Lian kini berjalan memasuki toko milik Jia ibunya. Dan meletakkan tasnya di atas meja kasir dengan asal."Lian, ada apa denganmu." Tanya Jia yang melihat putrinya dengan wajah yang sedang badmood.
"Oh ayolah mama, Lian hanya sedang tidak bersemangat"
"Kau belum bertemu dengan Kaibo?"
"Sudah mama, tadi dia menemuiku, hanya sebentar, dia langsung pergi bekerja."
"Yah biarkan saja dia bekerja, setidaknya tadi kalian sempat bertemu". Ucap Jia sambil menepuk pundak Lian.
"Hari ini kamu tidak latihan menari?"
"Lian sedang tidak bersemangat mama, Lian berencana bolos hari ini."
"Sayang sekali kamu adalah penari pedang terbaik Lian, jadi mama sarankan kamu jangan sering bolos".
"Hanya sekali ini saja mama, Lian akan jaga toko saja."
"Baiklah, terserah kau saja."kata Jia yang kini berlalu meninggalkan putrinya.
Kini Lian Fan yang sedang membantu Jia, namun dia di kejutkan dengan mobil mewah yang berjejer terparkir di depan tokohnya. Lian terkejut saat melihat pria paruh baya namun masih terlihat gagah walau usianya sudah tidak lagi muda yang dia yakini itu adalah papanya.
Mata Lian kini berkaca-kaca saat melihat sosok yang dia rindukan akhirnya datang menemuinya.
"Papa.." kata Lian yang masih membeku di depan meja kasir.
Pria itu tersenyum hangat menatap putrinya, yang ternyata putri kesayangannya masih mengingatnya.
"Lian, papa sangat merindukanmu." Tanpa basa-basi Jun-Fan langsung memeluk putri kesayangannya.Di saat yang sama, Jia yang melihat suami dan anaknya saling melepas rindu. Hanya diam mematung di dekat mereka. Matanya berkaca-kaca masih dengan rasa sakit yang membekas di hatinya.
"Mau apa kau datang ke sini?". Kata Jia sukses membuat ayah dan anak itu menatap ke arah Jia.
"Aku merindukanmu dan putriku."
"Mama, papa.." perkataan Lian terhenti saat Jia mengangkat tangannya.
"Diam Lian, aku berbicara dengan orang ini." Menatap Lian dengan mata yang sudah memerah "mengapa kau muncul lagi di hadapanku."
"Jia, aku ingin kau kembali denganku, bersamaku kita bisa merawat Lian bersama."
"Cukup, Jun-Fan. Kau tidak ingat yang aku katakan padamu waktu itu. Biar aku ingatkan lagi padamu. Aku akan kembali padamu jika kau berhenti dari pekerjaanmu ini.
"Jia..."
"Kenapa?, kau tidak bisa kan? Kau tidak akan pernah bisa berhenti Jun. Sekarang pergilah dari sini."
"Mama, jangan usir papa," Lian memohon
"Biarkan lelaki yang kau anggap papamu ini pergi Lian."
"Baiklah aku akan pergi, satu hal yang harus kau ketahui Jia, aku sangat merindukanmu." Kini Jun-Fan menatap putrinya dengan senyuman yang terukir di bibirnya. Dan berlalu meninggalkan ke dua orang yang dia sayang.
"Papa.." Lian berlari mengejar Jun-Fan.
Jia yang melihat putrinya mengejar Jun-Fan hanya diam dan menangis tanpa suara.
"Papa.. jangan pergi" Lian menarik lengan Jun-Fan.
"Papa akan selalu mengawasimu Lian, kau tak perlu khawatir papa akan meninggalkanmu. Karena papa tidak akan pernah meninggalkanmu." Katanya sambil mengusap kepala putrinya dengan lembut."ambil ini, ini akan berguna saat kau merindukan papa." Sambil di serahkan smartphone miliknya.
Lian menerimanya. "Jangan sampai mamamu tau, ya!" Titah Jun-Fan
Lalu di beri anggukan oleh Lian.
Jun-Fan tersenyum dan meninggalkan Lian yang masih berdiri di depan tokohnya.Lian kembali masuk ke dalam tokonya. Lalu Lian menatap Jia dengan tatapan yang sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE IN LOVE
General FictionBalas dendam, itu yang sekarang Lian fikirkan. Untuk membalas rasa sakit atas kematian ibunya. Karena ulah Kaibo kekasihnya. Mampukah Lian membunuh kekasihnya yang bernama Kaibo. Udah cuma segitu aja. Baca kalau mau tau.