Siswa Beasiswa [2]

53 4 0
                                        

Risha menghela napasnya sambil mengaduk-aduk makannya. Gwen yang menyadari tingkah Risha pun memanggil Iqbal pelan sambil melirik ke arah Risha. Iqbal yang mengerti maksud Gwen pun mengangkat kedua bahunya tak tau.

Gwen berdecak kesal sedangkan Iqbal melanjutkan makannya. Brak... “Ah!” Risha berdiri keluar dari mejanya, namun tak disangka dari arah berlawanan Fanny datang membawa makanannya di atas nampan yang sekarang telah tumpah mengenai baju Risha karena tertabrak.

Spontan semua siswa yang ada di kantin pun berdiri karena terkejut. Risha sudah mengepalkan tangannya kesal sambil menatapi bajunya yang kotor.

Plak... Sebuah tamparan mulus mendarat di pipi Fanny. Fanny tak membalas, ia malah menundukkan kepalanya sambil memegangi pipinya dan menahan tangisannya.

“Maaf,” ujar Fanny dengan suara bergetar. “Maaf? Lo pikir dengan kata maaf baju gue bisa bersih lagi?” Tanya Risha menyentak. Fanny semakin menenggelamkan kepalanya takut menatap Risha.

“Sekarang lo jilat tumpahan makanan lo yang ada di lantai,” ujar Risha membuat semua orang yang berada di kantin terbelalak tak terkecuali dengan Fanny. “Kenapa? Lo nggak mau nge lakuin itu?” Tanya Risha. Fanny langsung menggelengkan kepala dan turun perlahan.

“Fanny! Kamu mau ngapain?” Tanya Sheza yang baru saja datang dengan nampan di tangannya. Fanny yang menyadari kedatangan Sheza pun hanya tersenyum lalu kembali menatap lantai.

Sheza yang tak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh Fanny pun langsung menarik lengan Fanny agar berdiri. “Kamu mau ngapain sih?” Tanya Sheza lagi. “Dia harus bersihkan kekacauan yang udah dia buat. Dia harus jilat lantainya sampai bersih,” ujar Risha sambil melipat tangannya di depan dada.

Sheza menghela napasnya lalu mendekat pada Risha. “Apa?” Tanya Risha heran. Semua orang tiba-tiba saja terkejut melihat apa yang baru saja Sheza lakukan. Ia menumpahkan makannya tepat di baju Risha.

“Lo gila ya?!” Teriak Risha. “Iya, aku gila karena nggak habis pikir dengan apa isi otak kalian yang selalu merasa jika diri kalian adalah penguasa. Ayo Fan kita pergi,” ujar Sheza menarik tangan Fanny meninggalkan kantin.

Semua orang langsung menatap Risha sambil berbisik, belum lagi Risha baru menyadari jika ada ‘3P’ sedang menatapnya. Risha yang malu pun langsung pergi meninggalkan kantin disusul oleh Gwen dan juga Iqbal.

“Gue baru tau kalau dia bisa seberani itu,” ujar Ethan tak percaya. “Dia singa yang tertidur,” ujar Nathan dengan sebuah senyum licik.

☁️☁️☁️

“Risha, tunggu!” Teriak Gwen sambil memegangi dadanya. “Kalian kenapa sih kejar gue? Lo juga, udah tau sakit masih lari segala,” ujar Risha mengomel. Gwen dan Iqbal tersenyum mendengar omelan Risha yang bagi mereka terdengar seperti sebuah perhatian.

“Suruh siapa lo nggak berhenti lari,” balas Gwen. “Au ah, kalian berdua sama aja,” ujar Risha cemberut. Risha langsung duduk di bangku yang ada di taman begitu pun Gwen. “Kalian tunggu di sini, gue beliin kalian minum dulu,” ujar Iqbal pergi meninggalkan keduanya.

Gwen masih mengatur napasnya sedangkan Risha melipat kedua tangannya di depan dada. “Gue nggak mau ya lihat lo lari-lari kaya tadi Cuma buat gue,” ujar Risha cuek. Gwen tersenyum menatap Risha. Merasa dirinya ditatap Risha pun langsung membuka mulut kembali, “Gue nggak mau lo kenapa-napa.”

Seketika saja Gwen langsung memeluk Risha yang langsung dibalas oleh Risha. “Makasih udah perhatian sama gue. Jangan mara-marah terus, nanti cepat tua,” ujar Gwen membuat Risha langsung melepaskan pelukannya.

A Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang