“Alex? Lo ada di sini? Gue kira lo masih marah tentang yang waktu itu,” ujar Gwen saat baru saja keluar dari ruangan dokter Elen, dokter jantungnya. “Lo bisa lihat sendiri kan gue ada di sini? Nggak usah kaya orang buta deh. Lagi pula gue ke sini cuma karena papah yang suruh gue. Ingat itu,” ujar Alex malas.
Gwen tak memedulikan ucapan Alex, dia langsung menggandeng tangan Alex mengajaknya keluar dari rumah sakit membuat Alex tak sempat menolak gandengan tangan tersebut.
Sesampainya di luar rumah sakit Alex langsung melepaskan gandengan tangan Gwen membuat Gwen kesal.
“Apa kata dokter Elen?” Tanya Alex to the point. Gwen pun tersenyum membuat Alex kebingungan sendiri, “Dokter bolehin gue ikut study tour nanti!” Teriak Gwen begitu bersemangat.
“Apa nggak sebaiknya lo nggak usah ikut? Lo tau kan kalau jantung lo lemah,” ujar Alex membuat Gwen langsung terdiam. “Tapi dokter Elen udah bolehin gue buat ikut kok. Katanya asalkan gue nggak kecapean gue bakal baik-baik aja.”
Alex berdecak kesal. “Terserah lo. Yang terpenting gue nggak mau liburan gue rusak cuma karena lo yang tiba-tiba sakit nanti. Ingat,” ujar Alex. Gwen berusaha menahan air matanya karena ucapan Alex.
“Nggak usah keluar in air mata lo itu di depan gue. Gue udah terlalu muak,” ujar Alex meninggalkan Gwen menuju mobil. Gwen menghela napasnya sambil menyusut air matanya yang mulai menetes lalu memaksakan tersenyum dan menyusul Alex.
☁️☁️☁️
Hari yang mereka tunggu-tunggu pun akhirnya datang, hari di mana mereka akan melaksanakan study tour namun dengan rasa berlibur.“Gue senang banget deh akhirnya kita bisa liburan bareng,” ujar Risha sambil merangkul Gwen. “Iya, gue juga. Akhirnya gue bisa ikut study tour,” timpal Gwen.
“Nah kalau begitu gimana kalau kita foto dulu buat kenang-kenangan,” ujar Iqbal menyalip di antara keduanya. “Ih, lo ngapain sih,” ujar Risha kesal. “Diam ah, lo mau ikut foto nggak nih?” Tanya Iqbal sudah menjulurkan tangannya sambil memegang ponselnya.
“Pastilah. Awas-awas, gue nggak kelihatan tuh,” ujar Risha mendekatkan dirinya pada Iqbal. “Lo udah kelihatan kok. Nggak usah geser-geser lagi,” ujar Iqbal kesal.
“Iya, iya. Cepat pijit tombolnya,” ujar Risha sudah berpose. “Iya, iya. Siap ya, satu, dua, tiga.”
Setelah mendapatkan beberapa foto ponsel Iqbal . “Sini, sini. Gue mau lihat dulu hasil fotonya,” ujar Risha sambil merebut ponsel Iqbal. “Eh hp gue!” Teriak Iqbal mengejar Risha yang sudah membawa ponselnya menjauh.
“Eh, gue kok ditinggali,” ujar Gwen hanya menatapi keduanya saling mengejar. Gwen pun menghela napasnya menghampiri keduanya yang masih sibuk saling mengejar.
“Kalian duluan aja. Ada yang harus gue lakuin,” ujar Nathan. Alex hanya mengangguk kembali berjalan menuju kamar hotelnya sedangkan Ethan tetap terdiam melihat Nathan yang pergi menghampiri Sheza dan Fanny.
“Fanny,” panggil Nathan membuat Fanny maupun Sheza langsung menengok. “Nathan? Ada apa?” Tanya Fanny.
“Nggak ada apa-apa kok. Gue cuma mau dekat sama lo aja,” ujar Nathan sambil tersenyum pada Fanny lu beralih pada Sheza.
Sheza pun menghela napasnya. Ingin dirinya melarang Fanny untuk berpacaran apalagi dengan Nathan. Namun apa daya ia hanya seorang sahabat yang hanya bisa sekedar mengingatkan dan mendoakan tanpa mengurusi hidup sahabatnya lebih jauh lagi.
“Fan aku tinggal dulu ya,” ujar Sheza berusaha menghindar dari Nathan. “Loh kenapa? Kamu di sini aja,” ujar Fanny. “Iya, lo di sini aja. Lo nggak ganggu kita pacaran kok,” timpal Nathan.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret [SELESAI]
Ficção AdolescenteSetiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing. Begitu pun dengan Gwen dan teman-temannya. Tak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya karena semua itu adalah rahasia yang akan Tuhan perlihatkan saat waktunya tiba.