Tugas Kelompok [4]

43 5 0
                                        

Jam pelajaran sudah selesai, tapi Gwen masih saja sibuk dengan buku pelajarannya. “Lo nggak bosan apa baca tuh buku terus? Padahal tuh buku isinya Cuma angka-angka doang,” keluh Risha karena Gwen begitu fokus dengan bukunya sampai-sampai mengabaikan keberadaannya dan juga Iqbal.

“Sebentar Ris, sedikit lagi selesai kok,” ujar Gwen memberi pengertian. “Ayolah,” Risha sudah tak sabar melihat Gwen yang terlihat sangat haus akan ilmu. “Kalian kalau mau ke kantin duluan aja, nanti aku susul kok.”

Risha diam sejenak sambil melirik ke arah Iqbal. “Tapi nanti lo susul kita ke kantin ya,” ujar Risha mengingatkan. “Iya, nanti gue susul kalian kok,” ujar Gwen masih tak mengubah arah pandangnya pada buku.

Risha pun menghela napasnya lalu beranjak pergi menuju kantin bersama Iqbal. Sekarang tinggal tersisa Gwen seorang diri di dalam kelas. Gwen berusaha menyelesaikan tugas matematikanya agar di rumah nanti ia bisa langsung tertidur tanpa gangguan tugas apa pun.

“Selesai!” Teriak Gwen begitu senang setelah menyelesaikan soal terakhir yang ada. Gwen langsung memasukkan bukunya ke dalam tas lalu beranjak menuju kantin karena perutnya yang sudah mulai keroncongan.

Selama menuju kantin Gwen terus tersenyum mengingat kejadian kemarin. Entah mengapa kejadian kemarin selalu terbayang-bayang di pikiran Gwen. “Alex suka gue. Alex cinta gue. Alex Cuma punya gue,” ujar Gwen terus mengulang kata-kata tersebut seperti bernyanyi.

Tiba-tiba saja jam tangan Gwen berbunyi karena sensor detak jantung yang ada di jam tersebut. Gwen langsung memegangi dadanya dan tangan satunya memegangi tembok.

Gwen berusaha menahan rasa sakitnya dan berjalan menuju UKS untuk beristirahat sejenak, tapi entah mengapa pandangannya langsung buram dan tiba-tiba saja menggelap.

☁️☁️☁️

Gwen memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Ia tau jika sekarang ia berada di UKS, warna dan bau yang khas membuatnya cukup hafal, belum lagi karena dia langganan untuk berada di UKS.

“Lo udah sadar?” Tanya Alex yang sedari tadi menunggu Gwen sambil memainkan ponselnya. Gwen tak menjawab, ia masih berusaha untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.

“Gue harus pergi,” ujar Alex memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya lalu berdiri dari duduknya. Belum sempat melangkah lengan Alex sudah ditahan oleh Gwen membuat Alex menatap Gwen penuh tanda tanya.

“Lo yang tadi bawa gue ke sini?” Tanya Gwen. Alex berdecak lalu melepaskan lengannya dari genggaman Gwen. “Lo pikir siapa yang bakal bawa lo ke sini?”

Belum sempat menjawab Alex sudah pergi meninggalkan Gwen sendirian di UKS. Tiba-tiba saja Gwen tersenyum mencerna ucapan Alex, “Ternyata dia bisa romantis juga.”

Setelah merasa lebih baik Gwen berniat untuk kembali ke kelas. Ia tak mau ketinggalan pelajaran lagi karena penyakitnya.

“Gwen, kamu udah baikkan?” Tanya Fanny yang kebetulan sedang berada di koridor. “Ah, iya gue udah baikkan. BTW lo tau dari mana kalau gue habis kenapa-napa?” Tanya Gwen balik.

“Oh, tadi aku, Sheza sama Fathur nggak sengaja lihat kamu pingsan di lantai. Jadi tadi kita bawa kamu ke UKS karena nggak tau harus ngapain,” ujar Fanny menjelaskan. “Kalian yang bawa aku ke UKS?”

Fanny pun mengangguk, “Iya soalnya kita khawatir kamu kenapa-napa. Em, setahu  aku kamu punya penyakit jantung sejak kecil, jadi...”

“Makasih udah bantu gue tadi. Kalau begitu gue ke kelas dulu ya,” ujar Gwen memotong dan langsung pergi begitu saja menuju kelas. Fanny tak terlalu memikirkan sikap Gwen padanya, ia lebih memilih kembali ke tujuan awalnya untuk mencari buku referensi untuk tugas biologi yang akan guru berikan setelah rapat selesai.

A Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang