Cantik, enam huruf beribu makna diparas mu, bukan sekedar Cantik, bahkan sempurna pun kalah dengan mu
-DevKring
Kringg
Kringgg
Pukul 6 saat nya bangun
Pukul 6 saat nya bangun
Begitulah bunyi alarm Kamar Devan yang sudah memulai aksi, sang pemilik sempat kesal hingga akhirnya terbangun dan menekan tombol bangun Di alarm kesayangannya itu.Tak lama Devan mandi, lalu bergegas go to school, saat Devan menuruni tangga terlihat Bokap and nyokapnya sedang sarapan dimeja makan.
Ibunda Devan tersenyum kearah Devan setelahnya menegur putra tunggalnya itu.
"Anak Mami udah ganteng aja, sini nak sarapan mama udah siapin nasi goreng kesukaan kamu nih"Devan berjalan menuju meja makan, dia melihat banyak makanan yang sudah dimasak entah oleh bi asih atau oleh ibundanya.
"Tumben Mami sama papi sarapan bareng, biasanya juga jam segini udah gak ada dirumah." ucapnya seraya duduk.Papi Devan ternyum tipis kerarah Devan, melihat putranya yang semakin tinggi dah gagah ini "sesekali Nak gak papa kan? Lagian Papi hari ini gak ada meeting penting jadi bisa siangan ke kantornya"
"Kalo mami?" tanya Devan lagi, kali ini tertuju ke ibundanya
"Mami mau sarapan sama anak kesayangan mami aja ribet banget sih pake ditanyain begitu, gak seneng ya Devannya mami ini?" Ibunda Devan menjawab sambil mencubit gemas pipi anaknya yang sudah tidak tembam seperti dulu.
"Bukannya gitu, cuman gak biasanya aja kalian Sarapan bareng gini, tapi Devan seneng si, seenggaknya Mami sama Papi udah luangin waktu buat aku" ucap Devan sambil memakan Nasgor kesukannya.
"Ya udah, dihabisin nasi gorengnya ya, habis itu berangkat kesekolah, entar telat lagi" ucapan ibundanya hanya dibalas anggukan oleh Devan.
Devan mengerutkan keningnya setelah melirik dua kotak nasi dipinggir meja makan,
"Mi! Kok ada dua kotak nasi? Buat siapa emang? Tanyanya penasaran."Oh iya untung kamu ingatkan nak, ini satunya buat kamu, satu lagi buat Kayla" jawab Ibundanya seraya menunjuk kotak yang berwarna biru dan pink itu.
Devan terkejut, untuk apa Maminya repot repot membuatkannya bekal, untuknya dan untuk Kayla pula pikirnya dalam hati.
"Ya udah deh, Devan berangkat dulu ya Mi Pi!"
Setelah memasukan dua bekal itu kedalam ranselnya lalu mengecup dua punggung tangan bonyoknya."Jangan lupa kasih Kayla bekalnya ya nak" ucap ibunda Devan.
"iya"
Setelahnya Devan melajukan simera kesayangannya santai, jarak sekolah dan rumahnya cukup dekat, hanya perlu waktu sepuluh menit untuk sampai disekolahnya.Saat sampai diparkiran sekolah, Devan melihat mobil sport milik Angel terbuka, yang artinya mereka baru juga datang seperti Devan. Devan tersenyum saat melihat gadis Dekil yang pintar membuat jantungnya ingin keluar. Iya Kayla.
Devan berjalan kearah Kayla dan Angel, memberikan senyum terindahnya hari ini, mengingat bahwa nanti dia dan Kayla pasti akan disanjung oleh satu sekolah karena keberhasilan mereka kemarin.
"Hai curut" sapaan pertama Devan untuk Kayla, panggilan macam apa itu dasar Devan.
"Ish pagi pagi lo ya udah buat orang jadi mc aja" ucap Kayla melawak.
"Emosi Pecel lele!" sahut Devan sambil menyentil kening Kayla.
"Tuman nyentil jidat gue" kayla membalas dengan memberikan cubitan mautnya kepada si Devilnya.
Angel yang merasa menonton Drakor pagi senin saat itu tertawa, Dasar masalah rumah tangga gumam Angel pelan
Saat Angel sibuk tertawa, angel merasa tangannya digenggam oleh seseorang, Angel berpaling melihat siapa sosok yang lancang sekali itu. "David" ucap Angel kaget Sontak David menempelkan tangannya pada bibir Angel agar Angel tidak berisik. "Syutt, jangan berisik biarin dua orang kucing garong itu akur, kita kekelas lo aja, gue anter" Angel hanya diam saja, ia juga ingin melanjutkan pdktanya dengan David.****
Tbc
Yeee mereka sama sama lagi pdkt kayaknya ges umm semoga setelahnya gak ada kdrt yaa hahahahha, garing ya maap hhee
Kalian tim mana
Devan & Kayla atau David & Angel atau ada yang pilih Daffa hhhaa. Tunggu ya gimana part selanjutnya.
Byeeee
Tinggalin jejak dont forget
KAMU SEDANG MEMBACA
The Toxic Boy
RomanceSebal, cemburu, gundah, sakit hati, bahagia, semua tentang rasa itu sering kali Kayla rasakan untuk bertahan dalam setiap gelombangnya kehidupan menghadapi sikap seorang laki laki yang dia harapkan, yang dia cintai, meski sikap, perkataannya dan pem...