"Di antara deretan panjang penyesalanku, melepasmu pergi adalah salah satunya"
Sunghoon merasakannya. Detik ini ia merasakannya, di mana tak ada yang tahu bahwa ia menderita seorang diri. Tanpa siapa pun, selain memori indah yang kini hanya sebatas pengandaian dan penyesalan tak terhingga yang telah terlantas menjulang.
Heeseung tidak pernah kembali, bahkan siluetnya tak pernah ada.
Sunghoon tidak pernah merasa sendirian seperti saat ini.
Sunghoon kembali tertutup setelah Heeseung menghilang suatu hari. Menghilang begitu saja. Itu mencabik-cabik Sunghoon saat Heeseung pergi tanpa peringatan sama sekali. Rasanya tidak benar dan mengerikan.
Teman-temannya, Jay, dan Jake telah mencoba yang terbaik untuk memperbaiki hatinya yang hancur, tetapi Sunghoon justru semakin menjauh. Hati Sunghoon bahkan memiliki lubang hitam yang masih tetap terbuka dan menganga. Hatinya sudah hancur tidak bisa diobati bahkan dengan betadine atau mencintai orang lain.
Pernahkah kau melihat matahari setelah patah hati?
—Membeku di suatu tempat pada waktunya—
Apakah kau pernah melihat bintang setelah kata selamat tinggal?
Sunyi. Dunia yang biasanya bising itu kini sepi. Bayangan Heeseung yang memeluknya bahkan telah lenyap tertelan cahaya.
"Heeseung, jangan—", Sunghoon tidak mampu lagi berteriak, "—jangan pergi..."
Itu adalah hal yang terakhir kali Sunghoon teriakan sebelum telinganya berdenging nyeri dan semua suara hilang dalam seketika, dan gelap mengambil alih semuanya.
Sunghoon berusaha membuka matanya dengan keras, namun nihil. Seakan ada lem perekat, kelopaknya tak mau terbuka. Usapan lembut di kelopaknya seakan memberi mantra dan dorongan. Usapan itu seakan mengatakan 'pelan-pelan saja, Hoon-ie'.
Sunghoon menurut, kelopaknya terbuka, namun lidahnya kelu untuk memanggil wanita yang menangis di hadapannya tanpa suara, itu Ibunya. Cairan ikut keluar dari mata indah Sunghoon.
Hari-hari berikutnya, masih sama. Kosong tanpa cela. Sunghoon selalu menampik nampan yang diletakkan Ibu di ranjangnya hingga makanan di atasnya kini berserakan kemana-mana.
"Park Sunghoon!"
Ayah hampir memarahinya, namun ia urungkan niatnya, kembali melihat putra semata wayangnya yang kini hancur tak berbekas.
Sunghoon menatap Ayahnya dengan mata berair dan kembali bergumul dengan selimut. Sunghoon benar-benar berubah. Pemuda itu menjadi cepat emosi dan bosan.
Tidak. Ibunya tidak pernah marah pada Sunghoon, ia marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi sosok ibu yang baik untuk Sunghoon.
Wanita itu memeluk Sunghoon meskipun pemuda itu berontak dibalik selimutnya, "Maaf, maafkan Ibu, Sunghoon..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember | HSH🎻
Fanfic[COMPLETE] Ketika penyesalan mendominasi segalanya, dia pikir mati adalah jalan terbaik. Dulu Sunghoon mengabaikan bahkan membenci cahaya-nya, Lee Heeseung. Sekarang? Dia telah kehilangan cahaya penerang itu. Lee Heeseung telah hilang, tidak kembal...