4. Aku akan menunggumu

623 114 16
                                    

"Memikirkan seseorang dalam dunia khayalan itu mudah, namun membawanya ke dunia nyata itu sulit."

~ Pemilik Hatiku ~

Seorang pria berpakaian putih abu-abu dan jaket berwarna hitam, sedari tadi mengamati keberadaan wanita berlesung pipi bersama kedua sahabatnya yang sedang asik menikmati makanan di hadapannya.

Namun tak lama wanita berlesung pipi dan kedua sahabatnya meninggalkan restoran tersebut, ia pun dengan sigap mengikutinya.

“Airin, bisa kita bicara sebentar?”  ucapnya  sambil berdiri di belakang Airin dan kedua sahabatnya.

Airin menghentikan langkahnya, begitu pula dengan kedua sahabatnya, lalu bebalik menatap wajah pria itu.

“Vikar.”

“Hem.”

“ Apa ada hal penting yang harus kita bicarakan?”

“Iya,” jawabnya  singkat.

“Kalian berdua bisa balik duluan biar Airin, saya yang anter,” ucap Vikar kembali pada kedua sahabat Airin.

“Tapi_”

“Tenang aja, saya nggak akan culik kamu Airin,” potong Vikar, Airin pun berbalik menatap kedua sahabatnya dan menganggukkan kepalanya, hingga kedua sahabatnya pun meninggalkan mereka berdua.

“Kamu mau ngomong apa?” tanya Airin sambil melangkahkan kakinya pelan.

“Kenapa selama ini kamu nggak pernah ngerespons perasaanku?” tanya Vikar sambil melangkah sedikit-demi sedikit mengikuti langkah Airin.

Sorry Vik, tapi saya nggak ingin kamu salah paham dengan sikap saya kepadamu.”

“Tapi, apa kamu nggak bisa sedikit saja membuka hati kamu untukku?”

“Untuk saat ini, saya belum memiliki rencana untuk membuka hati pada siapa pun,” jawab Airin dengan nada yang lembut, hingga langkah kaki mereka pun tiba di depan mobil sport milik Vikar.

“Kalau begitu, saya akan nunggu kamu sampai siap membuka hati untukku.”

“Jangan menunggu, karena kamu nggak akan kuat dan saya nggak bisa pastiin apa hati saya bisa milih kamu.”

“Itu urusan nanti, yang jelas saya akan menunggu kamu.”

“Terserah, yang jelas saya udah ngingetin kamu untuk tidak menunggu saya.”

“Masuklah,” ucap Vikar sambil membuka pintu mobilnya.

Airin menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam mobil Vikar.

Hanya keheningan dan suara musik yang menghiasi perjalan mereka.

Indah ceria masa-masa berdua bersamamu saat itu.
Canda tawa manis lugu dirimu saat itu.
Aku cinta kamu.
Tak ingin aku berpisah sebentar saja.
Kurasakan dunia milik berdua.

Seperti itu lah lirik lagu yang menghiasi perjalanan mereka lagu dari Jaz ‘berdua bersama’.

Hingga mereka tiba di depan rumah Airin. “Makasih udah mau nganterin saya,” ucap Airin sambil membuka pintu mobil Vikar.

“Airin, inget saya nggak akan nyerah deketin kamu.” ucap Vikar sambil menatap wajah Airin.

“Terserah,” jawabnya singkat lalu masuk ke gerbang rumahnya.

“Airin, memikirkanmu dalam dunia khayalanku itu mudah, namun membawahmu ke dunia nyataku itu sulit.” ucap Vikar sambil melajukan mobilnya.

🧕🧕🧕

Dera, wanita tomboi sahabat Airin ini dikejutkan akan keramaian di dalam rumahnya. Ia heran mengapa banyak kendaraan beroda empat yang terparkir di halaman rumahnya, hingga perlahan ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

“Assalamu’alaikum,” sapanya saat berada diambang pintu.

“Waalaikumsalam.” jawab beberapa wanita paruh baya, yang sudah ia pastikan mereka adalah teman airisan sang Mama, ia hanya tersenyum lalu melangkah menuju kamar tidurnya.

Pukul 19:30.

Toook tok tok....

“Der, makan dulu sayang,” ucap sang Mama sambil mengutuk pintu kamar Dera.

“Iya Mah,” ucapnya lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Dengan lahapnya ia menyantap makanannya yang ada di hadapannya.

“Der?”

“Iya, Mah.”

“Mama pengen ngomong sesuatu sama kamu.”

“Apa Mah?”

“Temen Mama pengen ngejodohin kamu dengan anaknya.”

Uhuuukkk....

Dengan cepat Dera mengambil segelas air putih dan meneguknya hingga tandas.

“Pelan-pelan sayang.”

“Mama bercanda kan?”

“Mama serius, iya kan Pah?”

“Iya Der, Mama kamu serius dengan ucapannya tadi.”

Dera mengembuskan napas panjang, seraya menetralkan perasaannya.

“Bagaimana kamu mau kan kenalan dulu dengan anak tante Rina?”

“Terserah Mama, Dera ngikut aja apa kata Mama,” ucap Dera pasrah, dia memang tipe wanita yang malas pusing.

“Oke sayang.”

🧕🧕🧕

Vikar, berkali-kali memikirkan cara agar ia bisa mendapatkan hati Airin, namun tetap saja selalu gagal, Airin memang sulit untuk ia dapatkan.

Namun bagaimana pun juga ia harus bisa mendapatkan Airin, hanya Airin salah satu jalan agar ia bisa memulihkan kondisi perusahaan keluarganya.

Pukul 20:00.

Vikar memarkirkan mobilnya di sebuah cafe, beberapa pria melambaikan tangan ke arahnya tanpa membuang waktu ia pun berjalan mendekati meja pria-pria tersebut.

“Gimana, udah bisa luluhin hati Airin Lo?” tanya seorang pria yang duduk di hadapannya.

“Belum, dia jual mahal banget.”

“Masa Lo nggak punya cara si buat dapatin dia?”

“Gue ke sini karena gue punya cara buat dapatin dia, tapi kalian harus bantuin gue.”

“Oke lah, asal bayarannya cocok.”

“Tenang aja, asal kerja kalian bagus.”

To be continue....

Pemilik Hatiku [END] (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang