Menuju Putih Abu-Abu

2 1 0
                                    

Tanpa terasa, Ujian Nasional sudah didepan mata. Ada rasa tak sabar ingin segera lulus dan memakai seragam putih abu-abu. Namun disisi lain, ada rasa sedih yang mendalam karena harus berpisah dengan semua teman-teman yang entah akan melanjutkan sekolah dimana. Pada dasarnya memang setelah pertemuan akan ada perpisahan. Aku selalu sedih ketika memikirkan ini, aku tidak ingin jauh dari mereka, tapi aku juga harus melanjutkan sekolahku atas pilihan hatiku sendiri.

"Nyaaa, kamu beneran ga mau sekolah di Madrasah aja? Kita bisa lebih dalam mempelajari agama Nyaa", bujuk Keela dengan raut wajah sedih.

"Keel, aku pengen banget banget banget satu SMA sama kalian berdua, tapi aku punya jalan aku sendiri, lagian aku juga ingin pergi jauh dari kehidupan Yuan", jawabku sedih.

"Kamu tau kalau Yuan juga masuk madrasah?", Tanya Arun.

"Tau lah run, apa sih yang aku ga tau tentang dia?", Kataku sembari berjalan ke taman dan diikuti mereka.

"Nyaaa please Nyaa, masuk madrasah aja bareng kita, jadi kita bertiga tetap utuh", bujuk Arun .

"Maaf yaa , masuk SMA favorit adalah cita-cita aku dari dulu. Aku ingin jadi alumni SMA mereka", kataku sembari merangkul pundak mereka.

"Yaudah deh kalau itu memang pilihan kamu Nyaa, semoga kamu nemuin teman-teman yang baik dan bisa jaga kamu yaa", ujar Keela padaku.

"Iyaaa, udah aahh jangan sedih Mulu, aku nanti jadi sedih juga", kataku pada mereka.

Setelah pulang sekolah, aku menyiapkan berkas-berkas untuk daftar ke SMA yang aku tuju. Aku tidak tahu apakah di SMA nanti aku punya teman-teman sebaik mereka? Apa aku bisa melupakan Yuan?

"Ranyaaa, ciieee yang udah mau jadi anak SMA", ejek kak Rea sambil melihatku mempersiapkan berkas.

"Heheheh enak ga sih kak jadi anak SMA?" Tanyaku penasaran.

"Kamu tau gak? Masa SMA itu masa yang paling indah, banyak sekali hal-hal seru. Kakak sebentar lagi mau lulus aja rasanya sedih banget", katanya.

"Aku juga sedih kak mau pisah dari teman-teman aku", ujarku lesu.

"Hmm kalian sih walau pisah sekolah tapi masih satu kota, masih bisa dong ketemu. Kalau kakak sama teman-teman kakak? Semuanya pergi ke kota di kabupaten untuk melanjutkan kuliah. Entah akan berpisah kemana-mana aja Nyaa", curhatnya.

"Iya juga sih, aku nanti harus bisa kuliah juga kayak kakak, emang kakak mau lanjut kuliah dimana?", Tanyaku.

"Belum milih tempat sih Nyaa, nanti deh kakak pikirin lagi", ucapnya sembari keluar kamar .

Besok sudah mau ujian nasional, aku hanya berdiam diri dikamar sambil belajar. Tak henti-hentinya aku membayangkan masa SMP yang akan berakhir ini. Sedih bercampur bahagia karena akan memasuki jenjang yang lebih tinggi.

Sambil membuka buka buku, aku teringat buku ini aku pinjam dari Yuan . Siang tadi aku meminjam bukunya karena aku tidak ikut memfoto copy buku waktu itu, dan Yuan masih punya buku lebih.
Akupun tidak menyangka dia mau meminjamkan bukunya padaku. Mungkin karena dia malu, dia tidak mengeluarkan bukunya dan langsung memberi tasnya padaku yang isinya ada buku itu. Aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi siang. Aku membawa tasnya kesana kemari karena sangat senang .

"Aku tau yaa kamu itu selingkuh", teriak ibu dari kamar sebelah.

"Siapa? Aku pergi pagi dan pulang malam itu kerja!", Sahut ayahku.

"Tidak biasanya kamu kerja pulang selarut itu! Dan kamu tidak makan saat pulang serumah! Pasti sudah ada yang antar makanan kan?", Bentak ibuku lagi.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang