Hari ini adalah hari kepulangan Hari setelah selama seminggu meninggalkan putri kesayangannya. Gwen yang awalnya tau ayahnya akan pulang satu minggu terkejut saat mengetahui sang ayah ternyata pulang lebih cepat.
“Terus sesudah ini masuki apa lagi Bi?” Tanya Gwen yang sedang sibuk mengaduk adonan donatnya. “Kalau sudah kalis tinggal tunggu aja Non. Tutupi pake kain itu aja sampai adonannya mengembang,” ujar bi Sumi yang langsung diangguki oleh Gwen.
Gwen pun menghela napasnya setelah adonannya selesai. “Ternyata susah juga ya Bi bikin donat. Aku kira gampang,” ujar Gwen sambil menyusut keringatnya. Bi Sumi yang sedang sibuk dengan masakannya pun terkekeh. “Nanti juga kalau sudah terbiasa jadi gampang kok Non.”
“Tapi Bi, donatnya bakal enakkan? Aku nggak yakin donat buatan aku bakal enak. Atau kita pesan aja ya Bi?” Tanya Gwen teringat jika ia memang tak pernah bisa masak ataupun membuat donat dan kawan-kawannya. Pernah sekali ia mencoba untuk memasak namun tangannya malah terkena minyak panas membuat ayahnya melarang ia untuk memasak lagi.
“Pasti enak kok Non. Tenang aja, kan ini belum selesai dibuatnya,” ujar bi Sumi.
Sambil menunggu adonannya mengembang Gwen lebih memilih untuk memain ponselnya. Ia membuka akun instagram nya hanya untuk melihat-lihat punggahan teman-temannya di akhir minggu ini.
“Non! Ini adonannya sudah mengembang,” panggil bi Sumi membuat Gwen beranjak dari sofa dan kembali ke dapur.
☁️☁️☁️
Gwen sudah selesai membuat donat, dan benar saja rasanya enak seperti apa yang bi Sumi bilang. Sekarang Gwen kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu karena sebentar lagi ayahnya sudah akan tiba di rumah.
“Baju yang mana ya? Pink atau ungu?” Tanya Gwen menatapi kedua dress nya yang ada di atas kasur.
Setelah lama memilih akhirnya Gwen pun memilih untuk menggunakan dress nya yang berwarna hijau mint, benar-benar labil pikirnya mengingat ia yang selalu mendapatkan dua pilihan namun memilih yang tidak ada dalam pilihan tersebut.
Setelah selesai dengan pakaiannya Gwen pun duduk di depan meja riasnya. Ia menyisir rambutnya dan memoles wajahnya dengan sedikit make up. Siapa tau papah mau langsung ajak aku piknik, batin Gwen walau pun ia tau ayahnya pasti sangat kelelahan setelah perjalanan panjang.
“Parfumnya di mana sih? Kok nggak ada ya?” Tanya Gwen heran karena tak mendapati parfum kesukaannya di meja riasnya. Ia pun mencari parfumnya di laci nakas, namun saat membuka laci yang paling bawah ia malah mendapatkan diary ibunya yang sempat ia ambil dari gudang.
Gwen mengambil buku tersebut lalu duduk di atas kasur dan membacanya teringat ia belum sempat membaca seluruh banyak isi dari buku tersebut.
Sesekali Gwen tersenyum dan tertawa saat membaca keluh kesah ibunya soal ayahnya ataupun dirinya yang manja saat kecil dulu. Ia pikir akan ada rahasia, namun nyatanya hanya ada memori yang membahagiakan di dalam diary tersebut.
Gwen kembali membuka lembaran selanjutnya. Di sana terselip sebuah foto dan kertas yang dilipat. Ia memandangi foto tersebut. Ia merasa familier dengan wajah wanita yang berada di sebelah ibunya itu. Bukan, bukan Tasya ibunya Alex. Wanita itu menggunakan khimar panjang dengan sebuah senyuman yang tak kalah teduh dengan ibunya.
“Dia kan....”
Gwen pun membalikkan foto tersebut dan di sana terdapat sebuah tulisan tangan ibunya. Aku tak tau keputusanku benar atau tidak. Yang aku tau hanyalah nyaman dan damai saat bersamamu. Aku harap suatu saat aku bisa merasakan indahnya Islam sebelum aku pergi dari dunia ini. Aku ingin percaya pada Tuhan yang sama sepertimu, karena aku sekarang yakin jika Tuhanku adalah Tuhanmu, yang Maha Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret [SELESAI]
Novela JuvenilSetiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing. Begitu pun dengan Gwen dan teman-temannya. Tak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya karena semua itu adalah rahasia yang akan Tuhan perlihatkan saat waktunya tiba.