5. Senyumanmu

627 107 22
                                    

"Hanya satu yang harus kita tanamkan dalam hati kita,
yaitu selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki."

~Pemilik Hatiku~


Yuk ninggalin jejak vote and coment

Happy reading 😊

Mentari perlahan memunculkan sinarnya membuat Airin tersenyum indah, ia memang sudah berada di balkon kamarnya menunggu pancaran sinar mentari di pagi ini.

Karena bagi Airin sinar mentari yang memancarakan cahayanya untuk menyinari bumi ini, bak putri cantik dengan senyuman yang sangat indah yang mampu memikat orang-orang di sekelilingnya.

Airin memang sangat suka menikmati pemandangan saat mentari mulai terbit dan terbenang, baginya waktu itu sangat indah, dimana Allah masih memberikan kita napas dari terbitnya sang pajar hingga terbenamnya sang pajar.

Hanya satu yang harus kita tanamkan dalam hati kita, yaitu selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki. Itulah yang ada dipikiran Airin.

"Airin, ini Mama sayang," ucap sang Mama sambil mengetuk pintu kamarnya.

"Iyah Mah."

"Mau ikut Mama ke butik?"

"Iya Mah, Airin mau ikut. Papa di mana Mah?"

"Ada di samping kolam renang, katanya mau sarapan di situ."

"Yah udah Mah, Airin mandi dulu setelah itu Airin ke bawah."

"Iya jangan lama-lama nanti papa udah kelaperan."

"Siap Mah."

Setelah rapi menggunakan dress lengan panjang berwarna navy polos dengan panjang baju hingga di bawah lutut dan menggunakan tas kecil berwarna senada serta rambut panjang yang terurai. Airin pun menghampiri sang Papa.

"Pagi Pah," ucapnya sambil duduk di samping sang Papa.

"Pagi sayang, cantik banget emang mau ke mana?"

"Mau ikut Mama ke butik."

"Oh gitu. Anak Papa kapan mau menutup auratnya?"

"Pah, Airin sementara belajar Pah, agar kelak saat Airin sudah berhijab, Airin tidak mudah lagi terpengaruh saat melihat teman-teman Airin yang tak berhijab."

"Berniatlah karena Allah Nak," ucap Dito dan Airin pun menganggukkan kepalanya.

"Airin tahu tidak, bahwa seorang anak perempuan yang sudah baligh itu, sudah seharusnya menutup auratnya nak, sebab jika tidak maka dosanya akan ditanggung oleh ayah mereka," kata sang Mama dengan nada lembutnya.

Ucapan sang Mama seketika membuat Airin semakin sedih sebab sang Papa pasti telah banyak menangung dosanya, Airin meneteskan air mata dan menatap wajah sang Papa lalu memeluknya.

"Pah maafin Airin yah, Airin janji akan secepatnya menutup aurat."

"Iya sayang, Papa maafin Airin tapi Airin harus segera menutup aurat, Rin untuk menutup aurat itu tidak perluh nunggu hati kita baik atau siap nggak siap kamu harus sudah nutup aurat, sebab menggunakan hijab itu wajib hukumnya dan hati yang baik itu bisa ngikut nantinya."

"Iyah Pah Airin ngerti, Airin janji akan berubah," ucap Airin sambil melepas pelukannya.

"Iya sayang, Papa pegang janji kamu, ini semua hanya untuk kebaikan Airin juga sebab Airin anak kesayangan Papa, jadi Papa nggak mau nantinya Airin menikah dengan laki-laki yang ahlak dan agamanya buruk, makanya Papa mau Airin berubah, Airin pernah bacakan di salah satu ayat suci Al-qur'an.

Allah berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)."(QS.An-Nuur:26).

Dan Papa maunya kamu termasuk dalam wanita-wanita yang baik itu agar kelak kamu mendapatkan laki-laki yang baik pula, mengertikan maksud Papa."

"Iya Pah Airin ngerti kok."

"Yah sudah sarapannya di habisin dulu kan katanya mau ikut Mama ke butik."

"Iya Mah."

🧕🧕🧕

Pukul 09:00.

Airin tiba di butik muslimah milik sang mama, hijab dan berbagai pakaian syar'i terpajang di sana membuat netra Airin terkesima.

Meski ini bukan kali pertama ia datang ke butik sang mama, namun ia benar-benar merasa nyaman menatap pakaian-pakaian tersebut.

"Rin, Mama ke ruangan kerja dulu, kamu mau ikut apa di sini aja?"

"Disini aja Mah, Airin mau bantuin Emba Nina aja."

"Ya udah, Mama masuk yah."

"Iya Mah."

Airin melangkah menuju bagian resepsionis, dimana asisten sang mama yang sering di sapanya emba Nina berada.

"Halo Emba Nina."

"Halo Airin, mau bantuin Emba nggak."

"Mau dong."

"Ya udah, Emba minta tolong gantiin Emba sebentar yah soalnya Emba kebelet pipis."

Airin terkekeh mendengar permintaan Nina. "Ya udah sana, biar Airin yang gantiin Emba."

"Makasih gadis cantik," ucap Nina lalu beranjak menuju toilet.

Menatap tak ada pelanggan, akhirnya Airin memilih duduk dan memainkan telpon genggamnya, perlahan ia asik dengan perbincangan di grup whatsApp -nya. Hingga tanpa sadar seorang pria telah berdiri di hadapannya dan perlahan mengetuk meja resepsionis tersebut.

"Astaghfirullah," ucap Airin spontan karena kagetnya.

"Assalamu'alaikum," ucap pria itu lembut.

"Waalaikumsalam. Ada yang bisa saya bantu Mas?"

Pria itu tersenyum melihat ekspresi wajah Airin, menurutnya sangat imut dan menggemaskan.

"Saya mau ketemu pemilik butik ini."

Belum saja Airin menjawab, Nina sudah lebih dulu memanggil pria itu untuk mengikutinya.

"Mas yang mau ambil pesanan baju syar'i yah?"

"Iya."

"Baik silahkan ikut saya," ucap Nina dan pria itupun mengikutinya.

Sementara Airin hanya menatap punggung pria itu lalu kembali fokus pada layar handphone-nya.

Namun seakan ada desiran aneh di hatinya, membuat ia kembali menatap punggung pria itu. Airin menautkan kedua alisnya, sungguh ia merasa pernah menatap punggung itu.

Tak ingin mengambil pusing mengenai pikirannya, Airin lebih memilih mengirim pesan singkat kepada sang mama.

Dari kejauhan pria itu berbalik menatap Airin, sungguh ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

Bibirnya ikut tersenyum saat menatap gadis itu tersenyum, entah mengapa senyuman gadis itu terlihat sangat indah di matanya.

To be continue...

Pemilik Hatiku [END] (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang