Mereka mulai mengerjakan tugas mereka dengan sesekali diselingi oleh tawa karena tingkah Ethan maupun Gwen hingga membuat baju Ethan terkena tumpahan cat karena tak sengaja menyenggol cat tersebut.
"Sheza, bantu bunda bikin makan siang dulu untuk yang lainnya ya. Kalian istirahat dulu aja, lagi pula udah jam 11 sebentar lagi azan," ujar Wardah saat keluar dari kamarnya. Sheza pun langsung mengangguk membantu Wardah mendorong kursi rodanya menuju dapur.
"Kamu jumatan?" Tanya Fathur pada Ethan. Ethan pun mengangguk, "Iya lah, begini-begini juga gue tetap salat Jumat kali. Eh tapi baju gue kotor, gue lupa nggak bawa baju ganti."
"Kamu bisa pake baju aku dulu kok. Mau aku ambili atau kamu yang pilih sendiri?" Tanya Fathur. "Gue pilih sendiri aja deh, biar sekalian ganti bajunya," ujar Ethan langsung beranjak dari duduknya mengikuti Fathur menuju kamarnya.
Gwen dan Nathan hanya menyimak, mereka tak terlalu tau menahu soal agama Islam walaupun di sekolah banyak siswa yang beragama Islam.
"Gwen, kamu udah sampai yang mana?" Tanya Fanny memecahkan keheningan. "Oh, gue baru selesai yang DNA sama RNA, tinggal yang kromosom doang sih," ujar Gwen sambil menunjukkan artikelnya yang masih dalam proses pengetikan.
"Rinci banget penjelasannya," ujar Fanny saat membaca artikel milik Gwen dan juga Fathur. "Masa sih?" Tanya Gwen baru menyadari.
"Iya, coba kamu baca ulang," ujar Fanny. Gwen pun membaca kembali artikelnya dan baru tersadar jika ucapan Fanny benar adanya. "Oh iya, ya. Kok gue baru sadar sih," ujar Gwen terkejut menyadari dirinya sudah mengetik sebanyak itu.
"Kamu benaran nggak sadar dari tadi udah mengetik sebanyak itu?" Tanya Fanny. Gwen menggelengkan kepalanya, "gue Cuma mengetik doang, sisanya Fathur yang kerjai," ujar Gwen membuat Fanny tersenyum.
Seketika saja Fanny mengubah pandangannya pada Fathur dan juga Ethan yang baru saja selesai berganti baju. "Gimana penampilan gue?" Tanya Ethan.
"Gila, baru kali ini gue lihat lo pake baju kaya begitu. Beda banget kaya gaya lo biasanya," ujar Gwen melihat Ethan menggunakan baju muslim, sarung dan juga kopiah. "Biasa aja kali puji guenya," ujar Ethan membuat Gwen memutar bola matanya malas.
"Salah ya gue puji lo," ujar Gwen kesal sendiri. Sheza pun datang dari dapur sambil membawa sebuah tabung gas kosong.
"Mas pulangnya nanti beli gas ya. Gas di rumah udah habis soalnya," ujar Sheza menaruh tabung gas tersebut di lantai. Fathur pun langsung mengambil tabung gas tersebut, "Iya nanti pulangnya mas beliin. Kalau begitu mas pergi dulu ya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Sheza dan Fanny bersamaan. Sheza menatapi kepergian Fathur dan juga Ethan dengan sebuah senyuman senang. Makin lama kamu makin rajin ya ibadahnya, batin Sheza.
Sheza pun memutuskan untuk kembali ke dapur meninggalkan Gwen, Fanny dan Nathan sama seperti sebelumnya. Kenapa dia senyum seperti itu? Batin Nathan menatap Sheza yang baru saja pergi menuju dapur kembali.
"Nathan, ayo kerja in lagi," ujar Fanny menyadarkan Nathan dari lamunannya. "Oh, iya."
Fanny pun kembali mengerjakan tugasnya bersama dengan Nathan sedangkan Gwen hanya membaca-baca buku yang Fathur jadikan sumber untuk mengerjakan tugas mereka.
Azan pun berkumandang begitu jelas terdengar di telinga mereka semua. Rumah Fathur memanglah tidak terlalu jauh dari masjid, jadi tidak aneh jika setiap waktunya mereka bisa mendengar azan dengan begitu jelas.
"Fanny, ayo salat dulu," ajak Wardah mendorong kursi rodanya sendiri karena Sheza sudah terlebih dahulu mengambil wudu. "Iya Bun," ujar Fanny beranjak menuju toilet untuk mengambil air wudu.
![](https://img.wattpad.com/cover/218906305-288-k522092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing. Begitu pun dengan Gwen dan teman-temannya. Tak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya karena semua itu adalah rahasia yang akan Tuhan perlihatkan saat waktunya tiba.