Lian memasuki ruangannya, di lihatnya Jun-Fan sudah berada di dalam ruangannya menatap ke luar gedung sambil meminum secangkir kopi yang ada di tangannya.
"Papa.." kata Lian langsung menghampiri Jun-Fan.
"Pagi Lian.." kata Jun-Fan tersenyum menatap putri tercintanya lalu di peluknya Lian.
"Pagi juga papa, ada apa papa pagi-pagi sudah berada di sini?".
Jun-Fan tersenyum lembut. "Hanya ingin menemui putri papa. Papa dengar kamu menyelesaikan tugas dengan baik kemarin, meski ada pertarungan yang sangat sengit.?"
Lian tersenyum dan mendaratkan bokongnya di sofa tamu. "Yah.. untung saja ada Aaron datang tepat waktu."
"Yaya.. papa hanya ingin memberi tahukanmu Lian. Mereka adalah geng Wolf. Yang di pimpin oleh Kaibo dan juga Antoni. Saudara Kaibo."
Lian terkejut mendengar ucapan Jun-Fan. "Bukankah yang menyerangku itu Mogui pa?"
"Iyah.. Mogui berubah menjadi Wolf karena kepemimpinan Kaibo di sana. Papa harap kamu hati-hati dengannya. Papa sudah menyelidikinya. Dia bukan pria yang mudah untuk di takhlukkan".
Lian mengangguk paham dengan apa yang di ucapkan Jun-Fan.
"Oiya. Satu hal lagi, Lian. Berhati-hatilah juga dengan Antoni. Pria itu adalah saingan bisnis Aaron. Dia sangat licik. Kamu harus berhati-hati."
"Apa hubungannya dengan Lian papa?".
"Tentu ada. Kau adalah kekasih Aaron, sekaligus juga pemegang ke dua Fan corp."
"Lian akan berusaha berhati-hati pa."
Jun-Fan tersenyum. " kalau begitu papa pergi dulu. Selesaikan pekerjaanmu."
Lian lalu mengangguk dan menghampiri Jun-Fan lalu memeluk pria paruh baya itu.
Setelah selesai dengan pekerjaannya Lian pergi keluar gedung kantornya. Langkah Lian terhenti saat melihat seseorang telah menantinya di lobi.
Lian lalu menghampirinya."Bagaimana kau tau aku di sini." Tanya Lian sinis.
"Aku ingin bicara". Kata Chyou dengan tatapan memohon.
Akhirnya Lian menuruti. " ikut aku" kata Lian sinis sambil berjalan menuju mobilnya dan di ikuti Chyou. Mereka masuk ke dalam mobil mewah milik Lian meninggalkan gedung kantornya.
Mobil Lian berhenti di sebuah kafe yang dekat dengan gedung kantornya.
Dan setelah berada di dalam kafe akhirnya Lian membuka suara.
"Ada apa kau datang padaku?""Aku tak menyangka, aku memiliki sahabat yang ternyata anak seorang yang berpengaruh di dunia bisnis dan mafia." Chyou sedikit tersenyum sinis menatap Lian.
"Sudah jangan buang waktuku, atau tidak aku akan meninggalkanmu di sini." Kata Lian yang sudah sangat muak dengan Chyou.
Chyou menatap Lian dengan mata yang sudah memerah.
"Jangan kembali pada Kaibo. Aku takkan membiarkanmu kembali padanya."Lian tersenyum. "Ambil saja dia. Aku tidak butuh pecundang sepertinya."
"Jaga ucapanmu, aku tak suka kau menjelek-jelekkannya."
Lian tersenyum miris. "Budak cinta. Tenang saja. Aku tidak tertarik lagi dengan priamu itu."
"Tidak. Aku sangat memohon padamu, jauhi Kai saat dia datang padamu nanti. Kalau tidak aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri." Ancam Chyou.
Lian terkekeh mendengar ucapan Chyou. "Lucu sekali kau ini." Seketika raut wajah Lian berubah menatap Chyou. "Yang benar adalah aku yang akan membunuh kalian semua saat kalian mengusikku lagi." Lian bangkit dari duduknya meninggalkan Chyou yang tampak Syok dengan ucapan Lian.
Awalnya Chyou datang akan mengancam Lian, namun nyatanya sekarang dia yang merasa terancam. Bibir Chyou bergetar dan matanya memerah. "Aaaaa... awas kau Lian" teriak Chyou yang membuat semua orang yang berada di dalam ruangan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE IN LOVE
General FictionBalas dendam, itu yang sekarang Lian fikirkan. Untuk membalas rasa sakit atas kematian ibunya. Karena ulah Kaibo kekasihnya. Mampukah Lian membunuh kekasihnya yang bernama Kaibo. Udah cuma segitu aja. Baca kalau mau tau.