3

85 62 0
                                    

Lian menutup tokonya dan setelahnya ia berjalan mengikuti langkah Jia dari belakangnya. Tanpa mau mensejajarkan langkahnya.

Sesampainya di rumah Jia hanya diam. Mengabaikan Lian sendirian.
"Mama ingin istirahat, kau kunci rumah dan jangan pergi kemana-mana." Kata Jia yang kini menatap putrinya dengan dingin.

Lian tidak menjawab perkataan Jia, namun Lian melakukan apa yang di katakan oleh Jia. Setelah menutup pintu kini Lian berjalan memasuki kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur.
Lian menatap smartpone pemberian Jun-Fan.

Di sisi lain Jia yang sedang berada di kamarnya, terbayang oleh ingatan masa lalunya bersama Jun-Fan. Di mana mereka saling mencintai dan menyayangi satu sama lain.
Sampai di mana mereka memutuskan untuk berpisah.

"Jun, aku sangat merindukanmu, mengapa kau tak bisa berhenti dari dunia hitammu itu Jun." Kata Jia dalam tangisnya. Jia selalu berharap Jun-Fan keluar dari dunia hitamnya. Karena Jia takut jika suatu saat melihat Jun-Fan meninggalkannya dari dunia ini karena pekerjaannya.

Sampai pada akhirnya Jia tertidur karena lelah dengan tangisnya.

■■■■
Lian akhirnya memutuskan untuk menghubungi papanya dia mendial nomor yang tela tertera atas nama papa. Dan tersambun.

"Lian." Kata Jun-Fan dari kejauhan sana.

"Papa,apakah papa sehat?"

"Papa selalu sehat sayang, Lian berada di mana?"

"Lian ada di kamar pa."

"Bagaimana keadaan mama?"

"Mama masih tidak mengatakan apa-apa pada Lian, sepertinya mama masih marah."

"Oh, mungkin mama kamu sedang lelah."

"Papa, Lian ingin bertanya."

"Ya, tanyakan sayang".

"Apakah papa mencintai mama?"

"Sangat."

Lian tersenyum dengan pernyataan Jun-Fan.

"Papa, jaga kesehatan. Da papa".

"Iyah, kamu juga Lian."

Lalu panggilan telepon mereka terputus. Lian sedikit legah karena pengakuan dari Jun-Fan.

☆☆☆☆

Setelah sarapan pagi Jia memutuskan untuk segera pergi ke toko bunga miliknya.
"Lian, hari ini kamu tak perlu bantu mama ke toko."

"Tapi ma, ada apa?"

"Kamu di rumah saja, jangan membanta mama."

"Baik ma," kata Lian dengan lesu.

Jia kini pergi keluar rumah menuju tokonya. Namun di tengah jalan dia melihat Kaibo dengan beberapa pria berjas hitam, Jia selalu memperhatikan gerak gerik Kaibo.
Jia terkejut saat Kaibo dan beberapa orang yang berjas hitam itu tengah membuat onar di salah satu restoran cepat saji milik orang.

Jia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Saat melihat Kaibo dengan bangganya mengusir dan memukuli pemilik restoran itu. Jia tak habis fikir bagaimana seorang yang sangat baik di hadapannya bisa melakukan perbuatan kejam pada seseorang. Karena selama ini yang Jia tau Kaibo adalah anak yang sangat baik.
Jia langsung saja berlari kembali pulang.

Lian terkejut saat mengetahui Jia yang tiba-tiba saja kembali ke rumah.
"Mama, mengapa mama ketakutan. Ada apa ma?"

Jia berjalan menghadap Lian. "Putuskan hubunganmu dengan Kaibo".

"Ma, sebenarnya ada apa?" Tanya Lian yang masih belum paham dengan ibunya.

"Mama bilang putuskan hubunganmu dengan Kaibo. Dia bukan pria yang baik."

Lian diam tanpa kata menatap Jia. Lian berfikir bahwa kini mungkin mamanya telah mengetahui identitas Kai.

"Ma, Lian bisa jelaskan."

Jia terkejut dengan perkataan Lian. "Jadi selama ini kau telah mengetahui pekerjaan Kaibo sebenarnya?, kau, bagaimana bisa kau membohongi mama Lian."

"Ma, Lian hanya." Belum sempat Lian menjelaskan Jia menyelah.

"Hanya tak ingin mama akan membenci Kai kan!. Dan akhirnya mama harus membenci Kai. Kau tidak boleh lagi berhubungan dengan Kai."

REVENGE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang