Hari ini, hari pertama tryout. Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Aku yakin aku bisa mengerjakan hari ini.
"Ranya, semangat!!", Kataku didepan cermin.
"Ranya, sarapan dulu, tryoutnya biar bisa konsentrasi", kata ibu.
"Ranya takut telat Buu, pergi dulu yaa, assalamualaikum", teriakku.
Aku sangat bersemangat pagi ini, karena aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Dan setelah lulus aku akan masuk ke SMA favorit seperti kak Rea dulu.
"Ranyaaaaa, you can do it!!!!", Teriakku di jalan yang sepi.
Hari-hari tryout hanya diisi dengan belajar dan belajar. Aku juga jarang bertemu Arun dan Keela karena sibuk belajar masing-masing.
"Semangat Yuan", aku mengirim pesan padanya.
Tapi tidak pernah dibalas lagi oleh Yuan.
Aku sudah terbiasa akan hal itu.Hari-hari tryout berlalu begitu cepat. Pada hari ketiga tryout, Egis dan Dela, teman sekelasku, menghampiriku.
"Bisa gak ngerjain soal tadi?", Kata Egis.
"Lumayan laah, susah-susah gampang", kataku sedikit lemas karena ada Dela.
"Eemm Ranya, kamu tau gak? Sebenarnya Yuan tu suka sama kamu", ujar Dela.
"Hah? Ga mungkin lah Del", kataku sedikit terkejut.
"Serius, aku juga tahu kok", sambung Egis.
"Dia kan pacaran sama...", Belum selesai berbicara Dela memotong pembicaraanku.
"Tapi dia suka sama kamu", ujar Dela.
"Yaa tetap aja, mustahil dia suka sama aku Del", ucapku sedikit gugup.
"Yaaa kalau kamu ga percaya juga ga masalah", katanya sembari melangkah pergi bersama Egis.
Aku tidak tahu yang mereka katakan itu benar atau tidak. Tapi aku tidak mau gede rasa dulu.
19 Maret 2016
Teruntuk Yuan,
Betapa indahnya jika engkau menemui hati yang tidak pernah menuntut apa-apa darimu,
Kecuali sebatas keinginan untuk melihatmu dalam keadaan baik."Nyaaa jaket kelas datang tadi, kamu sih ga masuk sekolah", chat Keela.
"Waahhh aku jadi ga sabar ambil jaketnya besok", balasku.
Keesokan harinya...
"Arun, Keela, mana jaket aku? Tanyaku bersemangat.
"Nih jaketnya, kenapa tulisannya Ranya? Ga sekalian tuh ditulis Nama Yuan juga? Olok Arun.
"Apaan sih? Loh kok besar banget jaketnya?", Tanyaku sambil memakai jaket.
"Semuanya juga kebesaran Nyaa, lihat nih punya aku", ucap Keela.
"Kamu sih tubuhnya yang besar, bukan jaketnya", olokku sambil tertawa.
"Oohh iyaa, di mading(majalah dinding) udah ada pembagian kelas untuk tryout selanjutnya tuh", kata teman yang lewat memberi informasi.
"Yuk kesana", ajakku sambil berlari menuju mading.
"Waahhh aku seruangan lagi sama Yuan", kataku girang.
"Eehhmmm masih belum move on juga niih??", Sahut Arun.
"Hmmm Ranya Ranya", kata Keela.
Aku hanya tertunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA
Teen FictionRanya, seorang gadis yang banyak mimpi, tak sedikit dari mereka mengatakan bahwa Ranya memiliki juang yang keras. Sayang, kisah cinta Ranya tidak banyak yang bisa dibanggakan. Ini perjalanan seorang gadis pada cinta yang kaku dan dingin. Sang pujang...