Volly Ball

7 3 0
                                    

Suatu pagi di sekolah...

"Heii nanti sore  ada pertandingan anak SMP kita melawan anak SMA, kita nonton yukk", kata Arun.

"Hmm males aahh, panas. Lagian aku juga ga suka liat pertandingan", jawabku lemas.

"Nyaaa, tau gak? Yang main itu Yuan", sorak Arun.

"Hahh? Serius run?" Tanyaku penasaran.

"Ya serius lah, kamu ga liat tadi dia latihan? Keren banget tauu", jawabnya.

Aku lalu membayangkan betapa kerennya dia saat berada di lapangan. Aku harus nonton dia bertanding hari ini, tidak boleh terlewatkan.

Sore itu aku bingung sekali, ternyata motor dipakai sama Ayah, padahal hari ini penting banget. Aku hanya mondar-mandir mencari solusi.
Aku teringat aku punya teman yang sekolah di SMA itu,
"Siapa tau dia nonton dan aku bisa ikut dia kesana", ucapku dalam hati.

Akupun jalan ke rumahnya, karena rumah kami tidak terlalu jauh.

"Mbak Susan" teriakku didepan rumahnya.

"Iyaaa, eehhh Ranya", sahutnya sembari membuka pintu.

"Eemmm mbak Susan ga nonton pertandingan volly hari ini? Kan sekolah kita yang tanding", kataku.

"Sebenarnya pengen nonton Nyaa, tapi motor mbak lagi rusak, ga bisa hidup", jawabnya lesu.

"Aduuhh, motor aku juga lagi dipakai Ayah mbak, gimana yaaa? Padahal hari ini Yuan main mbak", ujarku kecewa.

"Oohh Yuan yang pernah kamu ceritakan itu?" Ledeknya.

"Iya mbak, aku pengen banget nonton dia, hmm tapi ini aja udah kesorean", jawabku sembari duduk diteras rumahnya.

Tiba-tiba, brrmmmmm bbrrruummm, suara motor ayah terdengar.

"Loohh mbak, itu ayahku udah datang, yuk kerumah ku" ajakku bersemangat

Kamipun berlari kerumah ku...

"Tapii Nyaa, ini udah sore banget, sekarang aja udah jam 4.30, nanti sampai sana bisa jam 5 lewat Nyaa, kata mbak Susan.

"Iya juga sih mbak, tapiii aku pengen banget nonton walau sebentar mbak. Ayoo dong mbak temenin aku, please", .

"Yaudah cepetan siap-siap, mbak ambil tas dulu", katanya sambil berlari kerumah.

"Yeessssss", sorakku.

Saat udah di lokasi, ternyata sudah hampir selesai, aku dan mbak Susan langsung buru-buru mencari pertandingan volly Ball.

"Itu Nyaa , disana Nyaa", teriaknya sembari menunjuk lapangan volly.

Aku langsung terpana melihat Yuan bertanding, rambutnya yang sudah basah oleh keringat membuatnya tampak lebih keren.

"Aaaaaa mbak Susan, itu Yuan" sorakku gembira.

"Kamu ga mau foto dia diam diam? Lumayan buat kenang-kenangan", ujar mbak Susan.

"Boleh tu mbak, tapi nanti ada yang lihat aku foto diam-diam gimana mbak? Aku maluu", jawabku.

"Engga engga, tenang aja, nanti aku bantu kamu", ucapnya sembari mengambil hp yang ada ditangan ku.

Mbak Susan pun memfoto Yuan, sudah banyak sekali foto yang di ambilnya, tapi banyak ynag tidak jelas.

"Sini mbak aku aja, hasil foto mbak ga jelas tu", pintaku.

Saat aku asik mempotret Yuan, tanpa ku sadari Ozil melihatku dari belakang.
Pertandingan selesai, aku dan mbak Susan langsung pulang karena azan magrib sudah berkumandang.

Sesampainya dirumah, aku langsung mengedit foto-foto Yuan, dan mencetaknya.

"Hmm belakang foto ini aku tulis tanggal hari ini aja, buat kenang-kenangan hihii," kataku dalam hati.

Aku menulis tanggal dibalik foto Yuan " 16 November 2015"

Hari ini senang sekali rasanya. Walau hanya menyemangatinya diam-diam, tapi itu membuatku sangat bahagia.

Keesokkannya di sekolah...
Dibarisan pagi itu...

"Eehhmmm,, ciieee cieee, yang kemarin foto Yuan diam-diam, kelihatan banget yaa kalau suka sama Yuan", ledek Ozil.

Saat itu aku hanya diam saja, karena dia tidak ada menyebutkan namaku.

"Eehhh Ranya, ngaku aja kalau suka sama Yuan, aku lihat sendiri kok kemarin", katanya dengan wajah sewot.

Semuanya pun memandangku sambil mengolok-olok tentang foto itu.
Saat aku melihat Yuan, dia juga sedang memperhatikanku dengan wajah datarnya.

"Apaan sih? Kemarin itu mbak Susan foto foto anak SMAnya , bukan foto Yuan" aku mengelak.

"Alaaahh udah lah ngaku aja", sahut anak yang lain.

Aku hanya bisa diam saja, aku sangat malu saat itu, aku malu mereka tahu soal perasaanku ya g tak terbalas, aku malu mereka tahu aku memotret diam-diam, aku malu pada Yuan, aku malu sekali.
Keela dan Arun hanya bisa tersenyum mencoba membuatku tenang.
Tapi aku takut Yuan jadi menjauh dan benci padaku.

Yuk ke bagian cerita selanjutnya  ➡️ Ulangan Akhir Semester💜💜

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang