1

114 64 21
                                    

Lian-Fan kini tumbuh menjadi gadis cantik nan anggun, kecantikannya tak luput dari perpaduan Jia-Li yang anggun dan Jun-Fan yang tampan. Kecantikannya terlihat saat dia kini menginjak usia 19 tahun.

Gadis itu masih saja setia berlama-lama di dalam kamar. Tak lain memandangi Foto keluarga mereka.

"Lian, ayo cepat keluar. Kita makan bersama." Teriak Jia.

"Iyah mama. " kata Lian sembari menyembunyikan Foto mereka di dalam dompet miliknya.

Kini Lian ikut bergabung di meja makan bersama Jia.

"Mama setelah ini akan pergi ke toko. Kamu tolong bersihkan rumah yah Lian."

"Kenapa mama pagi sekali membuka Toko Bunganya?"

"Iyah, karena pagi ini ada pemasok yang akan mengantar ke toko kita sayang."

"Ma, "Lian terdiam sejenak mengatur napasnya "apa mama tidak merindukan papa?"

Jia memandangi putrinya dengan tatapannya mulai serius. "Lian, ini masih terlalu pagi untuk membicarakan itu."

"Ma, Lian rindu papa".

"Tidak Lian, kau tidak boleh merindukan papamu ". Kata Jia yang sudah mulai kesal.

"Tapi mama?". Kata Lian yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Habiskan sarapanmu, lalu bersihkan rumah. Setelah itu susul mama dan bantu mama di toko." Kata Jia kini bangkit dari dudukya dan pergi meninggalkan Lian.

Lian hanya menunduk. Tak berani membantah Jia.

Jia berjalan menuju toko bunganya. Sambil memikirkan perkataan Lian barusan. "Maafkan mama nak, mama hanya ingin kau dan mama merasa aman, mama ingin kita hidup damai.

Di sisi lain Jun-Fan yang berada di kursi kebesarannya memandangi Foto-foto putrinya yang kini sudah semakin dewasa dan cantik. Dia bertekan akan secepatnya membawa istri dan anaknya ke dalam istananya yang sudah cukup sepi tanpa canda dan tawa mereka.

"Bos" kata Jingmin yang sudah berada di depan Jun-Fan.

"Bagaimana keadaan mereka?"

"Seperti biasa Bos".

"Bagus, kau awasi mereka, aku ingin mereka selalu aman walau aku tak di sampingnya."

Lian kini telah menyelesaikan tugasnya di rumah. Dan kini Lian bersiap menuju toko bunga miliknya.

"Hai, Lian..." sapa seorang pemuda yang ia yakini adalah kekasihnya. Ya kekasihnya yang bernama .Kaibo. Lian berhenti dengan langkahnya dan tersenyum menatap Kaibo yang sudah merentangkan tangannya.

"Kai, kapan kau kembali dari Korea?" Kata Lian sambil memeluk tubuh Kai.

"Tadi malam, maaf aku baru bisa mengunjungimu sekarang." Sambil di kecupnya bibir Lian.

"Yah, tak masalah." Kata Lian yang masih memeluk Kai.

"Oh iya aku akan segera pergi Lian, aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."

"Lagi, kau lebih memilih geng mu dari  pada aku." Rajuk Lian.

"Oh ayolah Lian, kau tau kan di sini aku ketuanya. ketua Gangsternya."

Ya, Lian memang sudah tau pekerjaan Kai sebenarnya Lian tau kalau Kai adalah ketua Gangster Bernama Wolf. Hanya saja dia menyembunyikannya ini semua dari mamanya.

"Baiklah. Kau boleh pergi."

"Oh sayang ngomong-ngomong aku ingin sekali mencicipi tubuhmu itu."katanya dengan kekehan.

"Dalam mimpimu tuan Gengster." Kata Lian lalu pergi meninggalkan Kai yang masih setia menatap kepergian Lian. Lalu di susulnya.

"Lian beri aku ciuman, setelah itu aku akan pergi." Lian kini menatap Kai pria yang di cintainya itu. Lalu di tanpa aba-aba, Kai mendaratkan bibirnya di bibir lian dan memberikan Lian ciuman yang sangan menggairahkan, tak lupa Kai bermain di rongga mulut Lian dan mengapsen setiap gigi Putih milik Lian dengan Lidahnya. Setelahnya pagutan itupun terlepas.

"Aku akan pergi" kata Kai lalu di beri anggukan oleh Lian.

REVENGE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang