Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang sudah mati? Terlalu rumit untuk dijelaskan. Terlalu sakit untuk dimengerti. Dan terlalu pahit untuk dirasakan. Sunghoon hanya mengenali rasa kesepian, hampa, tidak peduli di mana ia berada. Mengabaikan teman-temannya yang bicara. Semua kosong tanpa bekas, lenggang tanpa jejak.
Hampa. Lubang hitam bernama kehampaan itu tetap ada bagaimanapun kerasnya usaha Sunghoon untuk menutupnya karena ternyata, lubang itu sama seperti blackhole, ia menghisap apapun untuk masuk ke dalamnya dan hilang tanpa jejak. Tak kembali bahkan sampai detik waktu berhenti.
Hari-harinya pun tetap sama seperti sebelumnya. Lubang hitam di dalam rongga dada Sunghoon tetap terbuka, menganga dan semakin melebar.
Dokter bilang itu adalah Emfisema.
Tapi Sunghoon yakin itu adalah penyesalannya.
﹏﹏﹏🎻-Remεmber-🎻﹏﹏﹏
✧ <<———— :・゚✧ *:・゚ ————>> ✧
◎◐◎◐◎
Park Sunghoon terbangun pagi hari ini dengan perasaan kosong. Dengan hati terasa hampa, tanpa penawar dan hanya disuguhkan rasa hambar. Dikerjapkannya mata beberapa kali, berharap berat di kelopak matanya pergi kemudian menghela napas seperti biasa. Menangis pun rasanya tak berguna, karena nyatanya tak ada lagi alasannya untuk bernyawa.
Jendela kamarnya masih tertutup, tapi tirainya sudah terbuka. Sepertinya Ibu yang membuka tirai jendela, mengijinkan sinar mentari menyeruak masuk, mungkin jika bisa mendobrak hati yang mungkin sudah mati. Dari posisi ranjangnya, Sunghoon bisa melihat rintik hujan menempel di jendela.
Sambil memaksakan diri, Sunghoon mengangkat tubuhnya untuk duduk bersandar di kepala ranjang dengan bantuan bantal agar punggungnya lebih empuk. Jika bisa, Sunghoon ingin menangis di tengah rintik hujan di luar sana, karena efektif menyamarkan hatinya yang terluka, memudarkan air matanya yang ingin menetes tak terkira.
Ada suara TV yang menyala, dan disudut ruangan ada Ayah Ibu yang tengah tertidur di atas sofa. Tapi Sunghoon merasa kosong, hampa, bahkan rasanya nyaris tak bernyawa.
Sunghoon segera memalingkan wajah menatap apa saja selain pemandangan kedua orang tuanya, matanya berkaca-kaca menahan sesak yang semakin menghimpit. Masih terekam jelas dalam ingatannya, Ayah yang menghela nafas berkali-kali sedangkan Ibu terus terdiam dengan pandangan kosong tanpa mengeluarkan sepatah kata sejak semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember | HSH🎻
Fanfiction[COMPLETE] Ketika penyesalan mendominasi segalanya, dia pikir mati adalah jalan terbaik. Dulu Sunghoon mengabaikan bahkan membenci cahaya-nya, Lee Heeseung. Sekarang? Dia telah kehilangan cahaya penerang itu. Lee Heeseung telah hilang, tidak kembal...