15. Yakin Ta'aruf

404 53 19
                                    

"Tidak semua keinginan yang kita buat akan sesuai dengan rencana, tapi itu bukanlah alasan untuk menunda niat baik yang akan dilakukan,"

~Pemilik Hatiku~

Airin merebahkan tubuhnya, bersiap untuk terlelap dalam tidurnya. Namun suara dering dari ponsel yang ia letakan di atas nakas membuatnya kembali membuka matanya yang tadi telah terpejam.

Tangannya mulai bergerak meraba nakas untuk mengambil benda pipih tersebut.

"Assalamu'alaikum, ada apa Mas?" tanyanya setelah mengangkat telepon dari Bian.

"Waalaikumsalam. Mas hanya mau bilang kalau Mas lagi di Surabaya, jadi besok jika urusan Mas sudah selesai, Mas akan jemput kamu untuk pulang ke Jakarta."

"Loh kok jemput aku si Mas, kan aku masih punya waktu dua hari lagi untuk liburan,"

"Liburannya di Jakarta aja, kamu ikut Mas pulang karena Mas nggak akan biarin kamu pulang sendiri,"

"Tapi Mas-"

"Ikut apa kata Mas, apa yang Mas lakuin hanya untuk menjaga kamu. Masalah tante Hanum biar Mas yang bicara sama dia besok."

Airin hanya diam tak mengeluarkan suara sedikit pun, ia hanya berpikir apa yang dikatakan Bian ada benarnya, ia memang tak mungkin untuk pulang seorang diri karena itu hanya akan membuat keluarganya kuatir. Namun Airin masih ingin berada di sini, ia merasa betah berada di lingkungannya saat ini.

"Rin, kamu dengar Mas tidak si?"

"Iya Mas,"

"Yaudah, tidur gi Mas tutup telponnya. Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam."

🧕🧕🧕

"Umi," panggilan itu membuat Ustadzah Mina menatap ke arah putranya.

"Ada apa si Lim, masih pagi udah teriak aja?"

"Umi, Halim mau ngomong sesuatu,"

"Ngomong apa?"

"Tunggu dulu Umi, tapi Abi ke mana?"

"Udah ke pesantren,"

"Yaudah, Halim ngomong sama Umi aja,"

"Mau ngomong apa si Nak?"

"Umi, Halim yakin Umi, Halim yakin ingin mengajak Airin untuk ta'aruf,"

"Halim bener-bener udah yakin?"

"Insya Allah Umi,"

"Alhamdulillah, apa kamu mau Umi nyampain ini ke nak Airin langsung?"

"Jangan Umi, biar Halim aja yang ngomong langsung,"

"Kamu yakin? Ingat jangan berduaan!"

"Iya Umi, Halim tahu kok nanti aku bicaranya jika ada Lea juga,"

"Ya sudah, terserah kamu Umi percaya kamu tahu mana yang terbaik untuk kamu."

"Makasih yah Umi,"

Pemilik Hatiku [END] (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang