lebih awal dari siswa yang lain karena rumahku yang lumayan jauh.
Saat baru memarkir motor , bel sekolah pun berbunyi, bergegas aku menuju lapangan untuk berbaris, disambut dua sahabat baikku Keela dan Arun. Merekalah yang selalu bersamaku dari awal masuk sekolah menengah pertama. Padahal kami berasal dari sekolah dasar yang berbeda.
"Hampir aja terlambat,telat dikit lagi dihukum ",tegas Keela melototiku,"hhhee yang penting ga terlambat dong" jawabku meledeknya,
"Sstttt diam, nanti kita bertiga dihukum mau??" Ketus Arun.
Setelah berbaris, semua murid memasuki kelas yang telah ditentukan. Kami bertiga masuk ke kelas VIII A yang katanya muridnya pintar-pintar. Dan sangat disayangkan kami bertiga tidak berada dalam satu kelompok.
Krrriiiinggggg... Bel istirahat berbunyi.
Sembari berjalan menuju kantin,
"Iihhh kenapa sih kita ga satu kelompok, keluhku kesal," yaudah gapapa, yang penting kita bertiga tetap satu kelas" ujar Arun.
"Eemm mending kita ke kantin yuk, aku udah laper banget tau", ajak Keela.
Kita memang bukan anak yang famous di sekolah, bahkan sering jadi bahan bullying sama teman sekelas. Tapi kita selalu saling menguatkan setiap ada masalah. Mereka juga tidak seburuk itu, hanya pada saat-saat tertentu aja ngebully kita. Positif aja,mereka hanya belum mengenal kita lebih dalam.
"Hmm kapan ya kita bisa bergaul seperti mereka? Kalian berdua sih sudah sangat cukup bagiku, tapi bukankah banyak teman lebih nyaman?", Keluhku pada kedua sahabatku.
"Jangan banyak berharap deh, siapakah kita, udah dekil,hitam, ga ada yang bisa dibanggakan", sahut Arun penuh kesal.
"Ya kalian masih mending, liat aku? Udah hitam, gemuk, ditambah rambut yang keriting ini, hmmm", ucap Keela dengan menghembuskan nafas panjang.
"Udaaaahhh, kita mestinya bersyukur. Arun, kamu tu yang paling putih diantara kita, dan kamu juga manis. Keela,walau kamu lumayan berisi tapi kamu paling tinggi diantara kita, ga bakal kelihatan banget kok, lagian aku yakin kalau kamu putih kamu cantik banget, tenang aja mereka hanya belum mengenal kita lebih dalam", ucapku menenangkan mereka.
Kita bertiga langsung memesan makanan di kantin favorit kita.
Yuk ke bab selanjutnya➡️ Rasa Ranya
Jangan lupa votenya yaa teman-teman.
Terima kasih 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA
Teen FictionRanya, seorang gadis yang banyak mimpi, tak sedikit dari mereka mengatakan bahwa Ranya memiliki juang yang keras. Sayang, kisah cinta Ranya tidak banyak yang bisa dibanggakan. Ini perjalanan seorang gadis pada cinta yang kaku dan dingin. Sang pujang...