19

30 16 6
                                    

Aaron tersenyum lalu menyingkirkan anak rambut yang menempel di pipi Lian. "Maaf aku tak bisa menghubungimu.. aku keluar negri mengurus bisnis baru."

"Bisnis baru?apa?"

"Aku berencana membeli sebuah pulau di Hawai dan membangun resort untuk bisnis."

"Oh..mari kita pulang" kata Lian sambil menenteng koper yang berisi berlian itu.

"Tunggu, itu apa?" Sambil di tunjuknya koper yang di pegang Lian.

"Ini, berlian milik klien."

"Tugas berat pertamamu?"

"Iyah.. tapi aku yakin bisa menyelesaikan dengan baik." Lian tersenyum menatap Aaron dan sebaliknya Aaron menatap Lian dengan Khawatir.

"Aku akan mengantarmu besok."

"Tidak usah.. pekerjaanmu masih banyak Aaron. Aku takut mengganggumu."

"Ah. Baiklah mari kita pulang."

Lian dan Aaron keluar dari Kasino memasuki mobil sport milik Aaron dan Aaron melajukan mobilnya menjauh dari Kasino menuju rumah mereka.

●●●●●

Lian mengantar sekertaris tuan Yan untuk menemui Klien dan menyerahkan berlian Tuan Yan kepada kliennya. Namun  di tengah jalan mereka di hadang dengan segerombolan geng motor.

"Nona Lian sepertinya mereka mengincar berlian ini" kata Jingmin

"Tenang paman kita hadapi mereka." Lian menatap Meilan sekertaris tuan Yan. "Jangan-jangan ini ulahmu, Meilan."

"T..tidak nona, ini bukan aku yang merencanakan." Katanya gugup.

"Sial. Mereka banyak. Paman hubungi anak buah yang lain aku takut kita tidak bisa mengatasi semua ini."

Jingmin mengangguk. "Baik nona"
Jingmin lalu menghubungi beberapa anak buahnya yang masih berada di markas. Dan tanpa memberi tahu Lian Jingmin menghubungi Aaron.

Di sisi lain Aaron yang mendapat pesan dari Jingmin langsung bergegas menyusul Lian.

Mobil Lian masih beriringan dengan para geng motor yang ingin merampas berlian dari tangan Lian.
"Paman, lambang tengkorak itu apa paman mengetahui siapa mereka?"

"Sepertinya itu geng Mogui nona, tapi bagaimana mungkin mereka ada lagi setelah waktu itu mereka kalah melawan Long Jian."

"Sial, sepertinya mereka ingin balas dendam. Kita harus hati-hati paman."

"Baik nona."

"HENTIKAN MOBILNYA" Teriak seseorang yang sudah menghadang di depan mobil Lian sambil menodongkan pistol.

Sontak supir yang mengemudikan mobil Lian meberhenti. 
"Ayo kita keluar paman, kita lawan mereka."

"Nona di dalam saja biar saya yang keluar." Lian mengangguk. Jingmin lalu keluar dan membawa pistolnya menyerang para geng yang menghadang mereka.

Lian mengamati mereka dari dalam mobil. Namun Lian terdiam saat sekertaris tuan Yan menodongkan pistol ke arah pelipis Lian. "Serahkan berlian itu nona, atau peluru pistol ini bersarang di pelipis anda."

Lian tersenyum. "Dalam mimpimu nona Meilan." Dengan sigap Lian langsung menangkis pistol yang ada di tangan Meilan dan memukul pundak Meilan sampai pingsan. Lian mengambil borgol yang ada di dasbord mobilnya. Dan memborgol tangan Meilan ke pegangan yang ada di pinggiran pintunya.

"Aku akan keluar, kau jaga dia."

"Baik Nona".

Lian lalu keluar dari mobil tak lupa Lian menutupi wajahnya dengan masker hitam. Membawa katana dan pistolnya. Lian berlari membantu Jingmin yang sedikit kewalahan. Lalu menendang orang itu sampai terpental.

"Paman, biar aku yang hadapi ini, paman kembali ke mobil awasi mobil kita."

"Baik nona" Jingmin berlari kembali ke dekat mobilnya. Lian melanjutkan serangannya ke orang itu.mereka bertarung menggunakan katana mereka pertarungan Lian dengan orang itu cukup sengit mereka sama-sama ahli menggunakan pedangnya bagi Lian ini cukup membuatnya kewalahan. Lian lebih banyak menangkis serangan dari pada menyerang.

REVENGE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang