Jangan Khawatir [12]

64 5 0
                                    

Alex kembali ke kamarnya dan langsung menaruh mantelnya di sofa sembarang. “Lo baru balik?” Tanya Ethan sambil membawa semangkuk mie di tangannya. “Ya,” balas Alex.

“Mau mie?” Tanya Ethan menawarkan. “Nggak. Lo aja yang makan,” ujar Alex menepuk bahu Ethan.

“Oh ya. Gwen, dia baik-baik saja kan?” Tanya Ethan lagi. Alex menghentikan langkahnya dan menoleh. “Ya. Dia baik-baik saja.”

“Ah, syukurlah. Setidaknya kak Elen nggak akan selalu teror gue cuma buat tanya keadaan Gwen,” ujar Ethan lalu duduk di sofa. “Kenapa dia harus khawatir. Bukankah dia yang mengizinkan Gwen untuk ikut?”

“Entah lah. Dia bilang kondisi Gwen buruk, tapi Gwen tetap memaksa untuk ikut,” ujar Ethan menyuapkan mie nya ke dalam mulutnya. “Maksud lo kondisi Gwen buruk dan seharusnya dia nggak ke sini?”

Ethan pun mengangguk sambil menikmati mie nya. “Sial,” Alex langsung berlari mengambil mantelnya dan keluar dari kamar membuat Ethan terheran sendiri. “Dia kenapa?” Tanya Ethan heran.

Alex berlari mencari keberadaan di sekitar hotel namun tak ada satu pun yang melihatnya sejak tadi. “Lo mau ke mana?” Tanya Nathan melihat Alex yang terus berlari tanpa arah.

“Lo lihat Gwen?” Tanya Alex dengan napas yang terengah-engah. “Nggak. Gue nggak lihat dia dari tadi. Bukannya dia satu kelompok ya sama lo?” Tanya Nathan balik. “Sial.”

Alex kembali berlari menuju hutan, ia khawatir jika Gwen tersesat di sana apalagi dengan kondisinya yang kurang baik.

Tiba-tiba Alex menghentikan langkahnya saat berada di bibir hutan. Fathur keluar dari hutan membawa Gwen yang sudah tak sadarkan diri. Spontan Alex langsung menghampirinya dan mengambil alih tubuh Gwen.

“Dia tiba-tiba pingsan tadi,” ujar Fathur saat Alex sudah membopong Gwen. “Gue tau,” ujar Alex berlari menuju klinik yang berada di dalam hotel.

Fathur menatapi Alex yang berlari membawa Gwen pergi lalu menghela napasnya. “Mas, Mas gapapa kan?” Tanya Sheza khawatir. Fathur tersenyum lalu mengangguk. “Mas baik-baik aja kok. Maaf ya kalau mas bikin kamu khawatir.”

Sheza menghela napasnya lalu mengangguk. “Oh ya, kenapa Mas bisa bareng sama Gwen? Dan apa yang terjadi sama dia?” Tanya Sheza penasaran.

“Kita bicara in itu nanti aja. Mas mau bersih-bersih dulu, boleh kan,” ujar Fathur sambil memperlihatkan bajunya yang cukup kotor. Sheza pun mengangguk membiarkan Fathur kembali ke kamarnya sedangkan dia menghampiri Fanny untuk mengajaknya menuju kamar dan beristirahat.

☁️☁️☁️

Perlahan Gwen mulai membuka matanya. Sudah bisa ia tebak jika sekarang ia berada di rumah sakit. Hari memutuskan untuk membawa Gwen pulang setelah mendapatkan kabar dari Alex tentang kondisi Gwen.

“Kamu udah sadar,” ujar Elen saat memasuki ruangan Gwen. “Berapa lama aku pingsan?” Tanya Gwen. “Dua hari,” ujar Elen sambil memeriksa kondisi Gwen.

Gwen menghela napasnya lalu menatap langit-langit teringat dengan kejadian malam itu saat di hutan.

“Kamu udah lebih baikkan?” Tanya Fathur saat Gwen berusaha berdiri melanjutkan perjalanan mereka. Gwen tersenyum lalu mengangguk sambil memegangi dadanya.

“Gue udah lebih baik kok. Lagi pula hari semakin malam, kita harus cepat-cepat keluar dari hutan,” ujar Gwen lalu diangguki oleh Fathur.

Gwen pun terus berjalan di depan Fathur tertatih-tatih karena harus menahan rasa sakit di dadanya. “Kamu benaran baik-baik aja kan? Itu jam kamu...”

A Secret [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang